Usaha Tambang Nikel Berkelanjutan di Tengah Harga Tinggi


Usaha Tambang Nikel Berkelanjutan di Tengah Harga Tinggi

dilaporkan: Setiawan Liu

 

Kendari, 5 Februari 2023/Indonesia Media – Pelaku usaha tambang nikel di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melihat kegiatan eksploitasi pada lorong-lorong atau kawasan yang menghubungkan wilayah tambang suatu perusahaan tidak berorientasi pada ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan penambangan tersebut dikenal dengan istilah tambang nikel koridor yang sebetulnya illegal. “Tambang koridor itu menjual (nikel) menggunakan dokumen IUP (izin usaha pertambangan) resmi yang ada RKAB (rencana kerja dan anggaran biaya,” Nofel Primagafi dari PT Elit Kharisma Utama mengatakan kepada Redaksi.

 

Perdagangan nikel di bursa London Metal Exchange (LME) naik menjadi US$ 54 ribu per ton, bahkan kadar 2 (dua) mencapai US$ 84 ribu sehingga memicu kegiatan usaha tambang pada sebaran endapan nikel di Morowali (Sulawesi Tengah/Sulteng) dan Konawe Utara atau Konut (Sulawesi Tenggara/Sultra). “Perdagangan nikel di Indonesia sedang tinggi sekarang ini,” kata Nofel Primagafi.

 

Tercatat, kadar Ni 1,60%, CF 17%, MC 30% (FOB) per wmt US$ 54,16, MC 35% (FOB) per wmt US$ 50,29 sedangkan untuk Ni 2% lebih tinggi lg dengan CF 21%, MC 30% (FOB) per wmt US$ 83,63, MC 35% (FOB) per wmt US$ 77,65. “ini harga Mineral Acuan Nikel per Februari 2023 yang dikutip dari APNI (Asosiasi Penambang Nikel Indonesia),” kata Nofel Primagafi.

 

Beberapa perusahaan pada awal tahun 2023 biasanya sedang sibuk untuk mengurus persetujuan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB). Yang mana RKAB tersebut menyangkut berapa jumlah penjualan ore nikel, kapasitas produksi, K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), CSR (corporate social responsibility), PPM (pengembangan dan pemberdayaan masyarakat), rencana reklamasi dan lain sebagainya. Jika persetujuan RKAB belum disetujui maka hal ini berpotensial mengurangi pasokan bahan baku ore nikel ke smelter-smelter.

 

Kendatipun terjadi kericuhan antar pekerja PT Gunbuster Nickel Industri atau PT GNI di Morowali pada tanggal 27 Desember 2022 yang lalu, tapi kondisi sudah berangsur pulih. Usaha tambang nikel salah satunya di Morowali (sulawesi tengah) dan salah satu Konawe Utara (Sultra) termasuk PMA (Penanaman Modal Asing) Tiongkok sangat tinggi. “Harga tinggi memicu orang berusaha menambang ore nikel” kata Nofel primagafi

 

Kerusuhan PT GNI tidak berdampak (secara keseluruhan) terhadap industry, maupun kegiatan penambangan nikel di Sulteng dan Sultra. Selain PT. GNI, di Sulawesi tengah Masih ada beberapa pabrik smelter di Morowali yang terus aktif salah satunya termasuk PT.SMI (Sulawesi Mining Investment) yang berlokasi di kecamatan Bahodopi, Morowali, Belum lagi yang di Sultra seperti PT. Virtue Dragon Nickel Industry (PT. VDNI) PT. OSS (Obsidian Stainless Steel) serta investasi Tiongkok lainnya tetap operasional. “Kendatipun demikian, ada hikmah dari kerusuhan PT GNI. Baik untuk PT. GNI sendiri maupun perusahan-perusahaan lain yang sedang berinvestasi. Hal-hal yang perlu diantisipasi internal perusahaan, termasuk masalah K3, hubungan eksternal perusahaan dengan tenaga kerja lokal,” kata Nofel Primagafi.

 

Selain itu, setiap perusahaan tambang atau investor perlu membangun koordinasi dengan aparat keamanan lebih intens lagi. Koordinasi juga pemerintah baik daerah maupun pusat. “Menurut pandangan saya, selama bekerja di perusahaan PT. Elit Kharisma Utama di wilayah Konawe Utara,  kerusuhan terjadi tidak disebabkan hal yang tiba-tiba. sebaliknya, (tanda-tanda kerusuhan) sudah ada, terutama hal-hal yang berlarut-larut dan belum mendapat solusi. Kalau penyelesaian kedua belah pihak dengan cara duduk bersama, bermusyawarah, kerusuhan pasti bisa dicegah,” kata Nofel Primagafi. (sl/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *