JAKARTA – DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan negara dinilai gamang dalam mencegah kasus-kasus kekerasan atas agama.”Kami menganggap negara gamang karena melakukan pembiaran dan 
lengah menghadapi kasus kekerasan atas nama agama. Gamang dalam memberikan perlindungan, justru ada pembiaran, bahkan lengah menghadapi kekerasan ini,” kata Wakil Sekjen DPP PDIP, Achmad Basarah, kemarin.
Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jangan hanya memberikan pernyataan, namun perlu memberikan “political action” guna mengatasi kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini, yakni kasus Ahmadiyah di Pandeglang, Banten, dan pengrusakan gereja di Temanggung, Jawa Tengah.
Ketua Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Kebudayaan DPP PDIP, Hamka Haq mengatakan, sikap gamang pemerintah dalam melindungi rakyatnya menyebabkan pelaku kekerasan dari ormas-ormas tertentu leluasa melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain.
“Sikap seperti ini membuat ormas-ormas salah mengartikan kebebasan yang diberikan negara, sehingga terjadilah kekerasan. Negara gamang memberikan perlindungan untuk masyarakat. Kepolisian juga lengah untuk mencegah terjadinya beberapa peristiwa kekerasan,” tutur Hamka Haq.
PDIP mengharapkan ketegasan Pemerintah dengan memberikan hukuman pada para pelaku kekerasan, termasuk di dalamnya meminta pemerintah untuk membubarkan ormas anarkis, baik terdaftar maupun tidak yang melanggar konstitusi dengan melakukan kekerasan.”Negara sama saja dengan tunduk pada kekerasan jika ormas-ormas anarkis terus dibiarkan seperti itu. Negara harusnya yang mempunyai hak tegas untuk menindaklanjuti ormas-ormas itu,” kata Hamka.
Selain itu, Kementerian Agama hendaknya meningkatkan pembinaan secara intensif bagi umat beragama agar dapat hidup berdampingan tanpa konflik dan tindak kekerasan antara satu dengan yang ain.
PDIP juga meminta polisi untuk meningkatkan kepekaan dan kecepatan bertindak mengantisipasi terulangnya tindak kezaliman terhadap kelompok agama apa pun dan menyeret pelaku kekerasan ke pengadilan.(harles silitonga/harianwaspada/IM)
Related Posts
