
Kepala Sekretariat Panitia Pemilu Luar Negeri (PPLN) Perth Nusiaga Putri, menjelaskan, pemilih di Perth dan Australia Barat kebanyakan adalah WNI yang menetap di Negeri Kanguru ini. Selebihnya, mahasiswa Indonesia yang tersebar di berbagai kampus.
“Untuk menjaring pemilih, KJRI Perth pun melakukan berbagai cara dalam menyosialisasikan pesta demokrasi lima tahunan ini. Kami menyiarkan informasi secara online, mengirimkan keterangan via email, termasuk mendatangi tiap kota untuk sosialisasi ke komunitas Indonesia di sana,” kata Nusiaga, ketika ditemui wartawan di Perth, Australia.
Koordinator Fungsi dan Penerangan Sosial Budaya KJRI di Perth itu menjelaskan, pada pemilu sebelumnya, KJRI Perth mendata 3.600 WNI yang berhak menjadi pemilih. Tetapi, hanya 900 orang atau 25 persen yang datang ke TPS.
“Saya tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Untuk tahun ini, saya berharap, setidaknya 75 persen dari DPT dapat datang dan memanfaatkan hak suara mereka,” imbuhnya. (ade)















