Libatkan Prabowo, Posisi Ical Makin Kritis


Posisi Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie saat ini cukup kritis.

Tanda-tandanya bisa dilihat dari internal dan eksternal. Secara internal, tampak dari penolakan pleno DPP Partai Golkar terhadap percepatan Munas bulan November 2014.

Secara eksternal nampak dari dilibatkannya Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam konsolidasi Aburizal Bakrie di Bakrie Tower kemarin.

“Posisinya cukup kritis. Lagi pula, sangat ironis sebenarnya partai politik sebesar Partai Golkar sebagai urutan kedua pemenang pemilu justru membutuhkan kehadiran ketua umum partai lain yang jauh lebih muda kelahirannya,’’ demikian diungkapkan pengamat politik dan hukum UKSW Salatiga, Theofransus Litaay, kepada SP, Rabu (26/11).

Theo mengatakan, pada sisi lain, pertarungan di Partai Golkar seringkali ditentukan pula oleh kekuatan ekonomi, dalam hal itu Aburizal Bakrie memiliki kekuatan kapital.

“Yang diharapkan masyarakat sebenarnya adalah agar Partai Golkar bisa berperan positif dalam pembangunan, oleh sebab itu momentum munas seharusnya dijadikan kesempatan melahirkan gagasan-gagasan bernas bagi bangsa dan bukan terdegradasi menjadi sekedar mempertahankan jabatan ketua umum partai,” tegasnya.

Jika degradasi semacam itu terjadi maka akan menjadi sejarah baru bagi partai sebesar Partai Golkar, dimana munas partai hanya digunakan untuk persoalan jabatan ketua umum.

Dari sisi keseimbangan kekuatan di parlemen, menurut Theo, kisruh terbuka Partai Golkar menunjukkan bahwa mereka tidaklah solid dan ini bukan kabar baik bagi Koalisi Merah Putih (KMP), karena jika sekalipun nantinya Aburizal Bakrie yang menang maka suara Golkar di parlemen tidak akan sesolid sebelumnya, sehingga membutuhkan energi politik yang lebih besar untuk mencapai sikap politik dalam kalangan partai peserta KMP.

Di sisi lainnya, jika Agung Laksono atau Agus Gumiwang yang memimpin Golkar maka belum tentu Golkar akan bertahan di KMP, apalagi jika Presiden Joko Widodo kemudian mulai menunjuk para eksponen Golkar untuk mengisi posisi strategis pemerintahan.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

265 thoughts on “Libatkan Prabowo, Posisi Ical Makin Kritis

  1. james
    November 26, 2014 at 4:25 am

    sebaiknya Ical diganti saja sebagai Ketua Golkar, karena Warga Masyarakt pun sudah Tidak Simpati lagi terutama Uang Penggantian Lapindo belu selesai hingga hari ini juga dan Ical sudah Tidak Populer lagi dalam Golkar, maka terjadi Golkar terpecah menjadi dua dan terjadi kericuhan dan juga Golkar sudah tidak banyak dukungan dari KMP sendiri, bye bye Ical so long farewell

  2. Anti+FPI
    November 26, 2014 at 2:06 pm

    Semoga Ical kalah nanti dan Golkar balik mendukung Jokowi.

  3. AMASS.
    November 26, 2014 at 4:25 pm

    Ini semacam cabang besar bertengger pd ranting kecil……tentu saja pasti bukan cuma “if” tetapi “when” bakal patah keduanya.(untunglah kalau tdk ditimpa sekali ).
    kwalitas pimpinan yg hrs paham mengambil altenative yg tepat.bukan cuma asal bisa beli”,asal,bisa” bayar” tetapi bisa “jual”

  4. K+H+Liat
    November 26, 2014 at 8:59 pm

    Dekat-2 dengan Gerindra, ada kemungkinan minta pinjaman suntikan kapital untuk money politic. Si Long Chin ini takut disuruh bayar ganti rugi Lapindo ya? Golkar dipakai sebagai kendaraan untuk kepentingan diri sendiri.

Leave a Reply to K+H+Liat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *