Mencoba Memahami Perasaan Singapura


Seandainya dulu dua prajurit KKO itu, Usman dan Harun mengebom fasilitas militer Singapura, dan yang menjadi korban adalah tentara-tentaranya, mungkin penamaan kapal perang baru Indonesia itu tidak akan menjadi seheboh sekarang. Ketika hubungan Indonesia-Singapura menjadi panas gara-gara Singapura protes, Indonesia (TNI-AU) menamakan salah satu dari tiga kapal perang (frigate) yang baru dibeli dari Inggris itu dengan nama KRI Usman-Harun. Padahal, bagi Singapura Usman dan Harun adalah teroris. Sebaliknya, Indonesia menganggap kedua orang prajurit KKO adalah pahlawan. Maka, Indonesia bersikap, tidak akan merespon protes  Singapura itu dengan mengganti nama kapal perangnya itu.

 

Kenapa saya bilang, seandainya dulu Usman dan Harun mengebom fasilitas militer Singapura, mungkin Singapura tidak akan melakukan protes seperti sekarang? Karena, mungkin Singapura akan memahami bahwa pada waktu itu (1965) hubungan Indonesia dengan Malaysia (ketika itu Singapura masih menjadi negara bagian dari Malaysia) berada dalam keadaan siaga perang (konfrontasi). Jadi, demi hubungan baik kedua negara, Singapura bisa “memaksakan” dirinya untuk memaklumi, mengapa dulu fasilitas militer mereka dibom.

 

Tetapi, faktanya adalah bukan fasilitas militer yang dibom, tetapi fasilitas umum sipil, yaitu, sebuah hotel (The MacDonald House) yang terdapat banyak rakyat sipilnya. Akibatnya, yang menjadi korban tewas dan luka-luka kebanyakan dari rakyat sipil pula. Ditambah dengan rusaknya puluhan toko dan kendaraan bermotor sipil.

 

Pada waktu itu juga, Indonesia dengan Singapura tidak berada dalam keadaan perang, tetapi “hanya” dalam suasana konfrontasi, karena Presiden Soekarno sedang melancarkan semangat ”ganyang Malaysia”-nya. Jadi, sebenarnya tak ada alasan yang cukup untuk membuat kedua tentara itu menyerang dengan meledakkan bom seberat 12,5 kilogram itu di Singapura.

 

Jadi, Singapura berpikir, sangat tidak layak, di dalam keadaan demikian, ada tentara Indonesia yang melakukan serangan bom, apalagi akibatnya menyebabkan sedemikian banyak korban warga sipil, baik korban jiwa, maupun materi dari kalangan sipil. Keluarga dari korban-korban bom The MacDonald House inilah yang dimaksud Pemerintah Singapura, Indonesia menyakitkan hati mereka dengan penamaan kapal perang itu. Pemerintah Singapura mengatakan, mereka tidak akan protes kalau nama Usman-Harun itu dipakai sebagai nama jalan atau gedung di Indonesia, tetapi tidak demikian dengan nama untuk kapal perang, yang akan melintasi antarnegara.

Bagaimana jika KRI Usman-Harun itu digunakan dalam latihan bersama militer Singapura-Indonesia? Bagaimana jika KRI itu memasuki wilayah perairan Singapura, bersandar di pangkalan militer Singapura? Sebuah kapal perang dengan nama “teroris” yang pernah pengebom di Singapura, dan membunuh warga Singapura? Singapura bisa saja akan menolaknya, tetapi apakah penolakan dengan alasan “teroris” itu bisa diterima dengan lapang dada oleh Indonesia?

 

Menyindir Indonesia, seperti yang ditulis Harian Kompas (11/02/14), Menteri Pertahanan Kedua Singapura Chan Chun Sing, saat berbicara di Konferensi Keamanan Asia Pasifik, seperti yang dimuat di surat kabar The Straits Times,menekankan, sebuah negara dinilai menjadi negara kuat yang sejati bukan pada saat negara itu menggunakan keperkasaannya untuk mencapai tujuannya.

 

Sebuah negara menjadi negara kuat yang sesungguhnya saat ia bisa menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatannya, tetapi tetap bisa meyakinkan pihak lain untuk mendukungnya.

 

Chan juga menyebutkan setiap negara membutuhkan seorang pemimpin yang berani dan tak mudah tunduk pada tekanan dalam negeri atau langkah-langkah nasionalistis yang bertentangan dengan kepentingan yang lebih besar di kawasan.

 

*

 

Bertolak dari pemikiran Singapura, bagaimana jika mereka menyampaikan analogi ekstrem, seperti ini: Ada sebuah negara yang bersimpatik dengan “perjuangan” para pengeboman hotel dan tempat hiburan di Indonesia beberapa waktu lalu, lalu negara itu mengnamakan kapal perangnya yang diambil dari nama-nama Amrozy, Imam Samudera, dan Mukhlas, yaitu trio pengebom yang menghancurkan Paddy’s Cafe dan Sari Club di Kuta Bali, dan menewaskan 202 prang, pada tengah malam di 12 Oktober 2002. Apakah Indonesia, terutama sekali masyarakat Bali tidak protes?

 

Indonesia pasti protes karena menganggap trio pengebom itu adalah teroris, sedangkan negara itu menolak protes Indonesia itu, karena menganggap Amrozy, Imam Samudera, dan Mukhlas itu adalah pahlawan yang telah mati syahid.

 

Bukankah dalamhal ini sama-sama sasaran pengebomannya adalah fasilitas umum sipil dan yang menjadi korban adalah warga sipil juga?

 

Tentu saja tidak tepat membandingkan Amrozy, Imam Samudera, dan Mukhlas dengan Usman-Harun, karena tiga nama pertama itu jelas-jelas adalah teroris yang mengatasnamakan agamanya melakukan teror melawan negara dan pemerintahnya yang sah dengan tujuan mengubah dasar negara Indonesia.

 

Sedangkan Usman dan Harun adalah dua prajurit yang secara sah bertugas atas nama negaranya untuk melawan “musuh negara” ketika itu, hanya saja mungkin sasaran mereka itu salah. “Seharusnya” yang dibom itu fasilitas militer Singapura, bukan The MacDonald House.

Saya teringat dengan cerita berdasarkan kisah nyata di film Lone Survivor (2013); Empat anggota pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, Navy Seal, diterjunkan di suatu tempat di Afghanistan untuk mengintai keberadaan Ahmad Shahd, seorang pimpinan Al-Qaeda. Secara tak sengaja mereka kepergok tiga orang warga sipil Afghanistan, yaitu seorang penggembala tua bersama dua orang remajanya. Hanya ada dua pilihan bagi empat anggota pasukan khusus Angkatan Laut Amerika itu: membunuh penggembala dan dua  remaja atau melepaskan mereka dengan segala konsekuensinya.

Pilihan membunuh disingkirkan  dengan pertimbangan sangat tak pantas dan sangat memalukan pasukan elit sehebat Navy Seal membunuh warga sipil yang tak berdaya, tak bersenjata, dan yang terdiri dari seorang kakek dan dua remaja itu, dengan alasan apapun juga.

Pengembala dan dua remaja itu akhirnya dilepaskan, kemudian salah satu dua remaja itu melaporkan keberadaan  pasukan Navy Seal itu ke Taliban, dan keempat anggota Navy Seal itu pun dikepung oleh ratusan anggota Taliban, dan terjadilah pertempuran yang sangat tak seimbang.

Kecil kemungkinan Indonesia akan mengorbankan gengsinya dengan menurut tuntutan Singapura mengganti nama kapal perangnya itu dengan nama lain pengganti nama Usman-Harun, maka hubungan Indonesia dengan Singapura dalam konteks ini mungkin akan menjadi seperti hubungan Tiongkok dan juga Korea Selatan dengan Jepang, dalam konteks Kuil Yasukuni, sebuah kuil perang di Tokyo, yang setiap tahunnya dikunjungi oleh Perdana Menteri Jepang untuk menghormati para pahlawan Jepang yang dikuburkan di sana. Sedangkan menurut Tiongkok dan Korea Selatan, pimpinan-pimpinan Jepang itu tidak layak melakukan hal itu (mengunjungi Kuil Yasukuni), karena di sana terdapat banyak kuburan tentara Jepang yang melakukan kejahatan perang di kedua negara, ketika Jepang menduduki negara mereka di tahun 1940-an.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

33 thoughts on “Mencoba Memahami Perasaan Singapura

  1. james
    February 12, 2014 at 11:06 pm

    Betul sekali Artikel diatas bahwa Usman dan Harun bukanlah Pahlawan, karena me ngeBom Hotel Sipil dan Korbannya adalah Warga Sipil juha, maka wajarlah Singapura keberatan dalam hal ini, hanya itulah Gensi Indonesia terlalu Tinggi maka berusaha Tebal Muka saja dan membela Diri dengan Tidak Benar, itulah Kenyatannya Bukan Pahlawan dan Bukan Komando seperti Navy Seal, dah ah Malu sendiri nih bersikeras dengan yang Tidak Dibenarkan

  2. Alwan
    February 16, 2014 at 7:02 am

    Tau Apa kamu James tentang peperangan, tau apa kamu tentang musuh?….dan apakah kamu tau semua yang di hotel itu adalah orang sipil……… banyak para kolonial (inggris dan perancis dan belanda) yang menjadikan singapura untuk memantau Indonesia dengan bersembunyi dari kejaran milite indonesia. kalian adalah bangsa budak, kemewahan dan keistemewaan tidak lebih dari menjilat tuan kalian para kolonial. Bagi kami Sersan USMAN dan Kopral HARUN adalah Pahlwan, lantas kalian mau apa?. kalian tidak boleh berbicara karena kalian adalah budah biarlah tuan kalian yang berhadapan dengan kami.

  3. khairul+anwar
    February 16, 2014 at 10:53 pm

    Justru ditempat itulah” MacDonald House di Orchard Road”, yang merupakan simbol kekuasaan si penjajah britis dan di jadikan “markas intelijen” sipenjajah britis sebagai tempat penyamarannya.Sehingga dijadikan sasaran oleh dua prajurit KKO ,dan ingat saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan persekutuan Melayu ,yang merupakan negara boneka bentukan britis.Dan yang namanya negara singapura belum ada.Singapura melepaskan diri dari persekutuan Tanah Melayu tanggal 9 Agustus 1965. Artinya dia sendiri menelikung nilai perjuangan persekutuan tersebut.
    Sebelum berkomentar banyak2lah membaca buku pengetahuaan sejarah,,,,Dan ingat juga ada lebih dari 45% penduduk melayu ingin bergabung dengan Indonesia raya,,,Sabah dan Serawak ingin berdaulat sendiri dan membentuk negara kalimantan utara,,, Dan ingat mereka mendirikan negara boneka agar dapat mereka kendalikan hingga saat ini,,,,inilah yang dinamakan penjajahan model baru…

  4. James
    February 16, 2014 at 11:07 pm

    dalam setiap Peperangan bilamana Warga Sipil mejadi Korban karena Ditembak atau sekalipun Tertembak apalagi dengan Sengaja, maka Tentara/Perajurit tiu dikenakan Sanksi Hukum Perang Secara International melalui PBB, sedangkan INDONESIA itu adalah Anggota PBB, biasanya Pengadilan Hukum Peperangan dilaksanakan di Den Haag Belanda, apakah Hitler dapat disebut PAHLAWN karena banyak mengalahkan Negara lain dan mendudukinya? apakah Jepang dapat disebut Negara Pahlawan juga karena banyak menduduki dan menjajah mengalahkan Negara Lain ? SAMA SEKALI TIDAK !! karena banyak sekali Warga Sipil yang dibunuh, sedangkan waktu Usman dan Harun memBOM MacDonald House itu Belum Menjadi Suasana Perang akan tetapi masih Dalam Konfrontasi. Kata-kata Pahlawan dan Penjahat Perang adalah sangat Berbeda, apakah Loe Alwan pernah mendengar waktu Konfrontasi waktu itu, berapa banyak RPKAD?Kopassus yang mati ditembak Pasukan Malaysia di Kalimantan Utara ? mati bersama payung terjunnya diatas Pohon, tau apa Loe mengenai Perang Alwan ??? apa loe belum lahir waktu itu di tahun 60 an Perang Perbatasan Kalimantan Utara ??? kasian deh loe Alwan sok tau doang !!!

  5. James
    February 16, 2014 at 11:09 pm

    ada 45% Penduduk Melayu ingin bergabung dengan Indonesia ?? lucu…..kok sekarang para Negara Tetangga itu Ngeledekin dan Memandang Rendah Indonesia ?? lihat Fakta dong sebelum Kometar balasan dan pergunakan akal sehat untuk kemajuan Indonesia

  6. khairul+anwar
    February 16, 2014 at 11:41 pm

    Baca sejarahnya,,,,bung,,,,kalau mereka sekarang anda katakan meledeki dan memandang rendah kami itu adalah buah dari ajaran2 sipenjajah britis,,, yang memang senantiasa akan selalu ingin memecah belah bangsa serumpun ini…Dan ingat yang kami hadapi saat konfrontasi itu memang bukan bangsa melayu akan tetapi si penjajah britis…

  7. James
    February 17, 2014 at 12:30 am

    bung jangan memutar balikan apa yang di sebutkan dikomenmu sendiri, kalau yang dihadapi si Britis mengapa bukan menyerang Negara Britisnya sekalian, gak ada biaya kan karena terlalu jauh ? jadi korbanya warga sipil yang tidak bersalah, sekali lagi pakai lah akal sehat bung !!! warga serumpun menjadi korban dari warga serumpun lagi, sama halnya dengan Peristiwa Gestapu, warga serumpun saling bunuh, kalau itu hasil Marshal Green/USA mengapa bukan diserang USA nya saja sekalian ?

  8. khairul+anwar
    February 17, 2014 at 2:05 am

    Itulah kenyataan sejarahnya yang dinamakan ” neokolonialisme”,,baca sejarah bung,,,jangan sok tau ,banyak baca sejarah,,,

  9. James
    February 17, 2014 at 3:47 am

    korban adalah Warga Sipil yang tidak mengerti Politik karena mereka adalah Sipil , itu sejarahnya Indonesia selalu Mengelak Kenyataan dan Memutar Balikkan yang Sebenarnya terjadi, maka kapan Indonesia mau dan bisa maju ???

  10. khairul+anwar
    February 17, 2014 at 4:43 am

    Bukan mengelak,,bung,,,apalagi anda katakan memutar balik yang sebenarnya,,,lantas anda sebut apa seorang”George H. W. Bush.”dengan gerombolan yang katanya “koalisi”, yang beraninya hanya mengeroyok Irak menghancurkan negara dan membunuh ratusan ribu orang sipil dan anak2 Irak?,,,ini masih baru ,,,jejak dan aromanya masih ada,,,Alasan yang mereka buat2 Irak memiliki senjata pemusnah massal hingga saat ini tidak pernah terbukti,,(selain gerombolan itu sekarang berebut SDA Irak).
    Bahkan namanya sekarang dijadikan nama sebuah kapal perang mereka “USS George H.W. Bush (CVN-77).

  11. James
    February 17, 2014 at 6:23 am

    Pasukan PBB dan Pasukan NATo itulah sebabnya Amerika selalu Tidak Bertindak sendiri melainkan dengan persetujuan Internasional….Irak memiliki senjata pemusnah itu kan buktinya Saddam Husein di Hukum sesuai dengan Tindakan mempergunakan Senjata Pemusnah untuk Membantai Rakyatnya…..memang kenyataan anda itu memutar balikkan contohnya anda mengatakan Konfrontasi dengan Melayu sesudah itu anda Mengelak dengan mengatakan yang dilawan waktu itu adalah Britisnya > maka saya beri jawaban kalau Britisnya mengapa bukan Negara Britisnya ang langsung diperangi ?? kurang biaya atau karena terlalu jauh ditempuhnya atau Memang gak berani Melawan? atau cuma omdo. Saat terakhir adalah dimana buktinya Suriah juga sekarang ditemukan senjata nuklir ? hanya pihak Suriah membandel dan tidak mau mengakui ?? di masa mendatang China akan lebih advance dari pada Amerika, maka akan semakin tegas dari pada Amerika juga, sudah dapat dipastikan, maka belakangan Amerika sangat mendekatkan diri ke China

  12. khairul+anwar
    February 17, 2014 at 10:27 am

    Anda simak2 baik2 komentar saya diatas saya tidak “memutar balik”konfrontasi dengan persekutuan Melayu ,yang merupakan “negara boneka” bentukan britis.
    Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara lainnya. Negara boneka secara harfiah berarti negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya sebagai dalang.Pemerintahan. Negara boneka biasanya sangat tergantung kepada negara dalangnya terutama dalam hal politik, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri.
    Siapa “dalang” atau aktor yang mengendalikan negara itu?,,sudah tentulah si penjajah.
    Bangsa yang mengalami proses neokolonialisme sudah pasti tidak bisa berkuasa untuk dirinya sendiri. Jangankan itu, mengatur rumah-tangganya sendiri mereka kehilangan kekuasaan. Akibatnya, rakyat yang terjajah selalu terikat dan terperangkap oleh kepentingan-kepentingan yang tak menyangkut kepentingannya,selain untuk kepentingan si penjajah..
    Bangsa Indonesia bukanlah agresor,,,Negara Suriah juga sedang bergulat menghadapi penjajahan model baru “neokolonialisme” ,metode sipenjajah pecah belah dan akhirnya kuasai SDA nya.
    Bangsa Cina terbukti telah menciptakan peta dunia yang akurat dengan keberhasilan mengelilingi dunia. Mereka telah menguasai rute mengitari benua Afrika, 30 tahun sebelum Bartolomeu Dias menemukan jalur ke Tanjung Harapan langsung dari Eropa. Lalu mereka telah mengunjungi daratan Amerika lebih dari satu kali pelayaran 70 tahun sebelum Columbus tersasar di
    sana. Mereka juga mendahului pelayaran keliling dunia pertama bangsa Eropa melalui pelayaran Ferdinand Magellan seabad sesudahnya. Bahkan tiga abad lebih maju dari Kapten Cook yang menjelajahi pulau rempah-rempah hingga Australia dan
    New Zealand. Pada tahun 1421 armada besar dipimpin oleh Laksamana Ceng Ho pun siap. Armada yang terdiri dari empat kelompok besar ini masing-masing dipimpin seorang laksamana besar. Empat armada besar dilepas kurang lebih secara bersamaan sementara satu di antaranya dilepas lebih awal setelah disiapkan untuk lebih lama berada di laut. Kaisar Zhu Di melepas pelayaran Hong Bao menuju Antartika dan Australia, pelayaran Zhou Man menuju Australia, Pulau Rempah-Rempah di Nusantara, hingga mengitari Amerika Tengah, pelayaran Zhou Wen ke Amerika Utara hingga ekspedisi ke Kutub Utara, dan pelayaran Yang Qing yang memiliki tujuan khusus mengitari sejumlah samudera dan perairan untuk menyempurnakan panduan navigasi astronomis dengan menemukan kombinasi garis bujur dan lintang yang sebelumnya belum pernah dilakukan sebelumnya.Bukti sederhana-nya bangsa China bertebaran dimana-mana seluruh bagian dunia lebih banyak dibandingkan bangsa Eropa.
    Dan bangsa China tidak pernah menjajah bangsa lain…
    Dan banyak bukti lain kalau anda mau banyak baca sejarah,,,,bukti yang masih ada bisa anda lihat direlief candi borobudur dan candi 2 lain di Nusantara ini…sangat bertolak belakang dengan kedatangan bangsa penjajah…

  13. James
    February 17, 2014 at 10:24 pm

    Bukti Nyata kalau beberapa negara di jajah Neokolonialisme menurut anda , maka Bukti Nyatanya adalah Mereka lebih Maju, maka dari itu mereka begitu berani Ngeledek Indonesia dan memandang sebelah mata, sejarah bangsa China yang anda Uraikan panjang lebar di atas begitu lengkap menurut anda yang lebih tahu Sejarah, pada Kenyataan kan tidak Pernah Dihargai Digubris Diakui oleh Bangsa Indonesia ??? jadi gak ada manfaatnya Sejarah Bangsa China dapat begitu Maju juga kalau gak pernah dihargai, jangankan menghargai Bangsa China, Pancasila Dasar Negara dan Hasil Jerih Payah Para Pahlawan Dalam Sejarah Indonesia saja Tidak Dihargai lagi, maka Bukti lagi bahwa Indonesia semakin hari semakin Terpuruk dan akan menjadi Bukti Sejarah !!!

  14. pengamat
    February 18, 2014 at 3:49 am

    ngga benar bahwa indonesia semakin hari semakin terpuruk. Kalau mau mbandingin indonesia bandingkan dengan negara lain di ASEAN, taraf kehidupannya hampir sama.

  15. James
    February 18, 2014 at 4:00 am

    hampir sama ????? Thailand lebih maju dengan Penekanan Kepariwisataannya melebihi Indonesia otomatis Ekonominya pasti Lebih Menguntungkan perputaran uangnya,, Singapore jauh lebih baik dari Indonesia dalam segala hal, Malaysia masih lebih unggul dari Indonesia maka berani ngeledekin Indonesia, dengan Filipina juga mereka lebih baik, berapa banyak Tenaga Profesional Filipina yang dipakai di Indonesia ? berapa banyak juga Tenaga Profesional Indonesia dipakai di Filipina ? dibanding dengan China malah terlalu jauh Bedanya dah gak sebanding sama sekali, dengan Jepang juga beda terlalu jauh, dengan India meski Negara miskin akan tetapi Lihatlah Industrinya melebihi majunya Indonesia

  16. pengamat
    February 18, 2014 at 4:31 am

    sebaiknya kita jangan hanya berpikir kehidupan duniawi saja, mesti seimbang. Tidak perlu berlomba-lomba menjadi negara yang paling kaya raya….Apa gunanya banyak uang tetapi pikiran tidak tenang ? yang penting berkecukupan dan bahagia.

  17. James
    February 18, 2014 at 4:42 am

    bukan berpikiran duniawi atau negara kaya raya akan tetapi kehidupan yang benar-benar cukup dan wajar, jangan sampai ada kemiskinan, di negara barat orang gelandangan pinggir jalan itu bukan miskin akan tetapi pilihan hidup mereka sendiri karena MALAS, meski mendapatkan bantuan Pemerintah tapi kerjanya hanya mau minum alkohol narkoba seumur hidup, ya mana gak jadi miskin ?? karena menyalah gunakan Bantuan/Tunjangan Pemerintah

  18. khairul+anwar
    February 18, 2014 at 11:52 am

    “Bukti Nyata kalau beberapa negara di jajah Neokolonialisme menurut anda , maka Bukti Nyatanya adalah Mereka lebih Maju, maka dari itu mereka begitu berani Ngeledek Indonesia dan memandang sebelah mata,……….

    “Negara boneka adalah negara yang secara resmi merdeka dan diakui kedaulatannya namun secara de-facto berada di bawah kontrol negara lainnya. Negara boneka secara harfiah berarti negara di mana pemerintahannya dapat disamakan seperti boneka yang dimainkan oleh pemerintah negara lainnya sebagai dalang.Pemerintahan. Negara boneka biasanya sangat tergantung kepada negara dalangnya terutama dalam hal politik, ekonomi, militer dan hubungan luar negeri.
    Penjajahan model baru “neokolonialisme” ,metode sipenjajah pecah belah dan akhirnya kuasai SDA nya….Samapai detik inipun yang namanya penjajah dan negara antek2nya senantisa berusaha untuk mengendalikan Indonesia berbagai macam cara -cara licik mereka gunakan mulai” dari dalam “..hingga menggunakan tangan2″ negara bonekanya’….berbagai isu2 mereka keluarkan untuk mendiskreditkan/ menggoyahkan segala macam sendi sistem pemerintahan negara,,sampai mereka dapat kendalikan dan kuasai….Bahkan cara2” kekerasan militer”pun dengan berbagai alasan /dan tuduhan yang mereka ciptakan sendiri.

  19. James
    February 18, 2014 at 10:29 pm

    tapi bukti kenyataannya Negara yang dikatakan Negara Boneka menurut anda, ternyata lebih damai lebih tenteram lebih advance, lebih baik ekonomi dan rakyatnya menikmati bahagia Kemerdekaannya dibanding dengan Rakyat Indonesia, maka mereka tetap senang meski terlihat seperti Negara Boneka juga karena bagi rakyat yang terpenting adalah Demokrasi, Kebebasan, Kecukupan, Ketenteraman dan dengan di Back-Up oleh Negara Neokolonialnya menurut anda lagi, maka mereka merasa ada pelindungnya dibelakang mereka sehingga mereka tidak kuatir bilamana mengalami kesulitan Keuangan atau Ekonominya karena ada yang Menunjang mereka, ini sangat terlihat jelas dari Kehidupan Ekonomi Rakyatnya

  20. James
    February 18, 2014 at 10:35 pm

    hari ini diberita surat kabar saja bahwa Singapora sudah mengambil tindakan yang setara, diaman KRI Usman-Harun DILARANG Melewati Singapura dan masyarakat Singapura mendesak Pemerintahnya untuk Membatalkan Kerja Sama Pertahanan dengan Indonesia, yang rugi adalah Indonesia juga karena selama ini Singapura banyak Belajar dan Tergantung dari Australia dan USA dalam segala Bidang Pertahanan, jadi Indonesia mau akur dengan siapa ? dengan Singapura gak akur, dengan Malaysia gak akur, dengan Australia dan USA coba-coba untuk Bersikeras ? satu pertanyaan : Yang Rugi Siapa dan pihak mana ?

  21. khairul+anwar
    February 19, 2014 at 5:42 am

    Keliru anda mengatakan Indonesia rugi> Justru sebaliknya. Tidak ada manfaatnya sama sekali kerja sama apapun ,termasuk kerja sama pertahanan dengan” negara boneka ” yang dijadikan markas inteligen,” penjajah” untuk melakukan “asymmetric warefare” terhadap negara lain dan negara dikawasan ini…

  22. James
    February 19, 2014 at 9:51 pm

    BUKTI Nyata Singapura jauh lebih Baik dari pada Indonesia kan ? banyak turis Indonesia ke Sangapura, berapa banyak Turis Singapura ke Indonesia ? jadi yang rugi yang mana ? secara Perlengkapan Militer juga Singapura lebih advance, ekonomi lebih advance, kesejahteraan ralyatnya lebih advance, yang rugi siapa ? dibolak-balik yah ??

  23. khairul+anwar
    February 19, 2014 at 10:30 pm

    Anda mau menagatakan lebih baik kah,,lebih majukah,,sah2 saja itu pendapat anda.
    Tapi bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaualat juga tidak ingin “diganggu” dengan cara2 licik,,dengan berbagai macam cara “assimetrik strategi” penjajah di negara kami,,bahkan negara2 dikawasan ini,,dan dibeberapa belahan bumi lain,Indonesia juga” berteman” dengan negara lain bahkan bermitra strategis negara lain… asal saling menguntungkan ,tidak mendikte,,apalagi punya niat busuk untuk memecah belah dan senantiasa ingin menguasai dan mengendalikan.

  24. James
    February 20, 2014 at 2:48 am

    malah Bangsa Indonesia itu DiJajah oleh Bangsa Indonesia sendiri, lebih kejam dari penjajah manapun, coba lihat berapa banyak Pejabat Pemerintahan yang KORUPSI ? Rakyat Indonesia sudah Merdeka dari Belanda atau Jepang ataupun Penjajah Lainnya, akan tetapi apakah Bangsa Indonesia sudah Merasakan Merdeka dari Bangsanya sendiri ?? sampai sekarang Rakyat masih banyak yang miskin dan tidak mampu, dalam tahun 2014 ini saja masih ada orang yang hanya makan SATU Kali dalam Sehari, apakah dapat dikatakan sudah benar-benar Merdeka ??? persoalan Memecah Belah sih tidak perlu campur tangan asing, karena secara otomatis juga antar Suku di Indonesia sudah terpecah belah dengan sendirinya, coba lihat begitu banyal tawuran dan bentrokan diantara desa dengan desa lain, diantara suku dengan suku lain. Kalau saja suatu hari UU KUHP disahkan Oleh Pemerintah maka semakin Buas itu Penjajahnya karena Koruptor Tidak Dapat Disentuh Oleh KPK dan berarti KPK Bubar Mati dengan sendirinya, nah Penjajahan oleh Bangsa Indonesia sendiri akan semakin subur dan Merdeka, Koruptor semakin Barbar Indonesia semakin cepat Bubar namanya

  25. khairul+anwar
    February 20, 2014 at 4:54 am

    Itulah yang disebut cara2 “assimetrik strategi” penjajah di negara kami,,Dan harus senantiasa ditanamkan pemahaman ini kepada semua elemen serta seluruh komponen bangsa kami ,,agar tidak ‘terjajah’ kembali..
    Apa yang anda komentar dan harapkan ” Indonesia semakin cepat Bubar”,mudah2an dan bangsa kami nyakin tidak aka terjadi…Luas wilayah dan kekayaan yang dikandungnya memang membuat negara /bangsa lain yang” bermental penjajah” sangat ingin mengendalikan dan menguasainya….

  26. pengamat
    February 20, 2014 at 5:10 am

    Sebenarnya singapura tidak perlu sewot dengan nama kapal, sebab saat kejadian negara singapura belum ada.

  27. James
    February 20, 2014 at 10:52 pm

    tapi tetap saja namanya Negara Singapura karena kejadian di Singapura sebelum Changi jadi Bandara

  28. didik
    June 11, 2014 at 12:47 am

    masa bodo dg perasaan singapure. kita lbh baik mati rasa dg ngr tetangga spt malaysia dan singapur. lebih baik curahan perasaan dan kasih sayang untuk segenap rakyat INDONESIA. persetan dg singapur,malaysia dan australia. mereka adl bukan tetangga yg baik

  29. james
    June 11, 2014 at 12:56 am

    dengan memiliki Perasaan Masa Bodo itulah Maka Indonesia selalu Keterbelakang dan Ketinggalan dari Malaysia, Singapore juga karena Mereka Belajar Banyak Sekali dari Australia, boleh dikatakan Mereka meniru sekali kepada cara-cara Australia, terutama segi Medical, Australia adalah salah satu Negara Research terkemuka di Dunia, belum dalam bidang lainnya

  30. pengamat
    June 11, 2014 at 3:05 am

    Dari segi medical kita hampir sama saja dengan negara tetangga. Dokter kita engga kalah. Cuma kita masih tergantung ama medical device / peralatan buatan luar negri.

  31. james
    June 11, 2014 at 5:14 am

    nah itu yang dinamakan Perbedaannya meski hanya dari segi Device juga, akan tetapi Buktinya hingga sekarang sangat banyak Orang Indonesia sendiri yang berobat ke Singapore dan Malaysia, Mengapa ??? sampai Pejabat sendiri juga lebih memilih ke Singapore dan Malaysia, Ani Yudhoyono saja berobat keluar negeri, mengapa ?? kalau benar mutu dan hasilnya di Indonesia sudah baik, gak mungkin Orang Indonesia akan berobat ke LN. Sepengetahuan selama ini adalah Hasil dari Suatu Operasi dan Pemeliharaan Seusai Operasi itu masih dibawah Kualitas International yang didengar dari banyak Orang Indonesia yang di Operasi disana

  32. james
    June 11, 2014 at 5:20 am

    itu baru di bidang Medical saja, belum di bidang Pendidikan dan Pertahanan dan Ekonomi dan Disiplin dan Keberishan dan Hukumnya juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *