Raja Belanda Willem-Alexander menyampaikan permohonan maaf atas penjajahan terhadap Indonesia yang dilakukan negaranya selama 350 tahun di masa lampau. Hal ini disampaikan Raja Willem saat bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Willem bersama Ratu Maxima dari Belanda diketahui melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3). Keduanya disambut Jokowi dan Ibu Negara Iriana.
“Senada dengan pernyataan pemerintah Belanda sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf atas penjajahan yang dulu dilakukan oleh Belanda pada tahun-tahun itu,” kata Willem.
Meskipun Indonesia telah memerdekakan diri, namun Belanda tetap saja melakukan agresi militer yang menelan banyak korban jiwa. Willem pun menyampaikan permintaan maaf terkait hal tersebut.
“Tahun-tahun setelah proklamasi, pemisahan yang menyakitkan terjadi yang menelan banyak korban jiwa,” ujarnya.
Dia mengakui bahwa luka dan kesedihan dari keluarga yang dijajah Belanda masih terasa hingga kini. Willem berharap kunjungannya ke Indonesia dapat mendekatkan negara-negara yang pernah berlawanan.
“Ini adalah tanda harapan dan dorongan bahwa negara-negara yang pernah berada di sisi yang berlawanan telah mampu tumbuh lebih dekat dan mengembangkan hubungan baru berdasarkan rasa hormat, kepercayaan, dan persahabatan,” jelasnya.
Mengakui Kemerdekaan RI
Willem menyatakan bahwa Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia secara politik dan moral sejak 2005. Hal itu terlihat kala pemerintah Belanda mengutus Menteri Luar Negeri Belanda saat itu Bernard Bot untuk melakukan kunjungan pertama kali ke Indonesia.
“Pemerintah Belanda telah mengakui secara politik maupun moral sejak 15 tahun lalu. Kami mengucapkan selamat pada Indonesia yang merayakan 75 tahun kemerdekaan 17 Agustus nanti,” ucapnya.
Menurut dia, sejarah masa lalu memang tak bisa dihapus dan harus diakui oleh generasi selanjutnya. Raja Willem juga meyakini bahwa ikatan antara Belanda-Indonesia akan semakin kuat.
“Banyak orang di Belanda yang merasakan ikatan mendalam dengan Indonesia. Sangat memuaskan juga melihat jumlah pemuda Indonesia yang berminat belajar ke Belanda terus meningkat,” tutur dia.
Sementara itu Jokowi menuturkan bahwa sejarah memang tidak bisa dihapus begitu saja namun masyarakat bisa belajar dari masa lalu. Dengan begitu, maka akan timbul hubungan yang saling menghormati dan menguntungkan.
“Kita jadikan pelajaran tersebut untuk meneguhkan komitmen kita untuk membangun sebuah hubungan yang setara, yang saling menghormati dan saling menguntungkan,” pungkas Jokowi.( mDK / im )