D A L A I L A M A K E – XIV


Dalai Lama adalah nama dari suatu gelar dalam agama Buddha, layaknya Paus Paulus dari Kato-
lik, Roma. Gelar ini diturun-temurunkan dan kini telah mencapai Dalai Lama yang ke-XIV. Perlu dijelas-
kan sedikit mengenai ayahnya yang bernama, Choekyong Tsering alias Gyayab yang lahir pada tahun 1899

-1947 dan Ibunya yang bernama, Sonam Tsomo nama aslinya, Diki Khadroob Thondup ) lahir 1901-1980.

Untuk selanjutnya marilah kita simak mengenai kisah hidupnya yang gigih memperjuangkan aga-
ma Buddha dan umatnya di Tibet dari pengasingannya dengan banyak rintangan-rintangan yang dihadapi.

Dalai Lama XIV, pemimpin spiritual tertinggi Tibet dan tokoh perdamaian dunia, lahir pada tanggal 6 Juli

1934 di desa kecil Takster, Provinsi Amdo, di timur laut Tibet. Nama aslinya adalah Tenzin Giatso dan di

masa kecil dia dikenal dengan nama Kundun. Beliau berasal dari keluarga petani biasa.

Kisah hidupnya dimulai dengan cara yang unik dan misterius. Pemimpin spiritual tertinggi sekali-
gus Kepala Negara Tibet sebelumnya, yaitu Dalai Lama ke-XIII (Choskyi Gyaltsen), meninggal pada 1933

di usia 57 tahun tanpa menunjuk penggantinya. Para sesepuh biksu Tibet kemudian bermeditasi dan menca-
ri petunjuk surgawi tentang siapa yang akan menjadi pengganti beliau. Setelah beberapa hari, diperoleh se-
buah penglihatan berupa sebuah rumah kecil petani beratap hijau dan berukir indah,yang terletak di sebelah

vihara bertingkat tiga, yang atapnya bersepuh emas. Berdasar petunjuk itu, dikirimlah beberapa rombongan

yang terdiri dari para biksu senior dari Lhasa untuk mencari anak suci tersebut. Agar tidak menimbulkan ke

gemparan, rombongan-rombongan biksu itu menyamar sebagai rakyat biasa.Setelah mencari beberapa lama

akhirnya salah satu rombongan bisa menemukan daerah yang dimaksud, yang sama persis dengan pengli-
hatan yang diterima Biksu Kepala. Rombongan itu akhirnya bertamu kerumah tersebut. Tiba-tiba muncul

seorang anak kecil berusia dua tahun yang menjatuhkan dirinya ke pangkuan Lama Rinponche. Setelah di-
lakukan serangkaian tes yang sulit dijangkau nalar, yakinlah rombongan biksu itu bahwa anak kecil tadi

adalah calon Dalai Lama ke-14. Bagi orang modern, mungkin metode pemilihan kepala negara seperti ini

terdengar janggal dan tidak masuk akal, tapi begitulah kenyataannya di Tibet, Negeri Atap Dunia.

Untuk sementara waktu, anak itu diperkenankan tinggal bersama keluarganya, namun pada usia

empat tahun, dia harus dibawa ke Istana dan Biara Potala di Lhasa untuk menjalani pendidikan sebagai se-
orang biksu. Mulai saat itu Dalai Lama kecil harus menjalani disiplin yang ketat untuk mempelajari ajaran-
ajaran Buddhis dan melakukan olah meditasi. Sejak usia yang amat dini dia sudah dipersiapkan untuk men-
jadi pemimpin spiritual tertinggi Tibet. Oleh pengikutnya, Dalai Lama juga diyakini sebagai reinkarnasi da-
ri Avalokitesvara Boddhisatva atau perwujudan dari sifat welas asih. Beliau juga digelari “Lautan Kebijak-
sanaan .” Dalai Lama jalani pendidikan agama yang ketat dan panjang selama masa-masa itu. Pada usia 24

tahun, dia menempuh ujian percobaan di kuil Drepung, Sera, dan Ganden. Ujian terakhir dilakukan di Jo-
khang, di mana dia diuji oleh 30 penguji di pagi hari, 15 penguji di siang hari, dan 35 penguji di sore hari.

Dia lulus dalam ujian soal keagamaan dan metafisika dengan mendapat pujian. Pada usia 25 tahun, ia men-
dapat gelar Geshe Lharampa.

Pada usia enam belas tahun, Dalai Lama telah dilantik dan memegang kuasa penuh sebagai

Kepala Negara dan Pemerintahan Tibet. Namun, pada 1950 tentara merah komunis Mao Tse Tung

menyerbu Tibet,

memusnakan biara,dan membunuh banyak biksu serta rakyat, karena dituduh telah menghasut warga Tibet.

Untuk melindungi rakyatnya, pada 1954 Dalai Lama pergi ke Peking untuk berdiplomasi dengan Mao dan

para pemuka kominis lainnya. Pada 1956 Dalai Lama juga melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri

India, Nehru, untuk mencari dukungan. Upaya ini tidak begitu membuahkan hasil. Pada 1959 rakyat Tibet

memberontak terhadap penjajahan Tiongkok, namun gagal. Untuk menghindari upaya pembunuhan dari ten

tara Tiongkok, Dalai Lama kemudian mengasing diri ke Dharamsala, India, pada 1960, dan memimpin pe-
merintahan Tibet di pengasingan hingga sekarang ini.

Untuk memecahkan masalah Tibet, Majelis Umum PBB mengeluarkan tiga resolusi di tahun 1959,

1961,dan 1965. Tiongkok sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB sekaligus pemegang hak veto, ten-
tu tidak memedulikan resolusi tersebut. Pada 1963 Dalai Lama mengumumkan Rancangan Konstitusi Nega

ra Demokratik Tibet. Dia juga terus berusaha agar agama dan identitas rakyat Tibet tetap terpelihara. Dia

meminta kepada pemerintah Tiongkok di Tibet agar memberikan hak dan kebebasan beribadah bagi warga

Tibet. Dalai Lama juga terus melakukan proses-proses perdamaian melalui diplomasi, antara lain melalui

Congresional Human Rights Caucus ( tahun 1987 ) dan di Strasbourg, Perancis, pada 15 Juni 1988.

Di samping memperjuangkan rakyat Tibet, Dalai Lama juga terus berkeliling dunia untuk menyu-
arakan perdamaian dan kerukunan beragama. Dia mengunjungi banyak negara, termasuk Indonesia, dan ber

bicara dengan pemimpin-pemimpin dunia. Dia juga suka mengadakan pertemuan dengan para pemimpin

agama di negara-negara yang dikunjunginya. Beliau juga banyak menulis, berceramah, dan melakukan wa-
wancara mengenai masalah-masalah hak asasi dan kemanusiaan. Reputasi Dalai Lama sebagai tokoh perda-
maian dan kerukunan beragama menjulang tinggi. Beberapa Universitas dan lembaga menganugerahinya

dengan berbagai gelar dan hadiah. Bahkan actor-aktor Hollywood, seperti Richard Gere pun menyatakan

dukungannya kepada Dalai Lama. Atas jasa-jasanya dalam memgampanyekan perdamaian ke seluruh dunia

Dalai Lama dianugerahi Nobel Perdamaian pada 1989.

Dalai Lama senantiasa mengumandangkan pesan-pesan universalnya mengenai kebebasan, cinta

kasih, dan kebaikan hati ke manapun dia pergi. Dia mengharapkan agar semua orang yang hidup di dunia

ini bisa saling menghormati, saling mengerti, dan akhirnya saling membantu. Dalam pidato penerimaan no-
belnya di tahun 1989, Dalai Lama berkata, “ Karena kita hidup bersama di planet bumi yang kecil ini, kita

harus belajar hidup harmonis dan damai, baik dengan sesama maupun alam. Ini bukan mimpi, melainkan

merupakan suatu kebutuhan.”

Uniknya, meskipun sebagai seorang pemuka agama, namun Dalai Lama tidak pernah tertarik sedi-
kit pun dengan penyebaran agama. Menurutnya, manusia tidak perlu saling berdebat dan mengajak orang

lain mengikuti agamanya. Biarlah setiap orang menjalani agamanya sebaik mungkin demi pertumbuhan

spiritual mereka masing-masing. Apabila setiap orang di dunia ini menghayati dan menjalani agamanya

masing-masing dengan benar, tentulah dunia ini akan menjadi aman dan damai. Dia berkata, “Untuk tujuan

( kebaikan ) ini, agama-agama yang berbeda itu mengajarkan doktrin yang berbeda, yang dapat membantu

manusia mengubah dirinya. Dalam hal ini semua agama adalah sama, tidak ada pertentangan. Inilah sesuatu

yang pertama-tama mesti kita tekankan.” Adapun mengenai pendapatnya tentang kemanusiaan, dia berkata,

“ Kita semua manusia, dan dari sudut pandang ini kita adalah sama. Kita sama menginginkan kebahagiaan

dan kita sama tidak menginginkan penderitaan. Jika kita mengingat hal ini, kita akan menemukan bahwa ti-
dak ada perbedaan antara orang-orang yang memiliki agama, ras, warna kulit, dan budaya yang berlainan.

Kita semua memiliki harapan yang sama tentang kebahagiaan.” Beliau juga mengatakan, “Marilah kita hi-
dup berdampingan, saling menolong, menghormati, dan mengerti satu sama lain dalam usaha bersama un-
tuk melayani umat manusia. Tujuan dari masyarakat manusia mestilah pembangunan umat manusia yang

didasari welas asih. Mereka yang melatih welas asih akan merasakan kebahagiaan di dalam batinnya, lebih

tenang, dan damai, serta otomatis orang lain akan membalas perasaan itu. Ketenangan, persahabatan, dan

kepercayaan tidak mungkin terwujud melalui kemarahan, tetapi melalui cinta kita dapat mengembangkan

saling pengertian, persatuan, persahabatan, dan keharmonisan. Jadi, kemarahan dan sifat welas asih adalah

hal-hal yang sangat penting, sangat berharga, dan bernilai.”

Dalai Lama sendiri adalah seorang penganut agama Buddha dari aliran Vajrayana atau Tantrayana,

yaitu suatu aliran Buddhisme yang berkembang di Tibet, yang sangat menekankan aspek mistik, metafisika

dan olah batin yang mendalam. Doktrin pertama yang diajarkan dalam aliran ini adalah “Setiap orang ada-
lah Buddha (percikan sinar Tuhan).” Dengan demikian, kita harus menghargai dan mengasihi setiap orang,

bahkan seluruh makhluk. Setiap orang dan seluruh makhluk hakikatnya tidak berbeda dengan diri sendiri.

Jadi, kita harus merasakan penderitaan setiap makhluk, seperti penderitaan kita sendiri, dan mengupayakan

kebahagiaan bagi setiap makhluk, seperti mengupayakan kebahagiaan bagi diri sendiri. Doktrin ini juga di-
kenal dengan istilah Nairatmya ( tanpa aku ). Melalui penghayatan dan pemahaman seperti inilah Dalai La-
ma menyerukan kampanye perdamaian keseluruh dunia tanpa berhenti.

Sebagaimana Mahatma Gandhi, Dalai Lama juga dikenal sebagai agen dan simbol bagi perdamai-
an dunia. Apa yang dilakukannya telah menginspirasi banyak orang yang berkeinginan untuk menciptakan

perdamaian dunia. Pengertian semacam ini perlu sekali untuk meredam situasi ketegangan dunia yang terus

meningkat. Apa yang diserukan Mahatma Gandhi dan Dalai Lama sebenarnya juga adalah apa yang sama-
sama kita inginkan dan cita-citakan, yaitu perdamaian bagi semua dan kebahagiaan bagi seluruh makhluk.

Untuk yang terakhir, jika kita ingin hidup damai, tenteram, aman, bahagia dan jangan banyak pen-
deritaan harus banyak membaca humor yang lucu-lucu, agar dapat mengedurkan otot yang kaku dan keras

= B R E A D A N D M I L K =

Dalai Lama mengutus orang kepercayaannya yang sangat terkenal pandai dalam berdiplomasi ke

Vatikan, Roma. Utusan ini menemui Paus dan membujuk untuk memgubah kata-kata dari “Give us this day

our daily bread,” menjadi “ Give us this day our daily milk,” dengan penggantian uang USD.5.000.000.-

Akan tetapi, Paus menolaknya dan orang kepercayaan itu kembali ke Tibet serta melaporkan hasil kegaga-
lan negosiasinya pada Dalai Lama. Mendengar laporan itu Dalai Lama berkata, “ Coba cari tahu, berapa

besar yang dibayar oleh perusahaan roti itu, sehingga Paus tidak mau mengubahnya dengan uang sebesar

USD. 5.000.000.- juga yang hanya satu kalimat saja “ !!!!!

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

234 thoughts on “D A L A I L A M A K E – XIV

  1. puyeng+selalu
    April 29, 2014 at 9:15 am

    terpujilah manusia yg sdh dpt membabarkan “Setiap orang ada-
    lah Buddha (percikan sinar Tuhan).” Dengan demikian, kita harus menghargai dan mengasihi setiap orang, bahkan seluruh makhluk. Setiap orang dan seluruh makhluk hakikatnya tidak berbeda dengan diri sendiri. Jadi, kita harus merasakan penderitaan setiap makhluk, seperti penderitaan kita sendiri, dan mengupayakan kebahagiaan bagi setiap makhluk, seperti mengupayakan kebahagiaan bagi diri sendiri. Doktrin ini juga di-kenal dengan istilah Nairatmya ( tanpa aku ). Melalui penghayatan dan pemahaman seperti inilah Dalai La-ma menyerukan kampanye perdamaian keseluruh dunia tanpa berhenti

  2. pengamat
    April 29, 2014 at 1:35 pm

    Turut prihatin juga, tibet negeri yang damai aman sentosa, tidak dijajah bangsa asing tiba2 diserbu tentara merah tiongkok.

  3. James
    April 30, 2014 at 12:48 am

    sama saja dengan Papua, sejarahnya demikian

  4. pengamat
    April 30, 2014 at 4:24 am

    Tidak sama, sebab papua dulu dijajah oleh belanda dan dipersatukan oleh sukarno.

  5. James
    April 30, 2014 at 5:36 am

    apa yang tidak sama ??? Dalai Lhama minta Merdeka dari Tiongkok, Papua minta Mrdeka dari Indonesia, keduanya mengalami Pembantaian malah lebih Kejam di Indonesia karena Korbannya lebih banyak dibanding Tibet, itu Bukti !!!

    1. khairul+anwar
      April 30, 2014 at 6:50 am

      KAMU ASAL KOMENTAR ,MANUSIA MUNAFIK. JANGAN BICARA HAM DENGAN INDONESIA 350 TAHUN LEBIH KAMI MENGALAMI PELANGGARAN ITU. JANGAN BICARA HAM DAN KEDAULATAN TERHADAP NEGARA LAIN ,SEOLAH -OLAH PENDEKAR HAM . LIHAT DAN DAPAT KAMU SAKSIKAN SENDIRI BAGAIMANA SUKU INDIAN DAN BAHKAN ADA PULUHAN ETNIS INDIAN YANG SUDAH PUNAH DARI TANAHNYA SENDIRI, LIHAT JUGA BAGAIMANA SUKU ABORIGIN DI AUSTRALIA,BAHKAN JUGA ADA BEBERAPA ETNIS DISELATAN YANG SUBUR, TELAH PUNAH ,DAN BISA KAMU BANDINGKAN DARI MUALI DIJAJAH HINGGA SEKARANG BERAPA JUMLAH POPULASI MEREKA SAAT INI.

      1. James
        May 1, 2014 at 12:39 am

        yang jelas sekarang ini suku Indian dan suku Aborigine lebih di jamin oleh Pemerintah Masing-masing karena diberi Hak dan Uang Jaminan juga Tanah Keturunan Mereka sudah di Kembalikan, di Indonesia apa ??? gak ada apa-apanya, Imtoleran saja gak beres-beres sanpai sekarang, penyelidikan Pedofil di JIS saja harus dibantu Amerika dan Australia, apa kerjanya Polisi Indonesia ? gak mampu apa-apa segala Bidang ?

        1. pengamat
          May 1, 2014 at 2:47 am

          Cuma diberi uang tutup mulut doang buat beli alkohol ! Tanah mana yang dikembalikan ? Tanah orang aborigin itu seluruh benua australia. Siapa yang minta bantu ? Ngga ada minta bantuan saja sekali.

        2. James
          May 1, 2014 at 5:41 am

          ha ha Pengamat sama sekali gak tahu berita apa-apa, tanah sudah dikembalikan dan permintaan bantuan juga gak baca bener yah di Kompas dan Detik dibeberkan hari ini, kasian banget deh, tinggal di desa mana sih ?

  6. pengamat
    April 30, 2014 at 7:02 am

    Setuju bung khairul. Si james ini bicaranya ngawur. Orang papua sekarang sudah sejahtera dibanding jaman belanda. Buktinya sudah banyak yang jadi pejabat tinggi di jakarta. Sekali lagi, indonesia itu negara multi etnis. Bukan negara berdasar etnis tertentu papua saja.

    1. James
      May 1, 2014 at 12:41 am

      Orang yang Ngawur Teriak Ngawur ke Orang Lain, itu saja Buktinya Orang Papua masih terus berjuang Untuk Hak Tanah dan Kekayaan Mereka, apa itu artinya ?? sudah sejahtera ? sudah Merdeka ?

      1. pengamat
        May 1, 2014 at 2:49 am

        Yang jelas sudah jauh lebih sejahtera dan merdeka dibanding jaman penjajahan belanda dulu. Patut disyukuri itu.

        1. James
          May 1, 2014 at 5:38 am

          kenyataan masih belum Sejahtera dan Belum Merdeka, silahkan tanya para Senior Indonesia, mana yang lebih baik dan sejahtera, waktu jaman Belanda atau sekarang ini ?? sepengetahuan selama ini bila mendengarkan para Senior dan Pensiunan Jaman Belanda malah mereka selalu mengatakan lebih Menyenangkan Jaman Belanda, masih serba mudah dibanding jaman sekarang

        2. pengamat
          May 1, 2014 at 9:52 pm

          Senior mana yang sejahtera ? Jaman belanda penuh diskriminasi. Pribumi / rakyat biasa dilarang sekolah.

        3. James
          May 2, 2014 at 12:35 am

          Pribumi/Rakyat Biasa dilarang Sekolah jaman Belanda ????? koq banyak sekali Pribumi/Rakyat yang Lulus dari MULO dan fasih berbahasa Belanda yah ??? belajar dari mana Mereka itu ??? belajar disawah ??? mikir dikit ah kalo Komen tuh !!! malu kalo asal cuap-cuap gak menentu keruan gitu !!!

        4. James
          May 2, 2014 at 12:36 am

          mungkin Nenek Kakek mu bukan Lulusan MULO yah ???

        5. pengamat
          May 2, 2014 at 12:48 am

          MULO untuk kalangan tertentu saja. Rakyat biasa sekolah di madrasah, diluar sekolah belanda.

        6. James
          May 2, 2014 at 5:42 am

          kalau ada Rakyat yang memilih sekolah di Madrasah, apa itu berarti Dilarang sekolah di MULO ??? itu kan Rakyat memilih sendiri mau sekolah dimana ?

  7. pengamat
    April 30, 2014 at 7:09 am

    Liat juga nelayan indonesia yang dilarang berdagang ama orang aborigin oleh australia. Padahal dulunya mereka biasa datang ke australia dan menangkap ikan disana. Sekarang nelayan indonesia dikasari ama navy bule australy.

    1. James
      May 1, 2014 at 12:43 am

      Nelayan Indonesia itu MENCURI Kekayaan Laut Australia, Nelayan Indonesia itu di Protes diusir oleh Orang Aborigine, tau gak persoalan sebenarnya ?? kalau gak tau pasti jangan Komentar yang istilah loe Ngawur !!! kasian sekali Pengamat tuh !!! belum pernah ke Amerika dan Australia tapi sudah sok tahu !!!

      1. pengamat
        May 1, 2014 at 2:53 am

        Siapa yang mencuri ? Orang udah melaut sejak jaman nenek moyang ke daerah australia sana. Ya, selagi visa berkunjung dipersulit, turis akan pikir dua kali sebelum kesana. Mending berwisata ke negara lain yang aturan visa lebih mudah.

        1. khairul+anwar
          May 1, 2014 at 3:31 am

          PERCUMA DISKUSI DENGAN ORANG YANG PENGETAHUANNYA “CETEK’, SETIAP HARI DIA DISUGUHI MEDIA” SESAT”,UDAH DICUCI OTAKNYA, JADI SUDAH TIDAK BISA MEMBEDAKAN APA ITU BAIK DAN APA ITU KEBENARAN .SETIAP HARI YANG DISERAP HANYA MEDIA “FREEMASON” YANG BERERDAR DAN BERKUASA DINEGARANYA.

        2. James
          May 1, 2014 at 5:24 am

          bukti kenyataan Turis Asing yang datang ke Australia makin hari makin berjubel lebih dari yang ke Bali, apa gak tahu tuh ??? makanya kalau dengar berita baca berita itu yang Benar bukan yang Bo’ongan

        3. James
          May 1, 2014 at 5:28 am

          memang saya juga merasa Percuma Berdiskusi dengan Anda karena ya begitulah, yang berteriak Cetek ternyata dia sendiri Lebih Rendah Dari Cetek karena jalan pikiran yang mandek disitu-situ doang, gak mau ada kemajuan, maka coba diteliti dengan seksam Indonesia juga susah untuk lebih maju, Korupsi merajalela semakin angot sekarang, selama Koruptor masih ada maka Indonesia gak bakaln Maju deh

        4. khairul+anwar
          May 1, 2014 at 5:46 am

          INDONESIA NGGAK MAJU-MAJU KARENA ULAH DAN CAMPUR TANGAN MANUSIA KAYAK KAMU ATAU SEPERTI BANGSA KAMU ITU,MENDIKTE AATU MENJAJAH SECARA HALUS/MENGONTROL BANGSA LAIN BILA MENOLAK MENGKONDISIKAN BANGSA DAN NEGARA LAIN MENJADI RUSUH TERJADI DESTABILITAS.BANYAK MEMBACA DAN LIHAT INFO DUNIA DAN NEGARA2 LAIN, NEGARA MANA DIDUNIA INI YANG TIDAK DIA(BANGSA JAHAT )ITU KONTROL..

        5. James
          May 10, 2014 at 5:40 am

          Indonesia gak maju-maju karena KORUPSI !!! itu yang sekarang MENJAJAH Bangsa Indonesia, jadi belum MERDEKA !!! jangan lah mencari Kambing Hitam padahal Negara belum dapat mengatasi problem Bangsa dan Negara Indonesia sendiri, memang paling mudah menyalahkan dan mengkambing hitamkan Negara Lain, jarum diseberang lautan nampak, gajah didepan mata tidak nampak !!!

  8. see
    May 10, 2014 at 12:09 am

    artikel mengenai Dalaii Lhama ada yg kurang. yaitu dalai lhama itu sampai skr masih di bayar oleh AS
    Apa yg terjadi di Tibet itu gara2 dalai lhama sendiri yg mengingkar janji. Ada film yg namanya aku lupa yg ingat cuma dancing with…………. yg menjelaskan kejadian sebenarnya di Tibet.

Leave a Reply to James Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *