Kemarahan istri berasal dari kekesalan sejumlah calon penumpang.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku dirinya harus memperoleh ‘cacian’ dan ‘kekesalan’ dari istri ketika peristiwa padamnya listrik Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang beberapa waktu lalu.
“Saat itu, istri saya sedang berada di bandara,” kisah Dahlan dalam sambutan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pengelolaan listrik bandara di kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 25 Agustus 2010.
Dahlan berkisah, istrinya adalah orang pertama yang memberitahu tentang listrik padam di bandara. Namun, pemberitahuan dari istrinya tersebut berisi kekesalan sejumlah calon penumpang pesawat yang jengkel dengan padamnya listrik.
“Padahal, sebenarnya yang mengelola listrik bukan PLN. Mungkin selama ini masyarakat tahunya listrik itu PLN,” ujarnya.
Paska telepon dari istrinya tersebut, mantan pemilik Jawa Pos ini mengatakan dirinya menerima telepon dari Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
Setelah kasus padamnya listrik di bandara itu, rupanya Dahlan masih harus menerima kekesalan dari pelanggan. Kali ini, Dahlan yang ikut rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja ke Bekasi mengaku mendengar keluhan dari salah satu perusahaan Jepang.
“Orang Jepang itu mengeluhkan seringnya listrik padam kepada SBY. Presiden pun meminta penjelasan saya untuk menjelaskan,” kata Dahlan.
Beruntung, kali ini Sang Dirut sudah memiliki persiapan untuk menjawab keluhan pelanggan besar tersebut. PLN, dia melanjutkan, saat ini sudah memiliki layanan khusus pengelolaan listrik dengan tarif khusus.
“Beruntung, paginya saya menghadiri penandatanganan pelayanan khusus listrik dengan Semen Gresik. Jadi, saya langsung tawarkan kepada pengusaha Jepang tersebut,” kata dia
Related Posts
