Ketika MC Sampaikan Narasi ‘Orang di Balik Layar’ Perjalanan 50 Tahun Godbless
dilaporkan: Setiawan Liu
Jakarta, 10 November 2023/Indonesia Media – Pembawa acara (MC) Konser Emas Godbless di Istora Senayan, Helmy Yahya mengapresiasi orang di balik layar perjalanan panjang 50 tahun (1973 – 2023), termasuk mengurusi hal teknis lighting, sound system dan lain sebagainya pada setiap konser. Orang di balik layar yang dimaksud Helmy, yakni Hendra Lie yang berjibaku mengatur berbagai keperluan konser GB dengan keterampilan manajerialnya. Industri music bukan hasil kerja satu, dua orang, melainkan banyak pihak yang terlibat dalam proses pembuatan album, pertunjukan, konferensi pers, penjualan merchandise dan lain sebagainya. “Di balik itu semua (50 tahun perjalanan GB meniti karir bermusik), ada satu orang yang membuat Godbless sukses. Dia sahabat saya, musisi juga. Awalnya, dia sebagai drummer di band Jaguar yang tidak begitu terkenal,” kata Helmy.
Hendra Lie atau yang akrab disapa ‘Gojin’ memulai karir music bersama Alex & Jacob atau Kembar Group pada tahun 1970an. Seiring dengan waktu, ia mengambil alih managerial GB terutama pembuatan album, konser dan lain sebagainya. Tahun 1974, Gojin ambil alih, membiayai (berbagai kegiatan GB) termasuk produser. Bahkan konser Deep Purple di Jakarta tahun 1975 juga berkat tangan dingin Gojin. “Saya kenal dia, punya tiga nama. Dia bikin lighting, sound system sendiri. Bahkan (tangan dinginnya) misalkan dengan sendok, diakali untuk menambah keindahan lighting. Sampai akhirnya dia dikenal sebagai raja entertainment, raja lighting dan terus menjelma mendirikan (bisnis entertainment) Mata Elang. Mungkin, dia mantan musisi yang paling kaya, terutama (bisnis) hotel, entertainment, dan lain sebagainya. Waktu saya tangani EO (event organizer) untuk PON 2004 di Palembang, dia support saya,” kata Helmy.
Hendra Lie dengan GB nya, sempat gonta-ganti personil. Tapi ada satu masa, GB kuat dan kompak dengan sesama personil dalam satu formasi. Saat itu, formasi yang kuat diisi dengan Jockie Surjoprajogo (keyboard), Donny Fattah (bass), Ian Antono, tentunya Achmad ‘Iyek’ Achmad Albar. Peran Gojin juga membantu untuk memperkuat formasi. Ketika ada salah satu personil yang tidak aktif, ia mencari musisi lain untuk bergabung. “selama 50 tahun (eksis dan tetap berkarya), hanya Godbless yang bisa. Mengapa Godbless layak mendapat penghargaan. Sejarahnya panjang, dimulai ketika Iyek (Achmad Albar) pergi ke Belanda untuk sekolah music. (sekolah) tidak selesai sehingga tahun 1972, ia pulang utk mendirikan group, Crazy Wheels yang akhirnya berubah menjadi Godbless pada Mei 1973. Waktu itu, momen (GB) akan tampil di Summer 28 (twenty eight) seperti festival musik Woodstock di New York,” kata Helmy.
Konser Emas bersama Tohpati Orchestra digelar bertepatan dengan momen Hari Pahlawan pada 10 November 2023, dengan tiket ludes terjual. Sekitar 10.000 orang penikmat musik rock memadati gedung Istora, selama tiga jam. Harga tiket termurah Rp 500.000 sampai yang paling mahal, yakni Rp 2,5 juta. Dengan harga tiket yang relative terjangkau, berkat dukungan sponsor, Indofood & bank INA, para fans seperti terhipnotis dengan penampilan GB. Apalagi Tohpati Ario Hutomo menggarap aransemen orchestra dengan sangat apik. Band pembuka Padi Reborn dan tiga Lady Rocker Indonesia (Anggun, Nicky, Tantri Kotak), Eet Sjahranie juga membuat para penonton berjingkrak mengikuti dentum drum, cabikan bass, raungan gitar, lengking vocal Iyek. Bahkan trio Iyek, Nicky Astria & Anggun C. Sasmi yang menyanyikan lagu Bis Kota berhasil mengentak-entak lantai, dinding, bahkan atap gedung Istora. “Jumlah penonton membludak, (Istora Senayan) penuh. Di luar banyak (fans GB) yang tidak kebagian tiket,” kata Helmy. (sl/IM)
Related Posts
