Biaya Lisensi, Ujian Pramuwisata Rp 7-8 juta Diperdebatkan


Biaya Lisensi, Ujian Pramuwisata Rp 7-8 juta Diperdebatkan

 dilaporkan: Liu Setiawan

 

Jakarta, 20 November 2025/Indonesia Media – Ketua umum Indonesian Tour Leader Association (ITLA), Robert A. Moningka menegaskan bahwa upaya mendapatkan lisensi tidak dikenakan biaya, dan pada umumnya diselenggarakan kantor dinas pariwisata di masing-masing provinsi. Tetapi prosedur untuk mendapatkan lisensi, pramuwisata harus ikut pelatihan yang umumnya berlangsung selama satu sampai dua minggu. “Pada bagian terakhir, ada ujian praktik yang pengujinya juga professional tour leader. Kebetulan saya mulai menekuni profesi guide sejak tahun 1988. Saya ikut pelatihan untuk pemula, praktek untuk dapat lisensi. Saya juga harus ikut ujian level madya. Saya tidak pernah dikenakan biaya,” kata Robert Moningka.

ITLA menilai perlu meluruskan keluhan seorang pramuwisata atau guide mandarin di Bali yang mengaku dikenakan biaya Rp 7-8 juta untuk mendapat lisensi. Faktanya, biayanya sebesar Rp 0 (nol rupiah) atau gratis. Kendatipun menjabat ketua umum ITLA, ia juga aktif sebagai anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DKI Jakarta. Hal yang sama, antara ITLA dan HPI, bahwa tidak ada pengenaan biaya untuk mendapat lisensi. Keanggotaan HPI terdiri dari pramuwisata berlisensi resmi (Tourist Guide License) sesuai regulasi pemerintah. Anggota diwajibkan mengikuti pelatihan dan sertifikasi berkala guna memastikan kompetensi yang sesuai dengan standar industri. “Dinas-dinas pariwisata tidak mengenakan biaya. Mungkin kalau ada pengenaan biaya sampai tujuh, delapan juta rupiah, itu diselenggarakan Lembaga kursus dan bukan dinas pariwisata. Ujian untuk guide kota, antar provinsi dengan berbagai keterampilan bahasa asing seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Mandarin dan lain sebagainya. Kebetulan HPI DKI Jakarta, ada divisi mandarin. Untuk ujian dan pelatihan tetap gratis,” kata pria yang akrab disapa.

Sebelumnya, guide mandarin di Bali, Wira (Huang De Wei) mengaku harus bayar penuh iuran keanggotaan HPI. Ia sempat lolos seleksi untuk memandu para atlit, official China selama berlangsungnya Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Tapi ia sempat keberatan ketika dikenakan biaya ujian sebesar Rp 8 juta. Ia bayar iuran keanggotaan HPI dan sempat meminta keringanan untuk biaya ujian. “Padahal, saya mantan anggota HPI, dan professional guide untuk mandarin. Profesionalisme saya, dengan lolos seleksi sebagai pramuwisata Asian Games 2018 (di Jakarta dan Palembang). Karena biayanya terlalu mahal, saya pun mundur ujian,” kata Wira saat dihubungi melalui telepon.

Ia aktif dan sempat kunjungi kantor sekretariat HPI Bali, yang berlokasi di Nusa Dua. Bahkan ia sempat bertanya langsung dengan beberapa anggota HPI mengenai biaya tersebut untuk pelaksanaan ujian. Sebagaimana kondisi Bali yang semakin ramai dikunjungi turis asal China, Taiwan, sehingga tenaga pramuwisata juga semakin dibutuhkan. Tidak heran, kalau jumlah pramuwisata mandarin hanya selisih sedikit dibanding pramuwisata berbahasa Inggris. “Anggota HPI divisi mandarin di Bali sekitar 1600 orang, sedangkan Inggris sekitar 1700. Kalau HPI Jakarta divisi mandarin, jumlah anggotanya sekitar 400 orang. Artinya, persaingan sesama guide mandarin di Bali lebih sengit dibanding di Jakarta. Selayaknya biaya ujian pada HPI Bali lebih ringan,” kata mantan asisten pribadi (2014 – 2020) Direksi Argo Manunggal Group. (LS/IM)

Digg This
Reddit This
Stumble Now!
Buzz This
Vote on DZone
Share on Facebook
Bookmark this on Delicious
Kick It on DotNetKicks.com
Shout it
Share on LinkedIn
Bookmark this on Technorati
Post on Twitter
Google Buzz (aka. Google Reader)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *