Mensos sebut pengguna narkotika dan alkohol mengkhawatirkan

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, di Indonesia pengguna Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) tercatat 4 juta orang. Tanpa pandang bulu menyerang semua umur, profesi, status sosial, mulai dari rakyat biasa hingga pejabat negara.

“Saat ini, pengguna Napza sangat mengkhawatirkan. Maka dibutuhkan lingkungan rehabilitasi salah satunya di panti,” katanya dalam rilis yang terima merdeka.com, Minggu (7/12).

Tuntutan perkembangan zaman dan hasil kajian pengelolaan panti, ke depan perlu dibuat panti yang nyaman dan mendorong produktifitas para penghuninya. “Lingkungan panti yang nyaman penting, dibutuhkan agar penghuni merasa terlindungi, terbantu, termotivasi untuk cepat sembuh,” ujar Khofifah.

Dia mengungkapkan, panti rehabilitasi Napza yang dikelola Yayasan Penuai Indonesia merupakan salah satu dari 41 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Di sini juga diterapkan pola therapetic community, yaitu pendekatan kelayan yang bisa menolong dirinya dalam komunitas, terutama perubahan perilaku (abstienence).

“Di Yayasan tersebut, mengatasi dua Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu kelayan bekas pengguna Napza dan kelayan psikotik. Jumlah penghuni rehabilitasi 67 orang, 64 laki laki dan 3 wanita,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI ini.
Di Jawa Barat terdapat 10 panti yang menjadi tempat rehabilitasi bekas pengguna Napza. Namun pada umumnya, panti bila memang harus menjadi pilihan hanya berkapasitas antara 75 sampai 100 orang. Oleh karena itu, Khofifah meminta, semua pihak menyatakan perang stop terhadap Napza. Caranya dengan melakukan pendekatan community base, sebagai langkah penanganan dan kontrol atas pergerakan peredaran yang masif dan sistematis.

“Penanganan melalui community base penting dilakukan, selain mencegah modus baru penggunaan Napza yang dicampur minuman keras oplosan,” terangnya.