Jamaah haji Indonesia mulai bergerak ke Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) pada 8 Zulhijjah 1435 atau 2 Oktober 2014 dalam tiga gelombang. Saat jemaah bergerak, di mana saja posisi petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji?
Ketua PPIH Ahmad Jauhari di Kantor Teknis Urusan Haji, Jeddah, menuturkan pengorganisasian pelayanan jemaah calon haji di Armina akan berada di bawah kendali Satuan Operasional Armina yang dipimpin Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Ahmad Riad S. Nantinya akan ada tiga satuan tugas, yakni Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Masing-masing satgas ini akan di ex-officio oleh daerah-daerah kerja petugas. Petugas Daerah Kerja Jeddah akan bertanggung jawab di Arafah. Sedangkan Muzdalifah menjadi tanggung jawab Daerah Kerja Makkah, dan Mina menjadi ruang lingkup Daerah Kerja Madinah. Penetapan satgas-satgas dikatakannya sudah melalui pertimbangan matang.
“Kenapa Arafah satgasnya dari Jeddah, ini supaya teman-teman dari Jeddah punya waktu pasca kegiatan Arafah Mina bisa menyiapkan prosesi kepulangan jemaah,” katanya keppada wartawan di Jeddah.
Sementara Satgas Muzdalifah diserahkan ke Mekah, karena beban pekerjaannya yang cukup kompleks. Petugas Daker Makkahh merupakan orang yang terakhir meninggalkan Makkah. Dan, mereka juga harus menyiapkan kepulangan jemaah paska Armina.
Sementara Satgas Mina ditangani petugas dari Daker Madinah karena pertimbangan sisi waktu. Petugas di wilayah kerja ini masih memiliki waktu resfresh saat petugas lain menyiapkan fase pra Armina karena jemaah di sana praktis sudah tidak ada. Jemaah baru kembali ke Madinah setelah Armina sekitar tanggal 20 Dzulhijjah.
Diakui Jauhari, beban kerja Satgas Mina paling berat dibandingkan satgas lainnya. Di Arafah jemaah hanya tinggal di perkemahan, tidak ada aktivitas di luar sehingga proses pelayanan di sini lebih pada pelayanan kedatangan, penempatan dan layanan katering untuk 4 kali makan.
Sementara di Muzdalifah, jemaah hanya berada di sana mulai pukul 19.00 WAS sampai seluruhnya bergerak ke Mina. Praktis hanya semalam saja. Sementara di Mina, jemaah tinggal mulai 9 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah.
“Masa kerja Satgas di Mina lebih panjang dan relatif berat, karena di situ ada pergerakan jemaah dari tenda ke Jamarat dan tenda ke Masjidil Haram untuk pelaksanaan thawaf Ifadah,” kata dia.
Personel yang ada di Makkah juga akan dilibatkan pada pengawasan pelayanan saat Armina, terutama katering dan penempatan. PPIH menempatkan petugas di masing-masing maktab sebanyak tiga orang.
“Kita siapkan personel di Muzdalifah, pos mabit 1-20. Sumber Daya Manusia yang ada di Mekah nantinya juga ditempatkan di sini. Di Mina sendiri selain petugas yang ditempatkan di maktab ada tiga orang, ada satu orang lagi untuk pengawas transportasi,” paparnya.
Sedangkan di Mina, disiapkan tujuh pos untuk mengarahkan pergerakan jemaah ke rute yang telah ditetapkan. Misalnya, jemaah yang ditempatkan di 9 maktab di Mina Jadid. Pergerakan mereka akan melewati jalur depan perkemahan Misi Haji Indonesia. Mereka juga harus melewati terowongan Muaisin. Di sinilah petugas Pos Muaisin 1 nanti akan mengarahkan mereka.
Sedangkan Pos Muasin 2 ada di dekat terowongan yang mengarah ke perkemahan jemaah Turki. Petugas akan mengarahkan gerak jemaah agar tidak tersesat ke perkemahan negara itu.
Untuk Pos Muaisin 3 berada di luar terowongan. Mereka akan mengarahkan jemaah yang melewati jalur Toriq Maliq Wahab, sehingga nanti dikembalikan masuk terowongan agar melewati jalur depan posko Mina.
“Kita juga tempatkan pos di sekitar jamarat. Ada tiga pos, masing-masing pos tugasnya mengendalikan dan mengarahkan jemaah agar menempuh rute yang sesuai, agar jemaah tidak sampai tersesat ke perkemahan lain selain perkemahan Indonesia,” ujarnya.
Disamping itu petugas di tiga pos ini juga bertugas memantau kondisi jamarat pada tanggal 11-13 Zulhijjah, terutama di saat penumpukan jemaah ba’da dzuhur. Saat itu petugas di tiga pos ini akan menginformasikan melalui alat komunikasi bravo ke Mina.
Dari Mina nanti akan diatur pergerakan jemaah dan imbauan menundanya untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. “Itu yang jadi titik poin penempatan petugas di jamarat 1, 2 dan 3,” kata dia.
Pos lainnya adalah Pos Aziziyah yang bertugas mengarahkan jemaah yang akan melaksanakan thawaf Ifadah atau yang telah melaksanakan thawaf dan akan kembali ke perkemahan.
Petugas Daker Jeddah yang bertanggungjawab di Arafah, kata dia, akan bergerak setelah subuh, kemudian dilanjutkan petugas Madinah yang bertanggung jawab di Mina. Terakhir petugas dari Mekah, karena mereka harus memastikan tidak ada satu pun jemaah yang tertinggal. “Sampai jemaah betul-betul dinyatakan bersih, baru mereka ke Arafah,” katanya.