DEC 2024 ;AFRICA # 3 : SOUTH AFRICA & ZIMBABWE : VICTORIA FALLS
Penerbangan dari Johannesburg ke Zimbabwe dengan Airlink AL berjalan mulus, hanya kira kira 2 jam
saja.
Imigrasi di Zimbabwe juga cepat dan tidak berbelit belit. Airport nya banyak dihias oleh mumi binatang
khas Africa. Dipintu luar beberapa penari menari menyambut kedatangan tamu tamu.
Kita sudah ditunggu oleh tour guide dan langsung menuju Elephant Hills Resort. Resort ini luas sekali,
dan bersatu dengan alam. Waktu Monica berjalan didepan hotel, ternyata ada buaya sedang berteduh
dibawah pohon.
Dan kita diberitahu, jika ke balkon kamar, pintu harus selalu ditutup , karena banyak monyet yang
menyerbu masuk kamar.
Betul juga, waktu kita breakfast di restorannya, seringkali monyet masuk dan mencuri gula yang ada
diatas meja. Herannya kok mereka tidak membuat pintu kawat.
Pagi ini kita siap untuk menikmati VICTORIA FALLS. Mr. Dumi adalah tour guide kita.
Di perjalanan kita berhenti dulu di satu pohon besar yang hanya ada di Africa, yaitu Baobab tree.
Pohon ini sudah berumur lebih dari 1200 tahun dengan ketebalan 22.40 meter dan tingginya 24 meter.
Buahnya juga besar dan bijinya dapat dimakan.
Sudah banyak orang di depan loket.. Kita akan mengelilingi area air terjun itu. Dari pintu masuk, kita
sudah panik untuk berpose. Setiap sisi air terjun, tentu di jepret . Sampai Dumi berkata, nanti di area
tengah ada yang lebih indah lagi. Tentu kita tidak perduli. Karena setiap sisi mempunyai ke khasannya
sendiri. Sambil berjalan kita bersenda gurau. Wah happy sekali. Inilah kelebihan private tour yang tidak
terlalu banyak peserta dan kita semua sudah saling mengenal. Jadi seperti satu keluarga.
Victoria Falls mempunyai julukan ” Thundering Smoke ” adalah air terjun di sungai Zambezi , terletak di
perbatasan negara Zambia dan Zimbabwe. Merupakan air terjun yang tertinggi di dunia
Tingginya 108 meter, dengan lebar 1708 meter
Misionaris Skotlandia yang bernama David Livingstone pada tahun 1855 memberi nama Victoria Falls
untuk menghormati Ratu Victoria.. Sudah sejak abad ke 20 merupakan pusat turis.
Sampai sekarang penduduk disitu dalam bahasa Sotho , menamakannya ” Mosi – oa – Tunya ” = The
smoke that thunders.
Pada waktu musim hujan dari bulan Februari sampai May sering kali banjir dan kabutnya sangat tebal
sehingga tidak terlihat batas puncak dan dasar air terjun.
Sedangkan di musim kering, dari September sampai January, kita dapat melihat dinding jurangnya. Kita
melihat beberapa kayaker berada di sungai tersebut. Sejak tahun 2019 karena adanya perubahan
climate, maka hujan pun berkurang , menyebabkan berkurangnya aliran air terjun.
Air terjun ini sudah terbentuk waktu periode Jurassic yaitu 200 juta tahun yang lalu.
Di sepanjang jalan, ada 2 macam bunga yang sering terlihat, yaitu Flame Lily ( GLoriosa superba )
. Bunga ini adalah bunga kenegaraan . Bunga yang lain, Black Arum Kelopak bunganya berwarna
hitam.
Seharian kita menikmati keindahan ini. Setelah itu kita mengunjungi kios kios souvenir . Kita semua
membeli shirt dan tas bergambar binatang yang tidak akan dapat dibeli di negara lain.
Acara lain menyusul yaitu sunset cruise dan dinner khas lokal. Sampai nanti ya ( es / IM )
FOTO FOTO DAPAT DILIHAT DI FB WWW.INDONESOAMEDIA.COM