Percakapan Dengan Dunia Lain (1)


Cukup banyak peristiwa dan kejadian sehubungan dengan “penghuni/ penunggu” tidak kasat mata yang pernah saya lihat dan alami. Tidak semua peristiwa yang saya alami memberikan effect yang negatief dalam kehidupan saya di kemudian hari.

Juga peristiwa yang ada tidak semuanya berupa “perwujudan” entah itu dalam bentuk suara, penjelmaan atau  gangguan.  Dari sekian banyak peristiwa yang sampai saat ini masih sangat berkesan adalah :

1. “Percakapan” dengan “ibu tua” di Kasteel Nijenrode, Breukelen di Utrecht;

2. “Percakapan “ dengan “bapak Haji” di kamar tidur rumah sewa di Rawamangun, Jakarta Timur.

3. “Percakapan”dengan “seorang wanita muda”  di pavilyoen rumah adik saya. Saya coba tuliskan , seperti apa yang telah saya alami.

 

Note Redaksi:

Dengan tidak mengurangi isi, artikel bu Nunuk kali ini akan dibagi 3 kali penayangan mengingat jika ditayangkan sekaligus, artikel ini akan menjadi terlalu panjang. Sub-judulnya mengikuti apa yang bu Nunuk sudah tentukan dalam pengantar di atas.


“Percakapan” dengan “ibu tua” di Kasteel Nijenrode, Breukelen di Utrecht

Tiga puluh lima tahun yang lalu, Kasteel, ruang aula di Kasteel Nijenrode

Nijenrode adalah nama sebuah kasteel yang terletak di Breukelen, di wilayah Utrecht. Arti nama Nijenrode adalah tanah yang baru digali. Kasteel ini dibangun dengan gaya Renaissance, oleh Gerard Splinter van Ruwiel pada tahun 1275. Setelah berulang kali mengalami kerusakan, kebakaran dan dibangun kembali dan direnovasi serta beberapa kali berpindah tangan, kasteel Nijenrode baru jatuh ke tangan seorang Belanda pada tahun 1930.

Seorang pedagang barang-barang seni, Jacques Goudstikker membeli dan menggunakan Kasteel Nijenrode sebagai ruang pamer barang-barang seni yang dijualnya. Di Kasteel ini juga seringkali diadakan malam Benefietconcert dan pesta-pesta besar yang hanya boleh dikunjungi oleh orang-orang tertentu dari golongan atas masyarakat pada masa itu. Setelah Perang Dunia ke 2 janda J. Goudstikker menjual kembali kasteel Nijenrode.

Baru pada tahun 1946 — resminya pada tahun 1950, Stichting Nijenrode Instituut voor Bedrijfskunde memiliki Kasteel Nijenrode. Dan pada tahun 1988 nama Univ. Nijenrode diperkenalkan. Dan sejak 2005 Univ. Nijenrode terkenal dengan nama Nijenrode Business Univ.

Untuk memanfaatkan ruang dan kamar-kamar yang ditinggalkan oleh para mahasiswanya di musim panas, maka selama tiga minggu di Kasteel ini diadakan suatu Zomer Cursus bahasa Belanda. Para pesertanya terdiri dari para mahasiswa yang mempelajari bahasa dan kebudayaan Belanda di Luar Belanda.  Dalam kesempatan  menyelesaikan kuliah/ scriptie  di Rijksuniversiteit te Leiden, saya juga dapat kesempatan untuk mengikuti Zomer Cursus selama tiga minggu di Nijenrode, Breukelen.

Melalui test lisan yang berupa percakapan, seseorang ditempatkan dalam kelas tertentu. Kelas yang ada terbagi dari kelas 01 sampai dengan kelas 12. Saat itu saya masuk kelas 10 / 11.

Setiap peserta Zomer Cursus ditempatkan dalam satu kamar yang harus berbagi dengan satu peserta lain dari negara yang berbeda. Setiap hari kelas kami mendapat program pelajaran yang padat yang  menitik beratkan lebih pada pengembangan kosa kata dari pada tata bahasa atau bahasa tulisan.

Setiap hari kami secara bergiliran mendapat bahan yang akan dibahas bersama dalam  percakapan / komunikasi / berbicara di depan umum. Di sela-sela perkuliahan yang ada kami juga aktief berinteraksi dengan peserta yang lain baik melalui pertandingan olah raga, menonton toneel, mendengarkan ceramah maupun wisata bersama.

Dalam setiap acara makan bersama, para peserta berkesempatan untuk saling berbincang dan berkenalan. Sering kami juga harus mendengarkan ceramah di ruang aula utama, yang merupakan ruang terbesar dengan tiang-tiang penyangga yang super besar.

Naaaah, dalam setiap kesempatan ceramah yang ada saya selalu memilih tempat duduk di sebelah tiang besar yang ada di samping kiri mimbar. Dari tempat ini tidak terlalu banyak hambatan untuk melihat ke mimbar dan bisa dengan jelas melihat ke si pembicaranya. Sementara kalau lelah badan bisa bersandar ke tiang..

Terus terang, pada saat itu ada satu pembicara yang juga merangkap “cursus leider” yang terlalu menarik perhatian saya. Entah daya tarik apa yang telah menyebabkan saya begitu terkesima setiap kali saya memandangnya. Dia mempunyai suara yang “sebetulnya”terlalu serak-serak basah. Dia seorang yang charmant sekali bila berhubungan dengan para mahasiswi.

Saya tahu sekali bahwa amat dan banyak mahasiswi yang jatuh hati pada si charmeur ini. Dan saya saat itu hanya berani memandangi dari jauh tanpa berani menyapanya dengan bebas. Dan kadang sangat kecewa kok dia nggak mau menegur saya. Saat itu saya masih pemalu dan merasa seperti anak kecil.  Mungkin karena baru pertama kali  pergi ke LN dan seorang diri.

Suatu hari, seperti biasanya, ketika dia sedang memberi ceramah, saya duduk bersandar ke tiang di sebelah kanan saya dan sambil memandanginya saya seolah sedang mendengarkan ceramahnya. Tapi entah mengapa siang itu pikiran saya tidak terfocus pada ceramah yang ada tetapi melayang entah kemana. Walaupun saya melihatnya dengan seksama. Yang saya tahu saat itu seolah saya sedang terlibat pembicaraan. Mula-mula terlibat pembicaraan dengan diri sendiri dengan berkata: ”Kamu (si penceramah) pasti akan saya dapatkan 7 atau  8 tahun lagi”.

Dan setelah saya selesai berpikir demikian tiba-tiba nampak seorang “ibu tua” yang sedang memperhatikan saya dan seolah sedang berusaha untuk membaca apa yang ada di dalam pikiran saya. Dan tidak lama kemudian “ibu tua” itu  tiba-tiba  menimpali pembicaraan saya dengan berkata: “Tidak, kamu tidak akan tahan kalau kamu dapatkan dia dalam 7 atau 8 tahun mendatang”.

Lalu saya mengajukan pendapat lain dan mengatakan:” Ok, tidak 7 atau 8 tahun, tapi 10 tahun”. “Ibu tua” menyambung pembicaraan saya dengan mengatakan: “Tidak. 10 tahun lagi kamu akan bertemu dia. Dan kamu akan dapatkan dia dalam waktu 15 tahun”. Dan entah mengapa tiba-tiba  “Ibu tua”itu seolah berdiri lalu mendekati saya dan memegang bahu saya dan masih berkata:”Hanya 8 tahun ya”.

Setelah itu “ibu tua”pergi meninggalkan saya, yang masih agak tertegun dan bingung….. Yang lebih membingungkan lagi saya tidak pernah ingat lagi pembicaraan tersebut sampai……..

Tahun 1986, ketika saya dikirim untuk mengikuti salah satu cursus bahasa Belanda bagi dosen bahasa Belanda di luar negeri Belanda, di Tropen Instituut Amsterdam dan di Universitas Hasselt, België.   Dalam kesempatan ini saya bertemu kembali dengan penceramah yang charmeur.

Dan ternyata dia tidak ingat lagi siapa saya. Hanya di kemudian hari saya dengar bahwa saya telah menarik perhatiannya karena keberanian saya untuk mengajukan banyak pertanyaan dan mengusulkan perubahan materi pembicaraan. Dengan alasan  banyaknya pengulangan dan sangat membosankan untuk mendengarkan hal yang selalu sama dari tahun ke tahun.

Dalam kesempatan yang sama saya masih menanyakan: ”Mengapa anda tidak ke Indonesia kalau toch anda berkecimpung dan membicarakan tokoh-tokoh Belanda yang berhubungan dengan Indonesia”. Dia hanya menjawab: ”Ach, untuk apa, toch buku-bukunya ada di perpustakaan Belanda semua”. Saat itu saya hanya membatin dengan sedikit kesal: “Kamu pasti akan ke Indonesia dalam waktu yang singkat:”.

Daaan, benar. Beberapa bulan kemudian saya mendapat telefoon kalau pak charmeur sudah ada di Jakarta dan mencari saya….Daaaaannn 15 tahun kemudian saya memang mendapatkannya …….Dan pindah ke Belanda bersama dengan dia.

Setelah saya menikah, kami  pindah ke Belanda. Dalam salah satu kunjungan ke rumah salah seorang dosen bekas teman kuliah dulu, yang tinggal di luar Breukelen  kami sempat berjalan-jalan ke Kasteel Nijenrode. Ketika saya masuk ke ruang aula serta melihat tiang tempat saya bersandar….. Secara tidak sadar seolah saya seperti melihat “ibu tua” yang mengingatkan “pembicaraan” kami  dulu,  yang saat itu seperti sedang diputar kembali.

Bedanya saat itu, saya datang dengan hasil pembicaraan yang dulu.. Dan memang dalam menjalani kehidupan yang ada, “ibu tua” benar sekali dengan “ucapannya”.  Saya hanya bertahan delapan tahun hidup bersamanya. …

Kasteel Nijenrode, di Breukelen, Utrecht. Di sekeliling Kasteel ada semacam parit dengan hanya satu jembatan yang bisa dibuka dan ditutup (ophaalbrug) . Jembatan ini berfungsi untuk pengamanan dan perlindungan dari kemungkinan bahaya yang datang dari  luar.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *