
Hal tersebut terkuak dalam rangking global yang dipublikasikan Kamis (24/11) ini.
Meningkatnya permintaan pada sektor pangan dan bahan bakar biofuel, serta jumlah populasi penduduk serta jumlah kemiskinan dan korupsi yang tinggi, telah mendorong terjadinya upaya penggundulan hutan di negara-negara berkembang.
Demikian diungkapkan perusahaan analisa risiko dan pemetaan Maplecroft yang memantau kegiatan deforestasi di 180 negara.
Untuk data tambahan, perusahaan tersebut melengkapinya dengan data terkini dari badan PBB yang mengurusi pangan dan pertandingan, dengan mengkalkulasi perubahan yang terjadi di hutan-hutan antara tahun 2005 hingga 2010.
Indonesia, Nigeria dan Korut masuk dalam daftar teratas yang disebut berisiko ekstrem. Di peringkat 10 daftar berisiko tinggi penggundulan hutan adalah Australia. Sedangkan India, Vietnam dan Spanyol menempati peringkat bawah dengan risiko rendah.















