Sebagai kawasan yang dilewati dua sesar atau patahan aktif, KotaSurabaya berpotensi menjadi kawasan gempa darat.
Dua sesar tersebut yakni Keputih hingga Cerme, Gresik. Sedangkan sesar kedua disebut sesar Waru yang patahannya mulai dari Rungkut hingga Jombang.
Untuk meminimalisir dampak dari patahan aktif tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki cara tersendiri. Di antaranya, menambah hutan kota.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, selain bertujuan untuk menekan banjir dan polusi udara, pembuatan hutan kota juga mampu meminimalisir dampak patahan aktif yang dapat menyebabkan terjadinya gempa. Dengan adanya hutan kota tersebut, membuat struktur tanah menjadi lebih kuat.
“Saya percaya dengan treatment membuat hutan kota, maka akan ada perbaikan struktur tanah di situ. Perbaikan strukur tanah itu, nanti air akan masuk, airnya itu akan mempengaruhi struktur tanah,” kata Wali Kota Risma usai acara penanaman seribu pohon di daerah Warugunung Surabaya, Jumat (23/11).
Maka dari itu, Wali Kota Risma ingin agar masyarakat tidak perlu resah dengan adanya informasi dua sesar aktif yang melewati dua wilayah di Surabaya.
Pemkot Surabaya terus berupaya meminimalisir bagaimana mengantisipasi hal tersebut. “Maka patahan itu jika dilihat secara akademis, itu bisa terminimalisir. Jadi itu yang coba saya lakukan, untuk meminimalisir itu,” ujarnya.
Tidak hanya itu, nantinya di lokasi tersebut bakal dibuat embung atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan. Di samping itu, embung juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas air di daerah tersebut.
“Ada katanya treatment juga dengan membuat sumur-sumur. Jadi ini yang kita coba buat di situ. Nanti embung di situ akan kita kelilingi dengan hutan kota,” ungkapnya ( Mdk / IM )
hanya tinggal tunggu waktu Surabaya akan tenggelam, sekian dari kota Pelabuhan di Indonesia yang akan tenggelam
warga juga mesti diedukasi agar jangan buang sampah sembarangan, apalagi langsung dibuang ke kali atau sungai. Kalau kali penuh sampah, ajaklah warga gotong royong untuk membersihkannya.