Tiga kru kapal berkewarganegaraan Indonesia diculik.
Wakil Komandan Polisi Federal Kelautan Malaysia, Abdul Rahim Abdullah, tengah menyelidiki adanya kemungkinan kapal pembajak yang digunakan untuk mencuri jutaan liter diesel kapal tanker Jepang bersembunyi di perairan negara tetangga. Penyelidikan akan menjadi tanggung jawab polisi daerah Bukit Aman, Kuala Lumpur.
Dilansir dari laman Malaysia, The Star, Kamis, 24 April 2014, polisi Bukit Aman juga akan dibantu dengan informasi dari mitra mereka seperti interpol, polisi dari negara-negara ASEAN (ASEANapol), penjaga perbatasan pantai dan polisi dari Thailand serta Singapura.
“Kami tidak menutup adanya kemungkinan dua kapal yang membantu pembajak, kini tengah berlabuh di perairan asing termasuk Indonesia,” ujar Abdul Rahim.
Menurut dia, hingga saat ini mereka masih belum dapat menghubungi korban penculikan yakni tiga orang WNI atau perusahaan kapal dari Singapura. Perusahaan itu yang memberangkatkan kapal tanker Jepang, Naniwa Maru I, menuju ke Myanmar.
“Kami akan terus bekerja sama dengan Sistem Pelacak Kapal Laut Malaysia (SWASLA) untuk memantau kapal-kapal yang tengah diselidiki,” imbuh Abdul Rahman.
Dia menjelaskan alasan kapal itu bisa dibajak, kemungkinan karena mereka mengikuti ketentuan internasional yang mewajibkan kapal hanya boleh melaju hingga kecepatan maksimum 13 mil laut.
“Naniwa Maru kemungkinan hanya bisa bergerak dengan kecepatan antara delapan dan 10 mil laut, sehingga hal tersebut memberikan waktu yang cukup bagi mereka untuk naik ke kapal,” papar Abdul Rahim.
Sementara menurut Komandan Polisi Federal Kelautan lainnya, Abdul Aziz Yusof, mereka akan meminta pernyataan dari para kru kapal. Hingga saat ini, mereka belum berani menyatakan apa pun.
“Yang dapat kami konfirmasi hanya semua kru kecuali tiga WNI, berada dalam keadaan selamat,” kata Abdul Aziz kemarin.
Temukan Kru
Prioritas Polisi Federal Kelautan, ujar Abdul Aziz, yakni menemukan anggota kru kapal yang hilang. Saat ini kapal tanker Naniwa Maru I, tengah dilabuhkan di Pelabuhan Utara di Port Klang.
Badan Penegakkan Hukum Laut Malaysia (MMEA) berjanji akan bekerja sama dengan departemen lainnya untuk mencari tahu hingga ke akar permasalahannya.
“Kapal Naniwa Maru I akan tetap berada di pelabuhan itu untuk kepentingan penyelidikan,” ujar Laksamana Pertama MMEA, Adon Shalan.
Pembajakan ini berlangsung pada Selasa dini hari, 22 April 2014. Saat itu sekelompok pria bersenjata naik kapal tanker Jepang yang tengah membawa lima juta kiloliter diesel menuju Myanmar.
Semua anggota kru disekap di sebuah ruangan. Kemudian, dua kapal lainnya tiba dan menyedot tiga juta kiloliter diesel dari kapal Naniwa Maru I.
Semua kru berhasil membebaskan diri, namun pelaku ikut menculik tiga ABK WNI.
3 kru WNI itu malah dinyatakan Pelaku Pembjakan Kapal Tanker Jepang itu, Tidak Aayal lagi tindakan Mereka Mencemari Nama Baik Indonesia di Mata Dunia Internasional, lagi-lagi tindakan bodoh yang dilakukan WNI ini
Ah….itu khan sekedar alasan pihak Malaysia dan hanya sekedar dugaan2 doank. Krn semua kebenarannya belum terungkap sepenuhnya. Biasalah …kasus ini memberi tamparan pemerintah Malaysia beserta pejabat2nya krn tempo lalu pesawatnya juga belum tahu sebab beserta penyelesaiannya bahkan puing2 pesawatnya belum diketemukan sama sekali. Kasus ini hanyalah sbg pencarian kesalahan ke pihak lain khususnya ke WNI….