Lewat “Monopoly“ Belajar Keuangan


JAKARTA – Sudah berapa lama Anda tak bermain Monopoly? Permainan masa kecil soal pengelolaan uang dan kekayaan ini sangat populer di kalangan semua usia.

Tapi, apa “ilmu” yang bisa dipetik dari permainan yang sudah melegenda tersebut? Mungkin soal mengumpulkan uang dan aset sebanyak-banyaknya (memonopoli) dengan berusaha “memiskinkan” lawan, menjadi sesuatu yang bisa diingat.

Pertanyaan lainnya, sejauh apa “ilmu” sederhana dari permainan tersebut bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata? Rasanya tidak banyak, selain keceriaan lantaran kebersamaan.

Nah, hal inilah yang berusaha disempurnakan Bank Negara Indonesia (BNI). Bank pelat merah ini menciptkan permainan Monopoly dengan memasukkan unsur pendidikan pengelolaan keuangan. Dalam permainan yang diberi nama BNI Financial Board Game ini, diperkenalkan cara-cara mengelola keuangan lewat beragam instrumen investasi.

Tak hanya berupa tabungan dan deposito, di permainan ini diperkenalkan investasi berupa saham, obligasi, reksadana, valuta asing, logam mulia, dan produk asuransi, termasuk bagaimana cara membeli, mengelola, hingga memutuskan untuk merealisasikan keuntungan.

Pemain juga dibiasakan untuk mengetahui kondisi ekonomi makro, cara membelanjakan uang, hingga perbedaan karakter berbagai produk keuangan tersebut. Ada unsur perhitungan dan spekulasi yang membuat permainan jadi menarik.

Dalam permainan Monopoly konvensional, pemain seperti diajarkan untuk menjadi seorang yang kapitalistik. Melalui BNI Financial Board Game, ada unsur sosial lewat pembayaran sedekah yang berguna suatu saat sebagai isntrumen pengurang denda atau bea.

Rasa humanis permainan ini terasa ketika di tengah permainan, pemain tak hanya mendapat gaji bulanan, tapi juga pengeluaran bulanan ditambah biaya-biaya tak terduga. Biaya tak terduga itu bisa berupa biaya sekolah, biaya rumah sakit, perbaikan rumah, dan sebagainya.

Menurut Direktur Konsumer & Ritel BNI, Darmadi Sutanto, BNI membuat game ini sebagai terobosan baru untuk belajar pengelolaan dan perencanaan keuangan secara sederhana dan menyenangkan.

“Alat ini dikembangkan Tim Financial Planning BNI, sebagai inovasi untuk mengatasi permasalahan masih sedikitnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai pengelolaan dan perencanaan keuangan,” ujarnya.

Edukasi

Ia mengatakan, permainan ini disiapkan sebagai alat untuk belajar mengelola keuangan dan perencanaan investasi, disesuaikan dengan kondisi sektor keuangan di Indonesia dan beragam produk keuangan yang dimiliki BNI. Permainan ini sangat menarik dan cocok untuk mengasah keterampilan dan melatih kecerdasan pemainnya dalam mengelola keuangan.

“BNI Financial Board Game ini bukan sekadar permainan biasa. Di sini Anda belajar banyak hal tentang bagaimana mengelola keuangan-investasi-asuransi, sampai sedekah atau charity. Jika dilatih secara rutin akan mampu menajamkan financial knowledge pemain,” Darmadi menjelaskan.

Ia melanjutkan, BNI Financial Board Game dibuat dalam tiga versi, BNI Financial Board Game for Kids (untuk anak-anak), BNI Financial Board Game for Teens (untuk remaja dan mahasiswa), dan BNI Financial Board Game for Professional (khusus untuk dewasa).

“BNI Financial Board Game dapat melatih siapa pun yang berminat untuk belajar mempraktikkan cara-cara pengelolaan keuangan secara benar. Ini juga dapat membuka wawasan tentang produk bank, asuransi, dan investasi, serta mengajarkan cara berinvestasi seperti yang dilakukan mereka yang kaya dan sukses,” kata Darmadi.

Wajib Lapor

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sri Rahayu Widodo mengatakan, Peraturan OJK Nomor 1/2013 mewajibkan pelaku jasa keuangan untuk melaporkan edukasi keuangan yang dilakukan pada tahun berjalan. Edukasi keuangan harus menjadi bagian dari Rencana Bisnis Bank (RBB).

Literasi keuangan, berdasarkan survei OJK, masih sangat rendah. Penetrasi keuangan pada masyarakat hanya 22 persen. Oleh karena itu, OJK bekerja sama dengan seluruh sektor jasa keuangan meningkatkan literasi keuangan. “Kalau OJK melaksanakan sendiri ada keterbatasan. Jadi, dalam rangka meningkatkan literasi, kami kerja sama dengan seluruh sektor melalui asosiasi,” ujarnya.

Dalam acara Sosialisasi & Kompetisi BNI Financial Board Game kali ini, BNI mengundang wartawan untuk ikut merasakan sensasi dan pengalaman memainkan permainan baru ini.

Peserta dibagi dalam sejumlah kelompok beranggotakan empat orang. Masing-masing anggota kelompok akan bersaing mengelola uangnya. Pemain yang memiliki jumlah aset terbanyak pada akhir permainan akan dinobatkan sebagai pemenang.

“Sial, kenapa tadi kenapa nggak beli asuransi dua unit? Kalau begitu, saya bisa meninggal dengan kaya raya dan jadi pemenang,” teriak seorang wartawan yang hampir menjadi pemenang karena meninggal dunia dan mendapat santunan hingga Rp 500 juta dari asuransi.

Itulah permainan yang pengelolaan keuangan versi Monopoly. Permainan ini memang cukup menggemaskan karena harus sedikit memeras otak dan mengatur strategi yang matang. Berminat? Silakan coba!

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Lewat “Monopoly“ Belajar Keuangan

  1. anonim
    March 24, 2014 at 11:57 am

    cara nya mendapat financial board game tsb bagaimana ya ?

Leave a Reply to anonim Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *