KTT ASEAN, Empat Pesawat Tempur dan KRI Disiagakan


DENPASAR – Satu dari lima kapal perang TNI AL, yakni KRI Banda Aceh sudah berlabuh di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, sebagai upaya mempersiapkan pengamanan jalannya KTT ASEAN ke-19 pada 17-19 November mendatang di Nusa Dua, Bali.

Selain itu, empat pesawat tempur jenis F-16 milik TNI AU juga sudah disiagakan untuk mengamankan pertemuan akbar yang dihadiri Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Namun, Jumat (11/11), pengamanan di kawasan Nusa Dua, tidak terlalu berlebihan.

Di Nusa Dua, tidak ada terlihat petugas TNI maupun Polri yang berjaga-jaga. Pemeriksaan di pintu gerbang hanya dilakukan petugas keamanan PT BTDC, selaku pengelola kawasan wisata Nusa Dua.

Setiap orang diperiksa secara teliti. Demikian juga dengan barang bawaannya. Pemeriksaan ini juga melibatkan beberapa ekor anjing pelacak.

Dari pantauan SH, Kamis (10/11), tak hanya KRI Banda Aceh, kapal patroli Mabes Polri juga sudah tiba di Pelabuhan Benoa guna membantu pengamanan. Namun, di Pantai Nusa Dua, petugas Paspampres sibuk menyiapkan alat deteksi kendaraan.

Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Leonard saat gelar pasukan pengamanan KTT ASEAN ke-19, Kamis sore, menyatakan, menjelang KTT ASEAN nanti setiap orang maupun kendaraan serta barang bawaan yang menuju Nusa Dua akan diperiksa secara ketat. “Setiap orang yang memasuki kawasan Nusa Dua akan diperiksa secara ketat,” ucap Leonard.

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Arm Wing Handoko di tempat terpisah menjelaskan, KRI Banda Aceh itu tiba dengan membawa berbagai keperluan logistik, personel pasukan, dan perlengkapan pengamanan lainnya. “KRI ini bertugas ikut mengamankan KTT ASEAN ke-19,” papar Handoko.

Sementara itu, Komandan Landasan Udara (Danlanud) Ngurah Rai, Bali, Letkol (Pnb) Jumarto menyatakan, empat pesawat tempur canggih F-16 akan bertugas mengawal di Bandara Ngurah Rai, khususnya saat kedatangan maupun keberangkatan pesawat para kepala negara, termasuk Obama.

“Pesawat tempur kita akan melakukan pengawalan saat pesawat rombongan kepala negara peserta KTT ASEAN datang maupun berangkat,” ujarnya.

General Manager (GM) Bandara Ngurah Rai, Purwanto, menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan areal parkir khusus bagi pesawat yang membawa rombongan delegasi KTT ASEAN.

Ia mengatakan, pemerintah AS telah meminta agar diberikan areal parkir khusus untuk pesawat yang membawa Obama. “Kami sudah siapkan areal parkir khusus untuk pesawat yang membawa Obama dan delegasi KTT ASEAN lainnya,” tegas Purwanto.

Berdasarkan pantauan SH, penjagaan menuju Bandara Ngurah Rai juga makin diperketat. Setiap orang, kendaraan, maupun barang bawaan yang masuk ke Bandara Ngurah Rai diperiksa secara ketat.

Tak hanya itu, di sepanjang jalan by pass dari Denpasar menuju Nusa Dua juga sudah dijaga aparat TNI dan Polri. Petugas keamanan tidak hanya mengatur arus lalu lintas, tapi juga mengawasi dan memeriksa kendaraan yang memasuki kawasan Nusa Dua, khususnya areal BTDC, tempat berlangsungnya KTT ASEAN ke-19.

Tak Untungkan RI secara Langsung

Di sisi lain, kedatangan Barack Obama diakui menjadi daya tarik tersendiri bagi Indonesia.

Namun, bagaimana seharusnya sikap Indonesia atas kedatangan Obama? Peneliti LIPI Siti Zuhro, dosen dan pakar hubungan internasional Universitas Indonesia Makmur Keliat, serta Ketua DPP PAN Bima Arya Sugiarto satu suara menyatakan kedatangan Obama harus dilihat dari kerangka kerja sama multilateral ASEAN-AS, bukan bilateral Indonesia-AS.

Ketiganya menilai, Indonesia tidak mendapat keuntungan langsung dari kedatangan Obama kali kedua ini ke Tanah Air.

“Indonesia harus sadar kondisi dalam negerinya sendiri. Ini karena penjajahan sekarang bukan fisik, tapi bisa lewat pendidikan, budaya, dan pariwisata yang dipaksakan masuk ke Indonesia. Kita harus memaksakan nilai budaya kita sendiri untuk dihormati,” ujar Siti Zuhro dalam diskusi bertajuk “Aspek Positif Kedatangan Barack Obama dalam KTT ASEAN Ke-19 dan Pengaruhnya bagi Indonesia”, Rabu (9/11).

Untuk lingkup ASEAN, Siti menekankan kepada kesiapan dan peningkatan kualitas diri Indonesia dalam menyongsong ASEAN Community 2015.

Sepakat dengan Siti, Bima menambahkan bahwa kedatangan Obama harus dimaknai secara luas, yaitu untuk kepentingan multilateral. Indonesia kini sudah memiliki postur untuk benar-benar menjadi pemimpin kawasan. Hal yang dibutuhkan adalah keberanian pemimpin untuk tegas dalam segala hal.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *