Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir sempat kaget ketika mengetahui banyak sapi yang berkeliaran bebas di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Nasir pun menilai hal itu bisa dikembangkan menjadi swasembada daging di Papua.
“Bobot sapinya juga besar, ini bisa dikembangkan untuk swasembada daging di wilayah Papua,” kata Menteri Nasir dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (22/8/2015).
Saat itu Nasir usai meresmikan pembangunan Kampus Fakultas Kedokteran, Universitas Papua, Sorong. Memang dalam perjalanan yang dikelilingi perbukitan, banyak sapi yang berkeliaran.
Nasir mengaku telah mengembangkan rekayasa genetika untuk meningkatkan bobot sapi. Biasanya dari berat normal sapi 200 kg dapat dijadikan 500 hingga 750 kilogram per ekor dengan rekayasa genetika itu.
“Saya minta Pak Bupati untuk mengumpulkan beberapa ratus sapi, nanti kita bantu untuk proses rekayasa genetika agar sapi di Papua bobotnya makin berat,” kata Menteri Nasir yang didampingi Bupati Sorong Stefanus Malak.
Nasir yakin kebutuhan daging di Papua dapat dipenuhi apabila sapi di Sorong itu dapat dikembangkan. Jadi pemerintah tak perlu mengimpor daging.
“Mari kita penuhi kebutuhan daging di Papua dengan kerja keras kita sendiri,” ujarnya.
Selain itu, Nasir juga berharap pimpinan daerah Papua terus mencari nilai tambah untuk menggerakkan perekonomian wilayah mereka. Nasir lalu berbicara mengenai kualitas tenaga pendidik yang diharapkannya dapat ditingkatkan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Dosen itu minimal harus S2, kalau masih ada yang S1 harus cepat ditingkatkan dan pemerintah tidak segan memberikan bantuan,” ucapnya.
Pemerintah, kata Menteri Nasir, dalam hal ini akan memberikan banyak bantuan terutama bagi putra daerah setempat. “Yang paling penting harus putra daerah,” tegas Nasir.
Related Posts
