Sebagian Besar Siswa Tidak Lulus karena Bahasa Indonesia


JAKARTA – Sebagian besar kasus ketidaklulusan siswa dalam ujian nasional (unas) SMA, SMK, dan MA tahun ini ternyata disebabkan jebloknya nilai pelajaran bahasa Indonesia. Kemendiknas menemukan, rata-rata mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi momok bagi siswa SMA, SMK, dan MA di semua jurusan.

Meski nilai biologi dan sosiologi juga mengakibatkan siswa tidak lulus, Mendiknas M. Nuh menyatakan bahwa sebagian hasil unas tahun ini dilemahkan oleh mata pelajaran tersebut. “Banyak siswa yang tidak lulus unas dan harus mengulang karena nilai salah satu mata pelajaran tidak memenuhi syarat, terutama bahasa Indonesia,” kata Nuh kemarin (26/4). Sayang, tidak dirinci jumlah siswa yang tidak lulus unas gara-gara rendahnya nilai mata pelajaran bahasa Indonesia.

Nuh hanya menjelaskan, di antara 154.079 siswa yang tidak lulus dan harus mengulang unas, 99.433 pelajar hanya mengulang ujian satu mata pelajaran. “Mata pelajaran yang harus diulang bervariasi,” tuturnya. Selain itu, papar dia, 25.277 siswa harus mengulang dua mata pelajaran. Bahkan, 930 siswa harus mengikuti ujian susulan untuk enam mata pelajaran sekaligus.

Menurut Nuh, sejauh ini penyebab ketidaklulusan siswa belum bisa dipetakan. Kemendiknas berencana mengecek kesulitan tiap-tiap sekolah di provinsi. “Selanjutnya, kami berikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Sekarang belum bisa dipetakan,” ujarnya. Yang jelas, Nuh menyebutkan beberapa hal yang menjadi penyebab ketidaklulusan itu. Antara lain, proses belajar dan mengajar yang tidak maksimal, kesadaran murid yang rendah, serta infrastruktur maupun sarana dan prasarana yang kurang memadai. “Dari laporan setiap sekolah nanti, kami bisa melakukan intervensi kebijakan,” ucap dia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramly menuturkan, mata pelajaran yang paling banyak diulang bukan hanya bahasa Indonesia. Di jurusan IPA, terang dia, 21,4 persen siswa yang tidak lulus harus mengulang mata pelajaran biologi. “Tidak sedikit pula yang harus mengulang matematika,” ujarnya.

Di jurusan IPS, papar dia, sosiologi dianggap sebagai pelajaran yang mengakibatkan tingginya ketidaklulusan. Meski pelajaran itu terkesan mudah, imbuh dia, 21,2 persen siswa harus mengulang ujian. “Bahasa Indonesia dan Inggris masih dianggap rumit,” jelasnya. Bahkan, lanjut dia, di jurusan bahasa, sebagian besar nilai unas siswa SMA jatuh karena pelajaran bahasa Indonesia. Sebanyak 25,7 persen siswa harus mengikuti ujian ulangan bahasa Indonesia. (nuq/c11/dw/jawapos/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *