Data kesejahteraan masyarakat Lombok Utara masih relevan
Dilaporkan: Setiawan Liu
Lombok, 30 April 2022/Indonesia Media – Bupati Lombok Utara, prov. Nusa Tenggara Barat atau NTB (periode 2015 – 2020) Najmul Akhyar masih bisa memberi data mengenai berbagai hal terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. “Angka kemiskinan Lombok utara, tertinggi di provinsi NTB karena memang daerah baru (pemekaran),” Najmul Akhyar mengatakan kepada Redaksi.
Pada masa jabatannya, angka kemiskinan sempat menurun drastis di NTB. Kebijakan yang dibuat, antara lain memberi perhatian pada lingkar kemiskinan. Salah satu di antaranya, lingkar kemiskinan pada kelompok nelayan. “Sehingga kami gencar memberi bantuan, baik bantuan tunai atau pemberdayaan dengan koperasi,” kata Najmul.
Selama tiga bulan nelayan pada umumnya, termasuk di Lombok Utara tidak bisa pergi ke laut mencari ikan. Hal ini karena cuaca buruk dan ombak yang besar. Sehingga dengan berdirinya koperasi, nelayan dan keluarganya masih punya tempat meminjam. “Unit-unit usaha seperti efektif berjalan di Lombok,” kata Najmul.
Kelompok nelayan rentan dengan ketimpangan dan dominasi produksi entitas lain. Keseharian dan kebiasaan mereka, pada musim ikan, mereka berkecukupan. Dalam kurun waktu satu tahun, mereka tidak melaut 2-3 bulan. kalau tidak melaut, mereka bahkan jual piring, gelas, alat-alat elektronik. “Artinya tugas kita, mengelola mereka sampai mereka selalu punya persiapan dan tidak lagi menjual alat-alat elektronik untuk sekedar makan. Kami membuat koperasi nelayan, bantuan Rp 80 juta per koperasi. Ketika mereka tidak melaut, mereka bisa meminjam, mereka mengembalikan,” kata Najmul.
Koperasi dan unit usaha sejenis bisa mengangkat harkat kehidupan nelayan. Misalkan unit usaha untuk istri-istri nelayan. Pemanfaatan kulit ikan, yang tidak lagi dibuang, tapi diolah menjadi abon. Para istri nelayan juga bisa membuat sate ikan yang terkenal di Lombok. “Kalau suaminya tidak bisa melaut, istrinya masih punya kegiatan ekonomi,” kata Najmul. (sl/IM)
Related Posts
