Pengusaha Jepang Keluhkan Infrastruktur dan Upah Buruh di Indonesia


Kalangan pengusaha Jepang yang berinvestasi di Indonesia mengeluhkan iklim usaha yang dinilai kurang kondusif. Tiga di antaranya adalah infrastruktur, urusan pabean dan upah buruh yang terlalu tinggi.

Demikian antara lain disampaikan Executive Vice President Japan External Trade Organization (JETRO) Daisuke Hiratsuka dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, Jumat (14/2).

“Lamanya prosedur pabean ditambah kemacetan lalu lintas di pelabuhan menjadi kendala utama yang dihadapi investor Jepang di Indonesia,” ujar Daisuke seperti dikutip KBRI Tokyo.

“Pengurusan di bea cukai yang dulu memakan waktu tiga hari sampai satu minggu saat ini bisa mencapai satu bulan,” tambah Presdir JETRO Jakarta, Kenichi Tomiyoshi, yang hadir bersama Daisuke.

Menurutnya, faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah kurang memadainya sarana infrastruktur pelabuhan dan transportasi.

“Di samping itu, laju kenaikan upah buruh yang sangat cepat juga menyulitkan pengusaha untuk membuat perencanaan investasi dengan baik,” sambung Daisuke.

Dua kendala utama tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan JETRO akhir tahun lalu terhadap perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Asia dan Oceania. Kendala lainnya berdasarkan survei tersebut adalah kurangnya kepedulian diantara pegawai, rentannya stabilitas nilai tukar rupiah terhadap US dollar, dan meningkatnya biaya bagi pendanaan dunia usaha.

“Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha keras mengatasi hal tersebut, termasuk penyediaan infrastruktur dan energi listrik,” ujar Dubes Yusron menanggapi Daisuke.

Menurutnya, penyediaan infrastruktur transportasi dan tenaga listrik, akan mendorong tumbuhnya industri di dalam negeri dan meningkatkan ekspor.

“Oleh karena itu, KBRI Tokyo akan terus berupaya meningkatkan kerjasamanya dengan berbagai pihak di Jepang untuk membantu mengatasi hal tersebut,” tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini.

Jepang saat ini merupakan investor asing terbesar di Indonesia. Realisasi investasi Jepang di Indonesia tahun 2013 mencapai 4,7 miliar dolar AS (16,5 persen) dari total investasi asing di Indonesia. Salah satu hal yang menarik pengusaha Jepang untuk berinvestasi adalah meningkat pesatnya kelas menengah di Indonesia yang menjanjikan pasar besar bagi produknya. Tidak heran, trend investasi Jepang di Indonesia meningkat tajam dari “hanya” 0,7 miliar dolar AS (2010) menjadi 1,5 miliar dolar AS (2011), 2,4 miliar dolar AS (2012) dan 4,7 miliar dolar AS (2013). Meningkatnya investasi Jepang tersebut harus diimbangi oleh perbaikan iklim investasi oleh Pemerintah Indonesia.

Terkait masalah kenaikan upah buruh, Dubes Yusron menyampaikan bahwa hal itu tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa Negara ASEAN dan China. Khusus untuk Indonesia, hal ini tidak terjadi diseluruh Indonesia, tetapi hanya di beberapa daerah yang memang tingkat kebutuhan hidupnya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Disamping itu, Dubes Yusron juga mengharapkan agar JETRO dapat lebih meningkatkan kerjasamanya di Indonesia, terutama dalam upaya peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah (SME) dan mendorong JETRO untuk membantu pengembangan industri di luar Pulau Jawa.

JETRO telah lama menjalin kerjasama dengan Indonesia, antara lain kerjasama peningkatan daya saing industri Indonesia dalam bentuk capacity building dengan KADIN, promosi program One Village One Product (OVOP) dan pengembangan sistem logistic dan supply chain di Indonesia. [dem]

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

2 thoughts on “Pengusaha Jepang Keluhkan Infrastruktur dan Upah Buruh di Indonesia

  1. James
    February 15, 2014 at 10:00 pm

    dengarkanlah Keluhan Investor Jepang ini, jangan nantinya Membatalkan Invest di Indonesia atau malah Hengkang dari Indonesia

  2. pengamat
    February 16, 2014 at 12:50 am

    Bagaimanapun juga upah buruh di indonesia lebih murah daripada di jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *