Salah satunya tabrakkan mobil penuh peledak ke pangkalan militer Irak.
Kelompok pemantau itu, SITE, serta situs militan di Indonesia menyebut bahwa militan ISIS asal Indonesia menabrakkan mobil penuh bahan peledak ke sebuah pangkalan militer di luar kota Tikrit, sebelah utara Baghdad, Sabtu 11 Oktober.
WNI itu disebut bernama Hanzhalah Al-Indunisi, walau analis meyakini itu bukan nama aslinya. Foto yang dikirimkan oleh SITE, memperlihatkan WNI itu membaca Al-Quran lalu asap tebal terlihat setelah mobil yang dikendarainya menabrak sasaran.
Itu disebut merupakan kasus kedua WNI menjadi pembom bunuh diri ISIS. Kasus pertama dilaporkan terjadi pada Februari. Juru bicara Polisi Indonesia Boy Rafli Amar mengatakan masih berusaha mendapatkan konfirmasi tentang insiden dan identitas WNI yang terlibat.
Polisi mengatakan total sudah lima WNI yang tewas saat bertempur bersama militan ISIS di Timur Tengah. Otoritas keamanan Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, mengatakan sedikitnya 60 WNI telah bergabung dengan ISIS.
Tapi pengamat mengatakan jumlahnya mungkin bisa mencapai 200 orang. Indonesia sukses menangani persoalan terorisme lebih dari satu dekade lalu, setelah serangan kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Namun gerakan ISIS yang jauh lebih masif daripada Al-Qaeda memicu kekhawatiran lebih besar, jika para WNI yang bergabung dengan ISIS kembali ke Indonesia dapat membangun jaringan lebih kuat dan melakukan serangan yang lebih berbahaya. (ren)
Biarin deh, semua WNI yang Berperang disana pada Modar Mampus semua ke Neraka sama Bidadarinya