POLLYCARPUS Budihari Priyanto membocorkan kondisi sebenarnya perusahaan penerbangan milik Tommy Soeharto.
Pollycarpus merupakan tervonis bersalah atas pembunuhan Munir dan telah menjalani masa pemidanaannya.
Pollycarpus kini disebut-sebut sebagai kader Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto.
Terkait bocornya kondisi perusahaan penerbangan milik Tommy Soeharto itu diungkapkan Pollycarpus saat diwawancarai Mata Najwa di acara Catatan Najwa yang diposting di akun youtube Narasi Tv pada 2 April 2018 lalu.
Dalam wawancara itu, Najwa Shihab menanyakan apa yang Pollycarpus lakukan semenjak bebas dari penjara pada tahun 2014 lalu.
Pollycarpus kemudian mengakui bahwa ia kembali ke profesi lamanya, yaitu dunia penerbangan.
Pollycarpus mengaku banyak mendapat tawaran kembali terbang, tetapi ia lebih memilih menjadi staf perusahaan penerbangan saja.
“Saya di aviasi lagi, PT Gatari (PT Gatari Air Service) sebagai asisten direktur. Itu bergerak di bidang air charter dan air cargo,” kata Pollycarpus kepada Najwa Shihab.
PT Gatari Air Servide diketahui salah satu perusahaan milik Tommy Soeharto, dan hal itu pun tak dibantah Pollycarpus.
Tapi Pollycarpus mengaku tak mengenal Tommy Soeharto sebelum dia masuk ke PT Gatari Air Service.
Saat membicarakan soal itulah sedikit kondisi PT Gatari Air Service milik putra Mahkota keluarga cendana itu bocor oleh Pollycarpus.
“Waktu itu saya memang mengajukan aplikasi (ke PT Gatari Air Service). Jadi ya saya lebih senang dengan kondisi perusahaan yang perlu kita berikan mungkin diupgrade atau gimana gitu. Waktu itu saya mengisi waktu dengan kegiatan yang positif seperti posisi saya,” kata Pollycarpus.
Dari sepotong petikan wawancara itu kelihatan bahwa PT Gatari Air Service butuh sebuah perubahan dalam perusahaannya.
Pesangon Belum Dibayar
Terkait kondisi PT Gatari Air Service yang perlu diupgrade juga terlihat dari sesuatu yang sempat ramai pada Februari 2018 lalu.
Kala itu sempat diberitakan berbagai media online bahwa PT Gatari Air Service didemo para karyawan dan mantan karyawannya karena belum membayar gaji berbulan-bulan dan pesangon.
Akibatnya puluhan karyawan dan ex karyawan PT Gatari Air Service gelar aksi damai menuntut hak-hak mereka, di Hanggar Gatari, Cibubur, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Koordinator aksi damai, Iwo Suparwo mengatakan, aksi damai terpaksa dilakukan karena pihak manajemen PT Gatari Air Service, anak perusahaan Humpuss milik Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) tak kunjung menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya kepada karyawan dan ex karyawan.
“Ini keprihatinan kami baik karyawan dan ex karyawan atas hak-hak kami yang sampai sekarang belum diselesaikan oleh PT Gatari Air Service”, kata Iwo, ex. Manager HRD PT Gatari Air Service, disela-sela aksi, seperti dilansir radarindonesia.com.
Dalam Aksi Damai tersebut karyawan dan ex karyawan PT Gatari menuntut segera dibayarkannya gaji dan tunjangan karyawan yang selama 7 bulan tidak dibayarkan, dengan nilai total sekitar Rp 5,5 miliar.
Kedua, segera dipenuhinya hak pesangon karyawan yang sudah diberhentikan.
“Untuk ex karyawan, sejak Agustus 2016, belum mendapatkan uang pesangon yang sudah dijanjikan dan sudah diperjanjikan. dengan nilai sekitar Rp 7,7 miliar”, kata ex. Manager Keuangan PT Gatari, Budi Pitoyo.
Selain itu, lanjut Budi, karyawan dan ex katyawan meminta segera dilunasinya iuran Jamsostek yang sejak Juni 2013 hingga Januari 2018 belum dibayarkan, dan iuran BPJS Kesehatan yang juga belum dibayarkan oleh PT Gatari Air Service, sebesar Rp 4,2 miluar. Serta iuran Koperasi Karyawan yang belum disetorkan ke koperasi PT Humpuss sebesar Rp 173 juta.
“Totalnya sekitar Rp 18,5 miliar”, ungkap Budi.
Iwo menambahkan, selama ini karyawan dan ex karyawan PT Gatari bersikap diam karena berharap ada langkah konkrit dari manajemen untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya semua.
“Namun sampai detik ini tidak ada realisasi maupun upaya yang jelas dari manajemen, maka kami terpaksa melakukan upaya aksi damai ini, dengan harapan manajemen dan semua stakeholder PT Gatari dapat memperhatikan hak-hak kami, mendengarkan jeritan kami ex karyawan maupun karyawan, dan agar segera diselesaikan”, tandasnya.
Ditempat yang sama, ex. Manager Operasional PT Gatari, Capt. Didit S menuturkan, karyawan dan ex karyawan sangat menyadari kondisi perusahaan yang sedang sulit. Namun demikian manajemen juga hendaknya memahami kondisi dan menghormati serta tidak menggantung hak-hak karyawan mauoun ex karyawannya.
“Alasan manajemen kan, kondisi operasional Gatari. Gatari saat ini memiliki tiga pesawat, tapi itu tidak ada yang terbang. Jadi tidak ada penghasilan. Padahal sebenarnya potensi pasar banyak sekali. Dan Gatari kan juga punya pemegang saham, punya Humpuss dan Humpuss ada pemiliknya, Tommy Soeharto. Mereka tahu kondisi Gatari kok karena kami terus memberi laporan. Sayangnya mereka sampai sejauh ini belum secara total memperjuangkan untuk memenuhi hak-hak karyawan maupun ex karyawan ini”, papar Didit.
Menurut Didit ada dua opsi yang bisa ditempuh manajemen Gatari, yakni untuk menghidupkan kembali Gatari dengan suntikan dana segar dari Humpuss sebagai induk perusahaannya.
“Atau terpaksa menjual aset untuk memenuhi semua kewajibannya, membayar gaji karyawan dan pesangon ex karyawan, serta kewajiban-kawajiban lainnya”, pungkas Didit.
Tak Ikut Partai Berkarya
Sementara itu terkait keikutsertaannya dalam Partai Berkarya, Pollycarpus menyebut dia tak secara langsung terlibat dengan Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto itu.
Pollycarpus menyebut bukan namanya dicatut, tetapi dia memang pernah diajak, hanya saja dia tak mau ikut lebih dalam.
Hal itu lantaran keluarga dan anak-anaknya memprotes apabila sampai Pollycarpus terjun ke dunia politik.
Bahkan hingga sampai diwawancara Najwa Shihab, Pollycarpus mengaku belum memiliki kartu anggota Partai Berkarya. ( Trb / IM )