Cruise Asia Kedua Special Edition # 26
Senin, 24 Pebruari 2020, National Tax College, Wako Campus
Kolegaku programmer sedunia memang oke punya yah, tak heran aku
diledekin pas banting setir mau jadi sepikolog :-). Buktinya adalah
aps-aps yang sekarang tiap hari ente towel di ponsel di hape mobile-
phone-mu. Salah satu yang keren adalah ‘Google Translate’ yang bisa
dipakai untuk mendengarkan dalam bahasa asing dan lalu kita dengerin
Oom Google ngoceh dalam bahasa ibu kita. Itu yang sekarang saya
lakukan kalau ada pengumuman di ‘speaker phone’ kamar ini dari kantor
yang mereka sebut sekertariat. Sebab pengumuman bahasa Jepangnya jauh
lebih panjang dan kumplit dibanding bahasa Inggrisnya. Sejak kemarin
dulu pengiriman makanan terus terlambat, minta maaf terus si eneng en
si entong yang kasih pengumuman. Saya punya banyak stok coklat dari
kapal Diamond Princess. Jangan kuatir yang ingin dijadikan hadiah
raffle Old and New ServiamTO, saya engga akan habek abisin :-).
Nah, sekarang ini mereka benar-benar menganggap kami h a n t u !!!
Mereka kaga mau ngeliat kita sama sekali dan itu yang diumumkan.
Jangan nongol ambil makanan sebelum selesai ditaruh dan akan diumumkan
kalau sudah. “Kog jadi begini Bang Jeha?,” tanya yang senang bertanya,
ketepa si Herli di milis ServiamTO :-). Sebaab ada lagi korban positif
kloter kapal bro en sis, terbukti dari adanya ambulans pada saat kami
diturunkan dari kapal kemarin dulu dan juga dari pakaian astronot yang
semua petugas pakai. Memang penularan Covid-19 ini serba gilak, kalau
besok tak ada lagi seri ke 27 ke 28 ente tahu apa sebabnya. Jangan
nangis, cukup sudah air mata si Warti yang kering nangis mulu dia :-).
Ingat sekali lagi petuahku, kalau sudah saatnya kita lapor ke Santo
Petrus dan saya sekarang dapat kemudahan berkat banyaknya pemirsa
serial ini jadi insap, tak perduli karena apa, kita akan eng-ing-eng.
Matahari terbit di Collins Inlet, fotonya, membuat sohibku Lucas Noe
“bangun” :-). Sebab selain ia mat kodak kamera yahud punya, ia SAMA-
SAMA di sebelah kiri saya mengabadikan fenomena itu! Memory-nya oke ni
anak, engga malu-maluin CC sebab dia dulu skul di sekolah genit itu
juga :-). Gimana engga genit, dari pagi sampai sore cuma cowok yang
kita lihat. Darimana guru perempuan engga salting kalau masuk ke dalam
kelas untuk mengajar, wekwekwek :-). Selain ia syer foto yang ia ambil
termasuk sehabis itu Bang Jeha pelokan dekep-dekepan (dingin kalu
kemping di Canada rek, ga perduli summer), ia tanya kapan kami kesitu
lagi. Nah. Tahukah Anda pagelaran fenomena alam terhebring di dunia
apaan? Nope, bukan aurora borealis, itu mah setiap malam bisa ada
kalau matahari lagi bersin. Tapi ‘Perseid meteor shower’ dengan puncak
pertunjukan tanggal 12 Agustus setiap tahun. Sudah 2 tahun terakhir
saya dan Cecile engga kesitu sebab … bulan purnama bro en sis.
Meteor apaan yang mau dilihat saat terang bulan, sama seperti Anda mau
melihat Galaksi Bimasakti, ‘Milky Way Galaxy’ yang kita huni dari kota
terang benderang Toruntung, Kanada. Jadi yuk ke Collins Inlet tgl 12
Agustus yad, bisa lihat keduanya, galaksi kita dan bintang pating jato
si bule bilang ‘meteor shower’. Jangan tunggu 4.5 bilyun tahun lagi,
Milky Way dan Andromeda, galaksi terdekat bakal ciuman, manusia semua
hangus dunia kiamat,kalau belum terjadi perang nuklir terlebih dahulu.
“Hello, do you speak English?” “Wait a minute, what’s your room
number?” “7-Eleven”. “Hello, what can I help you?” “I need an exercise
ball, a big ball to do exercise on top of it and two dumbbells, 6 7 8
lbs.” “We don’t have it, sorry.” Begitu dialogku kemarin sore. Payah
benar yah kampus mahasiswa-i Jepang tukang pungut pajak ini. Jadi
kusurati gubernemen Kanada dan Princess support team. Lihat siapa
dulu-duluan bisa kirim bola dan/atau dumbbell ke kamar nomor istimewa
ini di seberang asrama mahasiswi dengan BH CD pating gelantungan :-).
Janjiku untuk ajari latih Iwanto Anna di George Lake, canoeing crash
course dengan ‘test paddle’ ke Killarney Lake bisa merupakan janji
palsu. Sebulanan olahraga cuma jalan kaki 30an menit di deck, 30 menit
motret-motret buat laporan profesi wartawanku dan 30 menit Ping Shuai.
Boro-boro sport yang malam hari … shut up … exercise dari video
di laptop ini, rekaman guruku Tony Horton dengan Power 90-nya.
Tuungggg…speaker nyala. Bahasa Jepun dulu, Nihongo. Malas pencet tap
Google Translator, biarin aja, nanti keluar juga yang Inggris.
Diumumkan baru saja ditaruh hadiah dari Katsunobu Kato, MenKes Jepang
mewakili para warga negeri ini, hadiah khusus bagi kami semua yang
dikarantina sebagai ucapan syukur dan terima-kasih. “Apaan Oom Jeha,
iPhone 11?,” tanya si YuTan si Herli :-). Emangnye … 1000 USD paling
engga harganya di Jepang. Gara-gara cuma 1 orang (bayangin dampak SATU
manusia di jaman now) sekapal ketularan, senegeri Jepang berisiko
berat dengan akibat mereka rela duit pajak mereka dipakai untuk
kemudahan kami yang terkarantina. Makanan minuman cukup, saya tidak
gembul dan di resto ‘fine dining’ di Januari lalu saya juga cuma pesan
sedikit. Jadi suguhan makanan di kampus ini bagi saya oke sekhalei.
Bosan di kamar keluar ke balkon ngeker-ngeker pakai mata telanjang …
pemandangan di downtown kota Wako, wekwekwek. 🙂 Berkat apps Waze dan
Google Maps, saya tahu persis ada apa saja di dekat asrama kampus ini.
Ada FamilyMart 200m ke utara, ada Oizumi-Chuo Park bersebelahan, entah
apakah ada pohon ara (fig tree) disitu untuk “Zacheus” Jepang latihan
manjat :-). Kata Iwanto ada ‘bike trail’. Wuah bisa sepedaan di Wako
ini mah bak si Cebol merindukan matahari :-). Kog, bukan bulan Bang?,”
tanya Jimmy Susanto anak CC ‘well read’. Cebol semart Jim, bulan
sekarang semua orang sampai Cungkuoren udah bisa kesitu. Ke matahari
baru istimewa dan Cebol perginya di malam hari aja, wekwekwek :-).
Lanjut. Ada cem-macem restoran Jepang, untuk kalau kami berdua
dibebaskan, saya dari karantina, Cecile dilepas dari rumkit Fuji Onsen
untuk kami bersantap bersama semua temans kami di Tokyo. Amin sodara
sodari? Ngelamun memang paling oke punya, bai bai lam lekom, sambil
nungguin sarapan pagi dan kopi khusus yang kupesan, kopi luwak Aceh.( Jusni H / IM )
… (bersambung) …
Mohon alamat redaksi