Stroke makin mengincar kalangan muda. Penyakit yang menyebabkan kelumpuhan ini diperkirakan melonjak dua kali lipat pada 2030, analisis global yang pertama tentang masalah ini memperingatkan.
Kebanyakan stroke terjadi karena terjadi gumpalan yang memblokir suplai darah ke otak. Pasien sering mengalami gejala, seperti mulut menceng atau miring ke salah satu sisi, tidak mampu mengangkat lengan, dan berbicara pelo atau tidak jelas. Jika tidak ditangani dengan cepat, efek samping itu dapat berlangsung lama, termasuk berbicara tak jelas, lumpuh, masalah memori, dan kehilangan penglihatan.
Para ilmuwan menyisir melalui lebih dari 100 studi sepanjang 1990-2010 untuk mempelajari pasien stroke di seluruh dunia. Mereka juga menggunakan teknik pemodelan ketika tidak memiliki cukup data. Dari situ, para peneliti menemukan angka kejadian stroke yang melonjak seperempat pada orang berusia 20 sampai 64 tahun dan meningkat hampir sepertiga dari jumlah total pasien stroke.
Peneliti mengatakan memang kebanyakan stroke terjadi pada orang berumur. Jumlah orang-orang berumur yang menderita stroke juga masih meningkat dalam populasi dunia.
“Beberapa kenaikan yang kita lihat dalam stroke tidak dapat dihindari karena itu ada hubungannya dengan orang-orang berumur, tapi itu tidak berarti kita harus menyerah,” kata Majid Ezzati dari Imperial College London, salah satu penulis studi tersebut. Ezzati mengatakan bahwa negara harus fokus untuk terus mengurangi tingkat merokok, agresif mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kebiasaan makan.
Ezzati mengatakan negara-negara berkembang seperti Iran dan Afrika Selatan telah menyiapkan sistem nasional untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Model yang baik ini bisa menjadi inisatif untuk membantu menjaga faktor risiko stroke, seperti pengecekan tekanan darah tinggi.
Ezzati dan rekan-rekannya menemukan angka kematian akibat stroke turun 37 persen di negara maju dan 20 persen di negara berkembang, terutama karena diagnosis dan pengobatan yang lebih baik.
Penelitian yang didanai Yayasan Bill & Melinda Gates ini diterbitkan dalam secara online di jurnal The Lancet.
“Orang-orang muda berpikir stroke hanya masalah orang tua, tetapi kita perlu mendidik mereka,” kata Dr Yannick Bejot dari Rumah Sakit Universitas Dijon di Prancis, yang ikut menulis mengomentari laporan ini.