Laksma TNI Christina Maria Rantetana SKM MPH – Jabatan Adalah Kepercayaan


Bintang satu telah delapan tahun menempel di pundaknya, namun itu tidak membuatnya tinggi hati. Nada bicaranya lembut, penampilannya bersahaja, dan murah senyum, sehingga tampak anggun, seperti umumnya kaum ibu. Sehingga mungkin banyak yang tak percaya kalau perempuan ini adalah perwira tinggi (pati) AL.

Laksma TNI Christina Maria Rantetana SKM MPH

Itulah sekilas sosok dari Laksma TNI Christina Maria Rantetana SKM MPH. Dia adalah perempuan pertama yang berpangkat jenderal di jajaran TNI Angkatan Laut (AL). Nama Christina adalah pemberian orangtua, karena kelahirannya, yakni 24 Juli 1955, sama dengan tanggal kelahiran Ratu Christina dari Swedia.Bintang itu secara resmi telah menempel di atas pundak perempuan ini sejak 1 November 2002 melalui Keppres No 58/TNI/2002.

Sudah pasti dia pun menanti bintang dua menempel di pundaknya, tetapi sebagai prajurit yang loyal dan profesional, Christina tetaplah melaksanakan tugas negara apa pun yang dipercayakan kepadanya dengan penuh tanggung jawab. Selepas dari DPR, dia pun dipercaya sebagai Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi, 2006 — sekarang. Lahir dan besar di lingkungan pegunungan Toraja Sulawesi Selatan (Sulsel), tapi kini menjadi perempuan pertama yang menyandang pangkat Laksamana di jajaran TNI AL. Bahkan, saat ini, ia menjadi perempuan kedua perwira tinggi militer di Indonesia.

Christina adalah perempuan ketujuh yang meraih pangkat perwira tinggi, termasuk dari kepolisian. Tetapi, lima orang perempuan dari kepolisian sudah pensiun (saat ini ada seorang lagi yang menyandang bintang satu, yakni Brigjen Pol Rumiah Kertoredjo, mantan Kapolda Banten, Red).

Kuncinya Disiplin – Di lingkungan TNI, secara umum, Christina adalah

Christina Maria Rantetana SKM MPH

orang kedua yang meraih bintang satu setelah tahun 2000 lalu, Brigjen Kartini dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad), tetapi untuk Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), dia adalah yang pertama. Tentu ini menjadi sangat istimewa, bukan hanya bagi pribadi Christina dan keluarganya, tetapi juga bagi jajaran TNI dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Dia adalah tipe pekerja yang ulet, disiplin, penuh tanggung jawab, dan mau belajar apa saja, dan prinsip hidupnya itu telah membuahkan hasil. Selain sebagai perwira yang berprestasi, dia juga sukses sebagai politisi di parlemen (DPR/MPR) sebelumnya hingga dipercaya sebagai Sekretaris Fraksi TNI Polri. Christina pun sebenarnya tidak pernah berpikir bagaimana meraih pangkat laksamana ini. Menurutnya, yang selalu dia pikirkan adalah bagaimana bisa bekerja baik, maksimal, dan keberadaan atau manfaatnya dirasakan orang. “Saya tidak pernah berpikir bagaimana menjadi letnan dua, letnan satu, lalu menjadi kapten, mayor, letkol, kolonel, kemudian bintang satu seperti sekarang,” ujarnya ketika itu.

Kunci sukses perempuan ini meraih prestasi adalah disiplin. Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi kunci orang berhasil dan itu yang dia lakukan, yakni disiplin, kerja keras, dan bersandar pada Tuhan atau mensyukuri apa yang Tuhan berikan. Mungkin tidak berlebihan kalau disebut, Christina adalah sosok Kartini masa kini. Menurutnya, masyarakat Indonesia memaknai dan merefleksikan ketokohan Kartini pada masa kini masih terbatas dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial belaka. Di mata Christina itu, belum menyentuh substansi refleksi pemikiran Kartini yang visioner dan strategis.

Lambang TNI AL

Untuk itu, masih diperlukan langkah-langkah yang dapat mengelaborasi berbagai pemikiran yang bersifat strategis dan visioner untuk mewujudkan peran dan kedudukan perempuan Indonesia. Dan, diharapkan misalnya dalam kurun waktu 25 tahun ke depan, baik dalam bidang politik, pertahanan dan keamanan, ataupun dalam bidang-bidang lainnya. Makna emansipasi saat ini kata Christina lebih pada membangun good working relationship dalam rangka membangun kesetaraan dan kemitraan dalam

Kapal TNI AL

pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Tetapi, itu belum sepenuhnya menyentuh pada dirumuskannya langkah-langkah strategis untuk mencapai suatu visi dan goal, yakni kemitraan yang benar-benar setara dan saling menghargai antara laki-laki dan perempuan.

Christina M Rantetana/Tempat &Tanggal Lahir: Makale, Tana Toraja, 24 Juli 1955/Pekerjaan: Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi, Menkopolhukam/Pangkat: Laksamana Pertama/Suami: Ir Cosmas S Birana MS/Anak: Lima orang/Pengalaman Pekerjaan :Anggota DPR (1997-1999 dan Sekretaris Fraksi TNI/Polri 1999-2004/Pengalaman Tugas Luar Negeri: AS, Australia, Thailand, Filipina, Swedia,Inggris, Italia, Mongolia, India,Singapura dan Nepal.(SP/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *