Penyuluh wajib tahu mekanisasi pertanian
Dilaporkan: Setiawan Liu
Tangerang Selatan, 16 September 2021/Indonesia Media – Masih banyak petani yang belum tahu tentang mekanisasi pertanian, bahkan sebatas menerapkan sistem pertanian tradisional mulai dari penanaman sampai panen. Kendatipun, sudah ada beberapa yang melakukan pengolahan tanah dengan traktor.
Penyuluh pertanian adalah orang yang bertugas mendampingi, memotivasi dan menyampaikan informasi mulai dari aspek teknologi sampai pada kapasitas produksi. “(Yang diharapkan) petani meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan semakin berorientasi pada usaha taninya,” Ariffulah dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pabuaran kab. Serang, Banten mengatakan kepada Redaksi.
Mekanisasi pertanian merupakan segala aktifitas inovasi teknologi yang bertujuan untuk memudahkan proses Bertani. Penerapan pertanian modern meningkatkan efisiensi terutama tenaga manusia, dan meningkatkan hasil produksi. “Efisien dan efektif (proses mekanisasi), kegiatan usaha pertanian berjalan dalam waktu yang lebih singkat,” kata Arifullah.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan pertemuan penguatan materi dan informasi penyuluhan lokasi IPDMIP (14-16 September 2021) di Hotel Santika Premiere ICE BSD City Tangerang. 40 orang peserta penyuluh pertanian dari wilayah Banten dan Jawa Tengah mengikuti kegiatan pertemuan tersebut. Peserta pertemuan (Penyuluh Pertanian) dilatih agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman Era Digital. “Nantinya, para penyuluh menyampaikan informasi teknologi pertanian dengan memanfaatkan sosial media/platform youtube, facebook dan Instagram,” kata Arifullah.
Peserta pertemuan juga diajak kunjungan lapangan ke BBP mekanisasi pertanian. Dari kegiatan tersebut, para penyuluh semakin meningkatkan wawasan tentang mekanisasi pertanian. “Terutama alat mesin pertanian (alsintan) dari hasil penelitian dan perekayasaan BBP Mektan, perlu disampaikan,” kata Arifullah.
Di tempat yang sama, kepala koordinator KSPHP, Harsono mengatakan pentingnya data informasi alsintan yang beredar di Indonesia. Hal ini potensial meningkatkan pengembangan dan penempatan alsintan, bantuan kementerian pertanian. Perolehan dan penyerapan informasi calon penerima calon lokasi (CPCL) yang tepat juga diharapkan. (sl/IM)