“Saya itu ibarat sebuah tong sampah besar.”
Sudah kesekian kalinya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, bersikap tegas dan memarahi anak buahnya. Banyak orang yang mendukung sikap keras Ahok itu.
Terakhir Ahok memarahi anak buahnya lantaran dinilai mempersulit pihak swasta yang hendak menyumbangkan 30 bus untuk TransJakarta.
Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Endang Widjajanti, salah satu yang dimarahi Ahok pada rapat Selasa, 11 Maret 2014, menilai bahwa kekesalan Ahok itu sebagai hal yang wajar.
“Kami hanya terima perintah saja. Dari awal kami hanya bertugas mengerjakan sesuatu. Saya itu ibaratnya sebuah tong sampah besar yang semua permasalahan dilimpahkan kepada saya,” kata Endang dengan mata yang berkaca-kaca.
Disampaikan Endang, sebenarnya ia juga kadang merasa kesal dengan birokrasi yang ada di pemerintahan. Karena menurutnya, ketika harus menyelesaikan sebuah pekerjaan harus melalui beberapa tahapan prosedur panjang.
“Sebenarnya saya juga kadang tidak sabar, beliau sangat wajar marah. Karena sumbangan bus itu terlalu lama bolak-balik. Jadi nanti saya akan segera bikin surat. Supaya itu segera jalan,” katanya.
Disampaikan Endang, apabila dilihat dari segi logika, memang seharusnya sumbangan bus tersebut menguntungkan bagi DKI Jakarta.
Ditambahkan Endang, dimarahi Ahok seperti menjadi sebuah hal yang biasa. Menurutnya, bukan hanya kali ini saja Ahok memarahi anak buahnya dalam forum rapat.
“Itu biasa, kalau menurut saya. Beliau hanya ingin fokus ke DKI, pendapat saya begitu sih,” terangnya.
selama Marahnya Ahok dijalan yang benar, marahin saja itu semua Anak Buah yang Tidak Pernah Disiplin karena sudah terbiasa dibiarkan malas-malasan, dan semua Pekerjaan harus dilakukan dengan Penuh Tanggung Jawab, bukannya dimarahin Ahok langsung Komplen kaya Anak Kecil, padahal itu semua Anak Buah juga digaji dengan Uang Rakyat kan ??? maka wajib kerja dengan benar, teruskan saja Ahok, gak melanggar Hukum kok, kalau HAM dibawa-bawa sekalian HAM nya dimarahin juga deh
Ahok sebaiknya membuktikan kalau dia bisa jadi wagub yang baik dalam satu periode ini. Warga masih banyak yang belum kenal.
kalau Jokowi jadi Presiden dan Ahok jadi Gubernur maka disitulah Ahok akan lebih dikenal oleh seluruh Masyarakat, karena sekarang ini dia lebih memajukan Jokowi dari pada dirinya sendiri, itu namanya Toleransi dan Kerja Sama dengan Baik demi Kebaikan Jakarta dan Indonesia, bukan gontok-gontokan dan saling sikut
Sabar ya ahok, mau jadi gubernur jangan nebeng.
Jokowi tenar di Solo, Ahok tenar di Belitung jadi memiliki ke Populeran sendiri-sendiri dan keduanya Populer, jelas bukan Nebeng, malah Ahok lebih cenderung ke Gaya Ali Sadikin yang sukses jadi Gubernur Jakarta, rasanya Pengamat belum lahir pada masa Ali Sadikin
Susah juga jadi PNS di DKI, nanti OK-2 aja dengan bebas pajak untuk reklame didalam dan diluar bus bagi penyumbang bus, ntar diduga makan suap. Makanya harus ada yang setujui atasannya. Seperti yang Ahok ucapkan berdasarkan keputusan Wagub, maka reklame-2 itu dibebaskan pajak. Harus ada satu atasan yang menyetujui itu, sebab sekarang bisa-2 diajukan ke KPK, meskipun akhirnya terbukti tidak korupsi, kan itu annoying.
makanya jd pejabat itu smart,jgn goblok…………goblok jd trade mark……kamu itu pemimpin ,hrsnya otak kamu itu dipake..gue sih ga pernah kasian ma pejabat goblok spt ini…rugi gue bayar manusia spt ini..
Ya anggap saja makian itu sbg refreshing buat PNS pemda DKI, sekian puluh tahun kerja kalian nyantai, dan apa yg dilakukan pak Ahok dan pak Jokowi saat ini afalah represantase akumulasi kekecewaan masyarakat DKI thdap kinerja aparat pemda.