Di China, Padang Pasir Menjadi Hutan, Di Indonesia, Hutan Menjadi Padang Pasir


KENAPA China dalam jangka waktu singkat, dari negara yang terkebelakang pada tahun 1993, ketika penulis pertama kali ke China, dan sekarang pada tahun 2019, China menjadi negara nomor dua terkaya, setelah Amerika Serikat? Jawabnya, adalah karena pemimpin China punya mimpi untuk membuat negara China menjadi negara hebat di dunia. Kata isteri Presiden Amerika Serikat Roosevelt, Eleanor Roosevelt, pada tahun 1940-an, “The future belongs to those who be lieve in the beauty of their dream”.

Napoleon Bonaparte, kaisar Perancis pada tahun 1811 sudah berujar, “Let China sleep forever! Because when China wakes up, China will govern the world!” Terjemahannya dari ucapan Napoleon Bonaparte itu ke dalam bahasa Indonesia, adalah sebagai berikut, “Biarkanlah China tidur untuk selamanya. Karena begitu China terbangun dari tidurnya, maka China akan menguasai dunia!”.

Penulis tidak heran kenapa China, kok bisa menjadi begini, satu dan lain, karena sejak tahun 1993, ketika China dijegal oleh Amerika Serikat untuk tidak bisa menjadi Pendiri (Founder) dari World Trade Organization (WTO), atau Organisasi Perdagangan Dunia (OPD). Bahkan, boro-boro untuk menjadi Founder dari WTO, menjadi anggota saja juga dihalangi oleh Amerika Serikat. Sedangkan Indonesia diterima sebagai Pendiri dan anggota dari WTO. China baru diterima sebagai anggota WTO pada tahun 2002.

China pada waktu itu tidak berkecil hati, bahkan China bertekad untuk menjadi pemenang (Winer) di dalam era perdagangan bebas, yang akan dimulai tahun 2020, yakni dengan mengirim orang China muda, setiap tahun sebanyak 500.000,- orang per tahun untuk mengambil gelar Doktor, pada setiap cabang ilmu pengetahuan, sejak tahun 1993. Hal ini berarti, pada tahun 1998, China sudah memiliki 500.000,- (setengah juta) lulusan DR dari Perguruan Tinggi di Amerika Serikat, seperti DR lulusan dari : Harvard University, Yale University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Duke University, University of Chicago, University of California, Barkeley, dan seterusnya. Hal ini berarti sekarang ini, tahun 2019 China sudah memiliki 10,5 juta orang Doktor pada berbagai cabang ilmu pengetahuan, lulusan Amerika Serikat. Dan belum lagi doktor-doktor lulusan dari Perguruan Tinggi di Canada, Australia, dan Eropa.

Maka tidak heranlah kenapa China maju begitu pesat. Apa saja bisa ditiru atau diduplikasi oleh China. Dan produk tiruan buatan China, itu bahkan lebih bagus dari pada aslinya. Berita terakhir, China sudah bisa membuat air dari udara, dan membuat listrik dari udara. Kalau ini menjadi produk masal, maka bahan bakar : minyak bumi, gas, dan batu bara menjadi tidak berharga lagi, alias obsolete.

Dan, China sudah pula membangun Kampung Bali di pulau Hainan, di China. Kampung itu persis sama betul seperti kampung orang Bali di Bali. Di kampung Bali di Pulau Hainan itu, rumahnya, dan puranya persis seperti di Bali, dan bahkan, orang China di Kampung Bali itu berpakaian Bali, berbahasa Bali, dan berbudaya Bali.

Semula penulis mengira, bahwa China berbuat seperti ini adalah untuk memuaskan rakyat China, golongan menengah kebawah. Mereka tidak perlu lagi berkunjung ke Pulau Bali, Indonesia, tetapi cukup pergi bertamasya ke Kampung Bali di Pulau Hainan, China. Dan, bahkan China lebih jauh lagi, silahkan anda buka aplikasi Blibli.com, dan di situ China menawarkan kepada orang-orang Indonesia untuk berkunjung ke Kampung Bali, China. Dan ongkos biayanya lebih murah dari pada berkunjung ke Pulau Bali. Kata teman penulis di Kalimantan Barat, sudah banyak orang Kalimantan Barat yang berkunjung ke Kampung Bali di China???

Penulis menduga, karena China sudah kaya, dan banyak orang pandainya, maka dalam waktu dekat China akan membangun duplikasi Candi Borobudur di China. Kemudian juga akan disusul dengan membangun duplikasi Danau Toba di China? Apa akibatnya bagi kita yang berslogan, “Salam Dua Jari, Kemudian Salam Tiga Jari”. Dan alangkah alangkah malangnya Indonesia menjadi terpaksa bersalam gigit jari?

Sesuai dengan judul tulisan ini, memang betul China sudah bisa merubah Padang Pasir menjadi hutan. Sedangkan kita di Indonesia selama ini berpraktek membabat hutan menjadi padang pasir! Mohon periksa photo terlampir, yang berjudul, “Kawasan Ekosistem Leuser Harapan Terakhir Hutan Sumatera”. Disitu dapat dilihat bahwa, pulau Sumatera yang pada tahun 1932, masih ditutupi oleh hutan yang hijau royo-royo. Pada tahun 2019, penulis berkira bahwa, Pulau Sumatera sudah menjadi Padang Pasir. Penulis tidak pernah mau menyerah. Kalau China bisa, maka Indonesiapun, juga harus menjadi lebih bisa! Kenapa? Karena NKRI ini banyak sekali dikarunia Allah segala macam nikmat, yakni yang berupa kekayaan alam, dan kekayaan budaya, yang melimpah ruah dan seterusnya, namun kita kurang pandai mensyukuri nikmat Allah itu. Marilah kita menjadi manusia yang selalu mensyukuri nikmat Allah. Sesuai dengan janji Allah “Kalau engkau bersyukur, maka akan aku tambah kenikmatannya. Namun, kalau engkau tidak bersyukur, maka azabku, adalah sangat pedih!”

Ya Allah, Ya Robb yang Maha Kuasa, mohon ampun-Mu kepada rakyat dan bangsa Indonesia, dan jadikanlah dengan ridho-Mu, rakyat dan bangsa Indonesia menjadi rakyat dan bangsa yang mensyukuri nikmat-Mu. Amin ya Robbal alamin. (Marzuki Usman) ( SW / IM )

Penulis adalah ekonom dan pakar pasar modal.

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

One thought on “Di China, Padang Pasir Menjadi Hutan, Di Indonesia, Hutan Menjadi Padang Pasir

  1. Perselingkuhan+Intelek
    October 29, 2019 at 10:45 pm

    makanya bila Indonesia tetap berpikiran Hutan di jadikan Gurun kagak bisa maju seperti China, masih harus buanyak belajar dari China, Amerika saja belajar kok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *