Ratusan Polisi Sandera Presiden Ekuador


Ratusan polisi Ekuador mengamuk setelah sebuah undang-undang baru berlaku

Ratusan polisi Ekuador mengamuk setelah sebuah undang-undang yang memotong anggaran mereka disahkan. Mereka menggelar demonstrasi, menutup bandara dan memblokir jalan raya.

Presiden Ekuador, Rafael Correa, yang berusaha bicara dengan mereka di markas polisi di Ibukota Ekuador, Quito, diserang dengan gas air mata. Setelah itu Correa yang berusia 47 tahun dikelilingi polisi yang memberontak.

Sang Presiden yang dikenal kiri itu pun mengumumkan dirinya “praktis tersandera” pada kejadian Kamis 30 September 2010 waktu setempat itu. Akibat serangan gas air mata, Presiden pun harus dirawat di rumah sakit.

Pemerintah lalu mengumumkan kondisi darurat, sehingga membuat militer berwenang menegakkan ketertiban sipil. Tentara berwenang melakukan penangkapan tanpa surat izin.

Gerakan polisi ini membuat sejumlah kota di Ekuador lumpuh. Sekolah ditutup. Banyak kegiatan bisnis distop karena tak ada perlindungan polisi.

Kerusuhan muncul di Ibukota, setidaknya dua bank dirampok. Sebuah harian melaporkan ada perampokan supermarket dan toko-toko karena polisi tak bertugas.

Sementara itu, ratusan pendukung Correa berkumpul di luar Majelis Nasional yang juga dikuasai polisi. Menteri Dalam Negeri Gustavo Jahlk berusaha bertemu dengan utusan polisi yang memberontak.

Panglima angkatan bersenjata, Jenderal Ernesto Gonzalez, menyatakan kesetiaan tentara pada Presiden Correa dalam sebuah jumpa pers. Dia menyatakan, akan mengupayakan sebuah dialog untuk mengatasi masalah ini.

Namun Gonzalez menyerukan, undang-undang yang dimasalahkan itu “ditinjau atau tidak diberlakukan pada pegawai negeri sipil, tentara dan polisi.”

Dua negara tetangga Ekuador, Peru dan Kolombia, menutup perbatasannya demi solidaritas pada Correa. Mereka mengumumkan dukungan pada Correa. Presiden Bolivia yang kiri, Evo Morales, meminta pertemuan darurat pemimpin Amerika Selatan untuk membahas soal ini.

Ekuador yang berpenduduk 14 juta jiwa memiliki sejarah instabilitas sebelum Correa, yang mendera selama masa jabatan delapan presiden sampai akhirnya ekonom didikan Amerika ini menang pada pemilihan Desember 2006.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *