Peneliti dari Amerika the Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) melakukan pengembangan dalam rancangan empat tahun untuk membangun sebuah stimulator canggih untuk memahami otak manusia dan melakukan implan yang dapat membantu mengembalikan memori seseorang yang hilang akibat penyakit ataupun trauma pasca perang.
DARPA menyebut bahwa pengembangan tersebut dapat membantu banyak orang, seperti lima juta orang AS yang mengidap penyakit lupa atau Alzheimer serta membantu hampir 300 ribu militer AS yang mengalami cedera otak tarumatis pasca bertugas di Irak dan Afganistan.
“Kami pikir kami dapat membangun perangkat neuroprosthetic yang dapat secara langsung mengembalikan tipe pertama memori yang kita lihat dan memori deklaratif yang dimaksud merupakan ingatan seseorang atas peristiwa, fakta dan angka.,”