KISAH Komandan Tim Kopassus Bersandiwara Bohongi Pasukannya Sebelum Misi Berbahaya, Ini Tujuannya


Seorang komandan tim kopassus pernah membohongi pasukannya dengan bersandiwara sebelum melakukan misi berbahaya.

Komandan tim Kopassus yang bersandiwara itu tak lain adalah Sintong Panjaitan, seperti dilansir dari buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karya Hendro Subroto.

Saat itu, terjadi pembajakan pesawat DC 9 Woyla dengan rute Jakarta-Medan pada 28 Maret 1981.

Sintong Panjaitan ditunjuk menjadi pemimpin operasi lapangan untuk misi pembebasan para sandera.

Detik-detik Kopassus Terobos Kepungan Kelompok Komunis

Detik-detik Kopassus Terobos Kepungan Kelompok Komunis (Kolase/Tribun)

SIntong menyadari kondisi anak buahnya sudah lelah dan kurang tidur akibat latihan yang terus-menerus dilakukan dan beban tanggung jawab keberhasilan misi ini.

Untuk mengurangi rasa lelah anak buahnya, Sintong pun bersandiwara.

Ia keluar dari ruangan sambil berkata ia dipanggil oleh atasan.

Lalu Sintong masuk kembali ke ruangan anak buahnya sambil melempar senjatanya dan berkata: “Setengah mati kita latihan. Ternyata kita tak jadi melakukan penyerbuan.”

Seragam loreng darah mengalir Kopassus
Seragam loreng darah mengalir Kopassus (Kolase Kompas.com/fidel ali dan Kristian Erdianto)

Ia menjelaskan pasukan Thailand tidak mau kalau pasukan Indonesia yang melakukan operasi pembebasan sandera.

“Jdi besok kita segra pulang. Matikan lampu, terus tidur,” tambah Sintong

Ketegangan yang dirasakan para prajurit kopassus pun hilang dan bahkan bisa tidur dengan nyenyak

Namun, setelah kurang lebih satu jam Sintong membangunkan mereka.

Ratusan anggota Kopassus siap turun bila diperlukan saat Aksi 22 Mei mendatang. Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (20/5/2019).
Ratusan anggota Kopassus siap turun bila diperlukan saat Aksi 22 Mei mendatang. Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (20/5/2019). (Warta Kota/Rangga Baskoro)

“Lakukan persiapan. Kita jadi melakukan penyerbuan,” kata Sintong

Kondisi anak buahnya yang sudah segar menanggapi perintah itu dengan sigap dan semangat

Dilansir dari buku ‘Benny Moerdani Yang Belum Terungkap’, saat penyerbuan, pasukan Kopassus terbagi dalam lima tim.

Tiga tim bertugas menyerbu ke dalam pesawat, dua lainnya bersiaga di luar.

Sintong Panjaitan saat menceritakan seleksi jadi anggota Kopassus
Sintong Panjaitan saat menceritakan seleksi jadi anggota Kopassus (Tribunnews/istimewa)

Tim pertama dipimpin Kapten Untung Suroso yang akan masuk dari pintu darurat depan.

Tim kedua dipimpin Letnan Dua Rusman AT yang bertugas menyerbu dari pintu darurat atas sayap kiri pesawat.

Adapun pemimpin tim ketiga adalah calon perwira Ahmad Kirang yang masuk melalui pintu ekor pesawat.

Sekitar pukul 02.00, tim-tim Kopassus itu bergerak mendekati pesawat dengan menaiki mobil VW Komi.

Para pasukan Kopassus, termasuk Benny Moerdani berdesak-desakan dalam mobil itu.

“Saya duduk di atas anak-anak. Injek-injekan,” kata Benny Moerdani dalam buku Benny: Tragedi Seorang Loyalis.

Berjarak sekitar 500 meter dari ekor pesawat, para pasukan pun mulai berjalan kaki.

Saat itulah Benny Moerdani menyusup ke barisan tim Ahmad Kirang.

Ilustrasi
Ilustrasi (Ist)

Penampilannya berbeda dari yang lain. Benny Moerdani memakai jaket hitam dan menenteng pistol mitraliur.

Letkol Infanteri Sintong Panjaitan yang menjadi pemimpin operasi lapangan menjelaskan bahwa kehadiran Benny itu di luar skenario.

“Ini di luar skenario,” ujarnya dalam buku ‘Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.’

Namun pada akhirnya Sintong membiarkan Benny Moerdani untuk tetap dalam pasukan.

Mayor jenderal TNI Benny Moerdani dibentak bintara
Mayor jenderal TNI Benny Moerdani dibentak bintara (Tribun Jambi)

Setelah pesawat berhasil dikuasai pasukan Kopassus, Benny Moerdani lagi-lagi melakukan aksi tak terduga.

Benny Moerdani tiba-tiba masuk ke pesawat sambil menenteng pistol bersama Kolonel Teddy.

Benny Moerdani kemudian menuju kokpit dan menyuruh Teddy untuk memeriksa panel elektronik Woyla.

Setelah dinyatakan aman dari ancaman bom yang diaktifkan melalui sirkuit pesawat, Benny Moerdani lantas mengambil mikrofon.

“This is two zero six. Could I speak to Yoga, please?” kata Benny.

Benny Moerdani (kanan).
Benny Moerdani (kanan). (YouTube)

Yoga Soegomo yang berada di ruang crisis center di menara bandara pun merespons.

“Operasi berhasil, sudah selesai semua,” ujar Benny Moerdani melapor.

Operasi pembebasan itupun berjalan sukses.

Kopassus hanya butuh waktu tiga menit untuk menumpas para pembajak dan membebaskan para sandera.

Bukan sekali ini Benny Moerdani melakukan aksi nekat dan berbahaya ( WK / IM )

 

 

 

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *