Bantuan Gempa Turki Dijarah Korban


Ankara, 

Menurut lembaga Bulan Sabit Merah Turki ada 17 kontainer yang mengangkut bantuan untuk korban gempa, yang dijarah massa.

Menurut sejumlah pejabat resmi lokal di kota Van, penjarah adalah korban selamat yang marah karena merasa tidak menerima pembagian bantuan dan akibatnya mereka menggasak kiriman bahan makanan dan selimut.

Sementar di kota dengan kerusakan terparah, Ercis, para penjarah menyasar kontainer yang mengangkut tenda.

Para petugas penolong bekerja keras membagi bantuan makanan dan selimut karena korban kini terancam suhu udara nyaris beku di wilayah pegunungan berselimut salju ini.

Ribuan orang yang kehilangan rumah, menghabiskan malam keempat pasca gempa berkekuatan 7,2 SR di tengah udara mendekati beku dan taburan salju.

Pemerintah Turki yang mulanya menolak tawaran petugas penolong asing akhirnya mengatakan akan menerima bantuan dari negara lain untuk mempercepat proses pertolongan bagi korban.

Yang jadi masalah mendesak saat ini, menurut pemerintah, adalah akomodasi korban.

Gubernur provinsi Van, Munir Karaloglu, mengatakan 3.000 bangunan rontok di wilayahnya atau rusak namun tak bisa lagi ditinggali.

“(Akibatnya) warga yang rumahnya masih berdiri tak bisa kembali karena bahaya gempa susulan. Itulah sebanya kenapa semua korban menginginkan tenda,” tambahnya seperti dikutip kantor berita Reuters.

“Perkiraan kami jumlah penduduk yang terkena dampak seluruhnya mencapai 600.000 orang. Menyediakan tenda yang sepadan untuk korban sebanyak ini tidak akan bisa dilakukan negara manapun kalau hanya dalam tempo sehari atau dua.”

Berebut bantuan

Korban hidup yang kini tinggal di kam-kam pengungsian, berebut bantuan yang dikirim lewat kapal antara lain dengan menghadang kendaraan pembawa bantuan itu.

Nazmi Gur, seorang politisi lokal di Van, mengatakan pada BBC bahwa “ratusan ribu orang” butuh bantuan.

“Makanan ada tapi mereka sangat butuh tempat berlindung,” tambahnya.

Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengakui ada masalah dalam penyaluran tenda.

Dari luar negeri pemerintah menghendaki bantuan dalam bentuk tenda, rumah model lepas-pasang serta rumah kontainer.

Presiden Abdullah Gul mengatakan tak ada “diskriminasi” terhadap sumber bantuan dari negara mana saja, seperti ditulis koran Hurriyet.

Israel akan jadi salah satu negara pemberi bantuan pertama menurut kantor berita AFP, meski hubungan kedua negara memburuk setelah serbuan perwira komando negara itu menewaskan sembilan warga Turki yang membawa bantuan ke Palestina tahun lalu.

Masih hidup

Meski demikian kisah inspiratif dan mengharukan terkait penemuan korban juga terus muncul.

Seorang guru dan mahasiswa diselamatkan Rabu kemarin di Ercis.

Gozde Bahar, seorang guru bahasa Inggris, diselamatkan sementara ibunya melihat proses penyelamatan dengan linangan air mata.

Sementara mahasiwa Eyup Erdem ditemukan setelah menggunakan kamera mini yang diikat pada sebilah kayu.

Para penolong bertepuk tangan girang begitu badannya diangkat dari reruntuhan.

Dua lagi korban selamat berhasil ditemukan dari reruntuhan Rabu, namun semakin hari harapan mencari korban selamat semakin tipis.

Sudah lebih dari 480 orang tewas akibat gempa hari Minggu ini, namun menurut Bulan Sabit Merah masih ada ratusan korban lainnya terkubur puing.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *