Konsolidasi HPSMI Benahi Masalah Klasik Pertanian
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 3 November 2023/Indonesia Media – Himpunan Petani Sejahtera Mandiri Indonesia (HPSMI) mengonsolidasi 32 pengurus wilayahnya untuk mencapai tujuan dari berbagai rencana yang sudah disiapkan, termasuk pembiayaan mikro, kerjasama dengan beberapa universitas. “Solusi dengan pembiayaan, business development dengan kalangan akademisi untuk menghasilkan produk pertanian terbaik. Selama ini, kami melihat permasalahan usaha pertanian klasik, disitu-situ saja,” Ketua Umum HPSMI Devi Erna Rachmawati mengatakan kepada Redaksi.
Dari sekian banyak simpul masalah pertanian, yang paling klasik terkait dengan distribusi pupuk yang tidak merata. Jadual kedatangan pupuk subsidi dan nonsubsidi kadang tidak tepat waktu sehingga tidak parallel dengan masa tanam para petani. Selain, temuan di lapangan, ada dugaan maladministrasi pada pendataan dan penebusan pupuk bersubsidi. Sementara Kartu Tani di beberapa daerah juga belum efektif mengatur penerimaan pupuk kepada kelompok tani. “Selain distribusinya (pupuk) tidak merata, harga yang ada di lapangan juga mahal. Tapi akhirnya, petani tidak punya pilihan (dengan harga yang mahal). Penyakit tanaman pada komoditas pertanian, kondisi cuaca, masalah pemasaran dan lain sebagainya juga yang harus diselesaikan secara bertahap,” kata pengurus KADIN Indonesia untuk BIMP – EAGA & IMT – GT Committee
Disisi lain, ia melihat prospek budidaya tanaman obat di Indonesia juga sangat terbuka. Tanaman herbal di Indonesia mencapai sekitar 33.000 spesies dan potensial untuk bahan baku obat berbagai penyakit. Industry jamu, fitofarmaka, herbal dan kosmetik tradisional sangat butuh bahan baku tumbuhan obat. “kita bisa ekspor sekian persen saja dari keseluruhan (tujuh ribu species) tanaman (obat tradisional) untuk bahan baku produk farmasi. opportunity yang luar biasa ini diakui oleh seorang profesor dari Rusia. Menurutnya, Indonesia sangat kaya dengan tanaman obat, jamu. (jumlahnya) melebihi dari SDA (sumber daya alam) yang lain, seperti minyak dan gas. Ekspor jamu kita terus meningkat, kita masih harus promosi spesies yang beraneka ragam, menjadikan kualitas produk. Saya juga melihat prospek pasar China untuk jamu. setelah ikut pada pertemuan dengan delegasi prov. Henan di Jakarta (3/11), kami mau jalin kolaborasi, seperti business matching, ekspor impor produk jamu,” kata ketua komite bidang kerjasama Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GP JAMU).
Penjualan produk herbal dunia mencapai angka 60 juta US dolar atau Rp 870 triliun/tahun. Sementara potensi penjualan jamu dan obat herbal di pasar domestic masih pada angka Rp 20 triliun serta ekspor Rp 16 triliun. Sehingga perlu peningkatan produksi jamu dan obat herbal bagi Indonesia sehingga bisa bersaing di pasar global. Tantangan bagi Indonesia untuk mengembangkan industri jamu dan obat herbal, otomatis berdampak pada kesejahteraan pelaku industri kecil dan menengah. “dari 33 ribu species bahan baku, sampai sekarang baru 800 spesies yang dimanfaatkan untuk bahan baku jamu. 30 spesies untuk obat herbal terstandar, serta 12 – 14 spesies yang menjadi fitofarmaka. Terkait dengan kegiatan business matching dengan Henan China (3/11) di Jakarta, skala prioritasnya, kami mau buka export center untuk promosi berbagai produk unggulan termasuk jamu,” kata pengusaha produk halal Indonesia, PT Sterilyn di CBD Sentul dan kawasan industry Jababeka. (sl/IM)