Matahari mulai tinggi di kawasan Mina. Ribuan jamaah dari pelbagai negara menyemut di Jalan Arab 204 yang menjadi salah satu rute utama menuju jamaraat, tempat jamaah haji melempar batu dalam prosesi jumrah di Ula dan Wusta. Mereka semua ingin mengejar waktu terbaik melempar jumrah.
Di tengah-tengah barisan yang bergerak pukul 07.00 waktu setempat itu, paling banyak jamaah perempuan dan manula. Waktu kejadian adalah momen paling diminati jamaah haji untuk melempar batu ke jumrah, karena disebut-sebut paling afdal.
Saat kondisi teramat padat itulah, sekelompok jamaah paling depan tiba-tiba berhenti. Terjadi penumpukan berujung pada desak-desakan.Beberapa jamaah jatuh dari jembatan di tengah jalur 204, memicu kepanikan massal.
“Saat saling dorong dan injak itulah banyak perempuan dan orang tua jadi korban,” kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat dalam jumpa pers, Kamis (24/9).
Di sisi lain, korban jamaah Indonesia diperkirakan tidak akan besar. jalur menuju lokasi jumroh yang biasa digunakan jamaah haji asal Tanah Air adalah Jalan King Fahd. “Kalau jamaah kita kan melewati Terowongan Muasyir,” kata Arsyad.
Kemenag dan Kemenlu telah menggelar pertemuan dengan seluruh kertua kloter. Rapat menyepakati bahwa hari ini dilarang jamaah haji melontar jumroh mulai pukul 08-11. Bahkan, disepakati waktu lempar jumroh untuk jamaah Indonesia, terbesar dibanding negara lain, adalah besok (25/9).
Hingga berita ini dilansir, 220 jamaah tewas sementara 400 orang lainnya luka-luka karena saling injak. Mayoritas korban berasal dari Mesir dan negara-negara Afrika. Satu jamaah WNI disebut-sebut tewas, bernama Sumaniro (48). Namun belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Indonesia. ( Mdk / IM )