Gempa 5 SR Pecahkan Umpak Keraton Jogja


Diyakini Tak Ganggu Konstruksi, Dinas PU Tetap Turunkan Tim

Gempa berkekuatan 5,0 skala Richter (SR) yang mengguncang Jogja Sabtu malam (21/8) merusak sejumlah bangunan utama di kompleks Keraton Jogja. Beruntung, kerusakannya ringan.

”Kerusakannya tidak berat kok. Tidak mengganggu konstruksi bangunan,” tutur Pengageng Wahon Sarto Kriyo Keraton Jogja KGPH Hadiwinoto kemarin (22/8).

Menurut adik Sultan Hamengku Buwono X itu, kerusakan terjadi di Bangsal Kencono dan Bangsal Srimanganti. Di Bangsal Kencono, salah satu umpak (penyangga tiang) di sisi utara bergeser sekitar 5 sentimeter.

Bangsal Kencono merupakan bangsal utama keraton. Di tempat itu, Sultan kerap mengadakan acara. Salah satunya acara ngabekten tiap Idul Fitri. Bangsal Kencono juga biasa dipakai untuk upacara tinggalan dalem (ulang tahun) kelahiran raja.

Di Bangsal Srimanganti, tambah Hadiwinoto, ada empat umpak yang pecah. Meski begitu, kekuatan tiang tidak terpengaruh. “Umpak itu lebih bersifat sebagai aksesori. Sebab, tiang di Bangsal Srimanganti menyentuh lantai,” terang pangeran yang dipercaya menjabat semacam menteri pekerjaan umum dan aset bangunan keraton tersebut.

Bangsal Srimanganti biasa dipakai Sultan untuk menjamu tamu. Bangsal yang lokasinya berhadap-hadapan dengan Bangsal Trajumas itu kerap dipakai untuk pentas tari bedoyo keraton.

Sementara itu, Bangsal Trajumas yang baru selesai direnovasi setelah ambruk akibat gempa pada 26 Mei 2006 tidak mengalami kerusakan sedikit pun. ”Bangsal Trajumas tetap kukuh, meski memakai umpak lama,” lanjut Hadiwinoto.

Setelah meneliti kerusakan, Hadiwinoto memastikan segera memperbaikinya. “Bila tidak parah, kami akan pakai anggaran keraton,” ungkapnya.

Kabar rusaknya sejumlah bangunan keraton itu tak urung memancing perhatian Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM Provinsi DIJ Rani Sjamsinarsi. Kemarin Rani meninjau ke lokasi dengan didampingi Kabid Cipta Karya Gatot Saptadi dan tim ahli bangunan cagar budaya dari Fakultas Teknik Sipil Universitas Atma Jaya.

Rani menyatakan segera menerjunkan tim khusus untuk memeriksa semua kerusakan tersebut. “Kami juga pikirkan biaya renovasi. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan karena bangunan itu termasuk cagar budaya,” terangnya.

Meski tak ada korban jiwa, gempa malam itu membuat warga panik. Maklum, mereka masih trauma gempa hebat pada 2006 lalu. Apalagi, gempa Sabtu malam tersebut cukup terasa. Indikasinya, puluhan rumah di perbatasan Kabupaten Bantul-Gunungkidul rusak, meski ringan

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *