Dear redaktur Indonesia Media
Berdasarkan iklan di Indonesia Media 2014 mid June, maka saya bersama keluarga yg sedang berlibur di California pergi Ke Konjen RI utk ikut ciblos pilpres tanggal 5 Juli 2014.
Tetapi setelah tiba disana, kami ditolak untuk ikut coblos pilpres. Alasannya karena kami hanya membawa passport, tidak membawa form A5. Sama sekali tidak ada jalan untuk ikut coblos pilpres. Kami kecewa sekali.
Saya lampirkan foto kehadiran kami di Konjen RI dan iklan yang bersangkutan.
Terima kasih atas perhatiannya.
Regards,
Dr.Tony Gosal
Suatu Kelicikan dan Tipu Daya KonJen RI di LA ini, karena mereka Mengetahui bahwa WNI ini kebanyakan akan Coblos Jokowi dan JK’ maka mereka diberi alasan hanya Membawa Paspor saja tanpa Formulir 5, disini terlihat Ketidak Berlakuannya Paspor Indonesia oleh Pejabat Indonesia sendiri dan Pelanggaran Pemilu , luar biasa Kelakuan Petugas KonJen RI di LA, sudah bukan Rahasia lagi pPerlakuan Petugas KBRI / KonJen Indonesia di Luar Negeri sejak lama, apalagi pernah ada yang Meminta Uang untuk Perpanjangan Paspor yang seharusnya sesuai dengan biaya resmi, meski di LN tetap ada yang Korupsi
Ini bukan Berita Bohong lagi, tapi Kenyataan Yang Dialami oleh WNI sendiri sewaktu di LA, sangat Memalukan Tingkah Laku Petugas di Konjen RI ini
This is a very disturbing , I read yesterday on media Indonesia , Form A5 is not mentioned at all, only passport is required. These people at Konjen RI are hopeless! Ok, do they realize when they set that kind of intention they actually are inviting bad karma to themselves? And Karma is a bitch ! What comes around goes around. It is just a Law of the Universe!. They closed the door for these family the opportunity to vote, oh well they are actually closing the door of opportunity to themselves! Usually it comes back at greater rate. Yikes……..!
Sue, I absolutely 100% Agreed with your Comments, that what is always Happened the WNI Overseas, the staff at KJRI always making and creating problem and make any difficulties to the WNI in any way !!!
you people need to follow the procedure.
Silly procedure ??? The procedure made by silly Indonesian individual as a staff of the KBRi
just play by the rule. you peple need to follow the rule !
memang salah satu persyaratannya harus ada form A5.Beberapa waktu yang lalu, adik saya yang kuliah di bandung juga tidak bisa coblos karena tidak ada form A5. Form A5 harus diurus seminggu sebelum mencoblos.
Paspor itu lebih Kuat dari pada Formulir 5 !!! ingat itu !!! Paspor adalah Barang Berharga Milik Negara Indonesia makanya lambangnya adalah Garuda !!! sedangkan Formulir 5 hanyalah selembar Formulir !!! memang dasarnya Indonesia terutama Petugas-petugasnya pada Geblek semua diputar balik se enak perutnya itu Undang-Undang dan {Peratutran Negara !!!
paspor adalah bukti identitas, formulir A5 bukti terdaftar untuk mencoblos. Beda itu.
Tapi secara sah juga boleh dengan Membawa Paspor, justru itu Bukti Kuat bahwa Pemilik Paspor Indonesia itu adalah WNI yang sah secara Hukum maupun Pancasila !!! Indonesia sendiri Tidak Menghargai Paspornya sendiri, bagaimana Dunia International Bisa Menghargai Paspor Indonesia ??.
mencoblos mesti mendaftar jauh2 hari. Ini untuk antisipasi kejadian mencoblos berkali-kali.
Well, well, well, why in the world that some Indonesian like to go around and around? Isn’t a waste of time and energy? Look, you can not go travel outside Indonesia without passport, right. Question is, can @pengamat thinks he can travel outside the country and show his citizenship with A5 form? I understand and agree that there is a procedure, but c’mon……can KJRI just kindly give the form at the premises for citizen to fill out, or is there such a thing as first class or second class citizen….ayo jujur……
Then what is the intention?
Sue, Pengamat itu adalah tipikal orang indonesia yang Tidak Dapat Menrima Kenyataan Kekurangan Indonesia , maka Tidak Aneh atau Heran nama Baik Indonesia selalu Bahan Tertawaan Bangsa lain di Indonesia, oleh Tetangga serumpun saja Malaysia Tidak Dianggap sama sekali, apalagi oleh Bangsa lainnya
well sue,
if you don’t live at your permanent address you have to show both of your ID ( resident card / passport) and A5 form. Of course you have to register first before they can issue you an A5 form. But if you live at your permanent address as in your KTP (resident card), you can just bring your invitation letter (C6 form) to vote. Remenber, you have to get invited before you able to vote.
Yang terhormat bapak Konjen RI
Saya bersama keluarga sudah mendaftar untuk vote via pos (5 orang). Herannya hanya isteri dan anak saya yang mendapat surat suara, sedangkan saya dan kakak saya serta kakak ipar saya belum mendapatkannya samapi detik ini. Hari Sabtu yl. Saya bersama-sama datang ke TPS di LA. Tapi oleh petugas dilarang dengan alasan tidak ada surat suara lebih. Jd kami hrs menunggu sampai tgl 12. Kalau belum dapat juga maka kami dianjurkan datang pd tgl 12 (jam kerja).
Yang membuat saya aneh adalah, pihak panitia pemilu mengirimkan email bahwa kami sudah terdaftar sebagai calon pemilih tetap. Akan tetapi kalau dilihat didalam daftar pemilih tetap yang anda buat, nama-nama kami tidak tercantum.
Pertanyaan saya:
1. Bagaimana kalau seandainya surat suara tersebut hilang (katakanlah diperjalanan karena melalui pos), apakah kami masih memiliki surat suara untuk vote tgl 12 nanti?
2. Kalau seandainya mmg benar surat suara itu terbatas (menurut petugas yg bertugas saat itu), apakah mungkin kedatangan kami bisa dijamin akan mendapatkan haknya kami selaku WNI.
Perlu diketahui jarak rumah kami dengan KJRI sangat jauh Riverside to LA +/- 50-60 mile.
3. Apakah benar kalau panitia pemilu hanya memiliki surat suara terbatas dalam artian hanya untuk orang2 yang namanya sdh tercantum dalam daftar pemilih tetap, sebab pada saat saya disana ternyata kami tidak sendiri. Saya lihat dengan mata kepala saya masih ada bbrp orang mengalami hal yang sama dengan saya/kami.
Mustahil rasanya kalau untuk jarak yang begitu jauh (USA-INDO) surat suara hanya sedikit jumlahnya, karena kalau demikian berarti administrasi kantor bapak tidak beres.
Mohon dijawab.
Terimakasih.
Pengamat !!! Baca tuh komen pak Benjamin Sumantri, ini Bukti yang sebenarnya Terjadi , masih mau bilang apa lagi ??? Itu kenyataan yang terjadi Bung !!! tidak Diliput oleh TV Indonesia dan Warta Berita Indonesia kan ??? Apa dunia akan menurup mata atau buta ???
kalau memang pak benjamin sudah terdaftar lewat e-mail, seharusnya bapak bisa print out itu e-mail sebagai bukti sudah terdaftar. Bapak juga harus menunjukkan KTP dan paspor bapak. Kalau syaratnya lengkap, tentu bapak juga punya hak untuk mencoblos.
@pengamat, your explanation is greatly appreciated, but based on Benjamin Sumantri experienced, it shows that there is no efficiency on work coordination from KJRI for Indonesian citizen ability to vote smoothly, and it really saddened me to read the above story.
I hope you will get a reply from them .
I think for some Indonesian they just don’t value the pride of doing excellence in all they do,. Well, whose to blamed if even Mallaysia don’t respect their neighboring country.Respect and Trust are earned , not given.
I hope and pray that more of Indonesian mempunyai kesadaran Lebih tinggi lagi and instill in them that there are greatness in them , so they can be the solution rather than addition to the problems that have been exist. It starts with kesadaran . Yes for Jokowi/JK ! I see hope in him, one of the few Indonesian leaders that have compassion to better his people without any hidden personal agenda. It might be a long road ahead, but it can be done just with one person decision to change and see the ripple effects. question I ask myself is am I too hopeful for the country that I left a long time ago(Eventhough was not by my own choice) but truly care and want to see Indonesia as One country that finally gets it, a mutual respect among their
citizen regardless their beliefs and race , or it will just remain as a’potential’ only?
Dear pengamat,
Sorry bukan saya mau memanas-manasi suasana. Apa yg terjadi pd hari Sabtu yl itu bukan hny dialami oleh sy sendir saja, melainkan oleh kakak dan kakak ipar sy serta bbrp orang lain.
Lucunya, pd saat saya dtg mereka (petugas) bilang bahwa nama saya tidak/blm terdaftar. Sy bukan hanya bawa print out, tp sy perlihatkan langsung dari android saya balasan email dr pihak konjen (dlm hal ini panitia pemilu pilpres). Dan kemudian dengan serta merta beliau berkata oohh maaf ternyata nama Bapa mmg ada. Hal yg sama juga terjadi dgn kakak saya. Namun setelah tiba dirumah dan saya cek di daftar pemilih tetap. So tdk ada tercantum nama saya, nama kakak saya dan nama kakak ipar saya.
Jd pertanyaan saya, apakah data yg ada masih bis dipercaya keabsahannya???
Terimakasih.
itulah kebiasaan Petugas Staff di KonJen, kalau ternyata ada di ndroid pak Benjamin Sumantri ada berarti ADA !!! jadi ada juga unsur Kesengajaan untuk Dikatakan Tidak Ada !!! I’m sick and tired of the Attitude of them !!!
Terus terang saya khawatir kalau surat suara saya dipergunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (saya tidak menuduh), untuk kemudian dicoblos capres-cawapres tertentu.
Sekali lagi sorry kalau saya merasa khawatir, karena memang sudah terbukti dibeberapa daerah, dimana surat suara sudah tercoblos (entah disengaja atau tidak) untuk capres-cawapres tertentu.
Sekali lagi mohon tanggapan yang serius dari pihak Konjen RI untuk menegaskan, apakah surat suara kami-kami ini sebenarnya ada dan sudah dikirim atau belum? Kalau sudah tolong di sebutkan tanggal berapa dikirimnya, spy saya bisa mencek nya ke kantor pos.
Satu hal aneh lagi yng baru saya ingat, Ibu petugas yg menerima kami berkata, bahwa surat suara tidak berbarengan sekalipun utk satu alamat, akan ttp dikirim berdasarkan abjad. Kl dilihat abjad maka harusnya yg dapat itu saya dulu krn nama saya didahului oleh huruf “B” sedangkan istri saya “S”, dan anak saya “D”. Dalam hal ini saya sungguh tidak mengerti dengan alasan yang sepertinya dicari-cari.
Terimakasih.
bang Bejamin memang kemungkinan besar sekali adanya Kelicikan Surat Suara itu, hanya di TV Indonesia dan KPU sendiri sudah menyatakan Tidak Ada Kejanggaln soal Pemilu baik di LA , Hongkong dan tempat lainnya, memang payah deh Petugas Indonesia ini segala sesuatu dengan cara licik, maka Korupsi juga sangat Luas Begitu. Jangankan surat suara, paspor sekalipun dapat dimanipulasi alias dipakai oleh Orang Lain hanya fotonya diganti saja, in juga sudah lama sekali kejadian seperti Paspor digunakan oleh Orang yang Berbeda dengan yang sebenarnya di Paspor itu
bahkan yg sy dengar, srt suara di Korea ada yg dud-duanya bergambar salah satu capres-cawapres, ada yg cuma satu gambarnya, dan ada pula yg sdh dicoblos.
Ckckck caranya sdh sangat keterlaluan dan sangat licik.
Bgmn bisa mimpin negara dengan baik kl sebelumnya saja sdh curang gini yach?
Yach saya hanya bisa mengurut dada dan berdoa saja minta Tuhan benar2 menunjukkan kuasa-Nya. Masa sich Tuhan membiarkan orang2 curang memimpin Negeri dan mengorbankan sekian banyak orang yang saat ini sdh sangat menderita hidupnya.
yah begitulah Kenyataan dengan Indonesia sekarang bang Benjamin, hanya Indonesia gak tau malu sama sekali di Mata International meski sudah begitu banyak Kritikan maupun Cemoohan Sebelah Mata sekalipn, gak tau malu bagaimana sebenarnya Negara Indonesia ini, hanya kita dapat lebih mengetahui Sudut Pandangan dari Negara Lain itu karena kalau kita tinggal di luar Indonesia, kalau tinggal dalam Indonesia kan bisa saja di Hilangkan Orangnya meski dikatakan sudah Demokrasi tapi Kenyataan masih Siapa Yang Kuasa dan Kuat itulah Jagonya !!!