“Tidak ada perlawanan, tidak ada dijaga kekuatan besar, Ibu sendirian.”

Adang Daradjatun

Pelarian buron Interpol, Nunun Nurbaeti berakhir di Kota Bangkok. Ia dibekuk Kepolisian Thailand di sebuah rumah sewaan yang tergolong mewah, Rabu 7 Desember 2011.

Suaminya, Adang Daradjatun mengatakan, penangkapan Nunun sekaligus membantah anggapan yang menyebut, ada kekuatan besar yang berada di belakang Nunun, sehingga ia sulit ditangkap.

“Pak Chandra (Wakil Ketua KPK, Chandra M Hamzah) sudah menjelaskan proses dengan gamblang, tidak ada masalah perlawanan, tidak ada dijaga kekuatan besar, Ibu sendirian saja,” kata mantan Wakapolri itu dalam konferensi pers di rumahnya, Senin 12 Desember 2011.

“Tak ada kekuatan besar. Tak ada orang-orang yang beking. Bekingnya cuma saya sendiri saja.”

Adang menambahkan, saat mendapat kabar bahwa pengadilan Thailand memutuskan Nunun ditangkap, dia mengaku senang. “Saya senang, siap-siap saja, pasti sebentar lagi akan diambil dan diserahkan ke RI. Itu tidak ada masalah.”

Soal teknis penangkapan, dan situasi saat itu, Adang meminta hal itu ditanyakan langsung pada Chandra Hamzah yang memimpin proses pengembalian Nunun. “Intinya,  saya sebagai mantan penyidik, begitu pengadilan menyatakan diizinkan Ibu dilakukan proses oleh interpol, saya mengingatkan bahwa serahkan diri saja, terima saja dengan baik. Sudah seperti itu saja.”

Sebelum Nunun akhirnya ditangkap, Ketua KPK Busyro Muqoddas, mengakui adanya kekuatan besar yang berada di belakang Nunun.

“Karena ada kekuatan-kekuatan besar, sehingga kami belum bisa menghadirkan Nunun yang sedang di luar negeri,” kata Busyro di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2011. “Jadi ketika kekuatan yang sulit dijangkau itu, kita jadi tidak bisa.”

Busyro pun mencontohkan kasus suap wisma atlet dengan tersangka Muhammad Nazaruddin. “Lihat saja kasus Nazaruddin, karena tidak ada kekuatan tertentu di balik Nazar, jadi bisa ditangkap,” ujarnya.

Namun, Busyro enggan berkomentar siapa kekuatan besar di balik istri mantan Wakapolri Irjen (Purn) Adang Daradjatun itu. “Kami tidak tahu,” ujarnya. Apakah kekuatan itu berasal dari polisi? Busyro enggan berkomentar. Dia hanya tertawa saja

Adang Pamer Foto Kedekatan Nunun-Miranda

Adang bersama Nunun foto bareng dengan Miranda dalam suatu acara.

Mantan Wakil Kepala Kepolisian RI, Komisaris Jenderal (Purn) Adang Daradjatun menegaskan kedekatan istrinya, Nunun Nurbaetie dengan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom.

“Saya tegaskan, Ibu dekat dengan Miranda,” kata Adang dalam keterangan pers itu yang digelar di kediamannya, Jalan Cipete Raya Nomor 39C, Jakarta Selatan, Senin 12 Desember 2011.

Adang pun kemudian menunjukkan bukti kedekatan istrinya dengan Miranda. Dalam foto itu terlihat Adang bersama dengan Nunun foto bareng dengan Miranda dalam suatu acara. Adang terlihat memakai kemeja lengan panjang merah, Nunun yang berdiri di tengah mengenakan baju warna kuning dan Miranda tampak mengenakan kebaya biru.

“Kalau KPK menganggap biasa, bukan petunjuk, pertemuan di Bimasena (Gedung Bidakara) itu bukan bukti, ini penjelasan dari saya itu penyidik saya. Silakan saja, sampai di situlah republik kita,” ujarnya.

Miranda sudah mengakui kenal dengan Nunun Nurbaetie. “Saya jawab kenal, begitu saja. Anak dia teman anak saya sekolah,” ujar Miranda usai diperiksa KPK, Jakarta, Selasa 20 September 2011.

Miranda mengatakan, dirinya memang kenal dengan Nunun. Bahkan, istri Adang itu pernah datang ke kantornya. “Tapi, datang ke kantor saya itu setelah saya terpilih dalam rangka penawaran saya sebagai Sekjen GAPSI,” tuturnya.

Tetapi, Miranda sudah berkali-kali membantah terlibat dalam kasus ini. “Saya tidak pernah menjanjikan memberi uang atau menjanjikan apapun kepada siapapun sebelum atau setelah pemilihan,” kata Miranda usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 26 Oktober 2010.