Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkesan dengan hasil kunjungan kerjanya ke Korea Selatan (Korsel) selama 3 hari. Jokowi sempat mengikuti CEO Summit dalam rangkaian acara Commemorative ASEAN-Korsel yang diadakan di Busan Exhibition and Convention Center, Korsel.
Jokowi mengatakan pertemuan Commemorative ASEAN-Korsel relatif membahas masalah makro seperti soal persaudaraan ASEAN-Korsel, kerjasama perdamaian dan penanganan bencana. Namun Jokowi berkesan ketika bertemu dengan perwakilan perusahaan-perusahaan Korsel, banyak yang antre mau bertemu dirinya, sehingga bisa segera ditindaklanjuti.
“Kalau cepat bisa dilaksanakan pertemuan dengan perusahan-perusahan. Yang kita bikin senang itu antre, kamu nggak tahu kan, antre dari sore sampai malem, tadi mau pulang saja masih ada lagi satu,” kata Jokowi di pesawat kepresidenan menjelang mendarat di Jakarta, Jumat (12/12/2014) malam.
Ia menceritakan satu per satu perwakilan investor asal Korsel yang berkomitmen menambah investasinya di Indonesia. Sektornya beragam seperti baja, energi, industri pertanian, petrokimia dan lain-lain.
“Kita bertemu investor, dari sore hingga tengah malam. Dari POSCO ingin perbesar investasi di industri baja. Kedua Hyosung ingin membangun floating gas power plant dan industri pupuk,” ujar Jokowi.
Selain investor-investor tadi, beberapa investor lainnya antara lain Lotte Group yang akan membangun industri Petrokimia. Selain itu, ada SK Energy yang akan membangun pembangkit listrik dan sektor pemurnian batu bara.
“Ini juga bagus karena kita tidak ingin mengirim (ekspor) batu bara mentah. Kemudian bahwa ingin masuk ke jasa keuangan. Selanjutnya SK energy ingin kerjasama dengan Pertamina dengan industri perminyakan,” katanya
Jokowi mengungkapkan antusias para investor sangat besar, karena melihat ekonomi Indonesia ke depan baik dan pasar yang besar. Selain itu, sumber daya alam Indonesia yang mendukung investasi di Indonesia.
Jokowi mengakui dari hasil pertemuan dengan para perwakilan pengusaha tersebut ada beberapa catatan, karena beberapa petinggi perusahaan yang menemuinya mengaku sudah berencana masuk ke Indonesia beberapa tahun lalu.
Namun kala itu menurut Jokowi, investasi belum bisa direalisasikan karena ada masalah seperti soal lokasi lahan, pasokan energi, perizinan dan lainnya. Khusus soal lokasi, Jokowi ingin para investor masuk ke luar Jawa seperti Kalimantan, Papua, Sulawesi.
“Ada yang sudah pembicaraan dengan kita 6 tahun lalu, 3 tahun lalu, kita tidak segera memberi solusi karena ada masalah di lapangan, tidak segera dieksekusi, kita akan kawal dan tindaklanjuti satu per satu, ini bukan masalah-masalah besar,” katanya.
ini adalah Dampak Positif Karena Presiden Indonesia adalah Jokowi