Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengakhiri lockdown atau karantina total di Ibu Kota Manila, dan empat provinsi sekitarnya, demi mengatasi kondisi ekonomi yang sudah sangat merosot.
Pencabutan karantina yang diberlakukan kembali sejak 4 Agustus lalu mulai diberlakukan pekan ini, meskipun kasus infeksi covid-19 masih tinggi.
Paling tidak dalam sepekan terakhir masih ditemukan sekitar 3.000 kasus per hari, dan lebih dari 500 orang meninggal akibat virus corona itu hanya dalam bulan ini saja.
Kementerian Kesehatan pada 17 Agustus lalu mengabarkan jumlah kasus mencapai lebih dari 164.000, dan lebih dari 2.680 di antaranya meninggal dunia.
Dari jumlah kasus tersebut, sekitar 113.000 mengalami kesembuhan, atau sekitar tiga perempat dari total kasus.
Dengan jumlah kasus sebanyak itu, Filipina menempati urutan teratas di antara 10 negara anggota Asean.
Pencabutan karantina tersebut dilakukan Presiden Duterte demi menyelamatkan ekonomi, yang sudah tumbuh minus lebih dari 20 persen dalam tiga bulan terakhir.
Angka pengangguran pun sudah memasuki situasi gawat. Menurut sebuah survei, sekitar separuh dari populasi orang dewasa Filipina dalam kondisi menganggur pada bulan lalu.
Padahal angka pengangguran pada akhir 2019 hanya 2,15 persen.
Menurut seorang menteri, yang dikutip straitstimes.com, Selasa, 18 Agustus 2020, keputusan pencabutan karantina di Manila itu didahului perdebatan seru di kabinet.
Sebagian menteri menolak, dengan alasan kondisi pandemi virus corona masih belum mereda.
Kalangan kesehatan pun merekomendasikan supaya karantina diperpanjang sampai dua pekan.
Sebaliknya, Presiden Duterte ngotot untuk mencabut lockdown.
“Kita tetap menjamin keselamatan rakyat kita. Namun, sejumlah sektor ekonomi, khusus sektor ekonomi mikro, kecil, dan menengah sudah sulit untuk bisa hidup,” kata jurubicara Duterte, Harry Roque, mengutip penjelasan presiden dalam kabinet sidang itu.
Dengan pencabutan aturan karantina tersebut, maka angkutan umum perkotaan boleh beroperasi kembali, kantor-kantor juga boleh buka kembali.( WK / IM )
lockdown di cabut untuk penyelamatan ekonomi terus bagaimana dengan Warga yang Mati karena Covid-19 nya ? apa dibiarkan dikorbankan ? seorang Presiden Egois