Intel International Science and Engineering Fair tahun 2011 ini diadakan di Los Angeles
Convention Center di kota Los Angeles, California dari tanggal 8 Mei sampai tanggal 13 Mei.
Kompetisi ke 61 di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknik ini merupakan lomba untuk anak-
anak yang akan memasuki jejang perguruan tinggi dan merupakan kopetisi terbesar di dunia.
Tercatat sekitar 1500 siswa yang duduk si kelas 3 SPM sampai kelas 3 SMA dari 65 negara
memamerkan hasil karya mandiri mereka di dalam kompetisi ini.
Setiap tahun, jutaan siswa di seluruh dunia bersaing dalam ilmu pengetahuan dan teknik di
tingkat sekolah dan lokal.
dan Negara setempat. Perserta terbaik memenangkan kesempatan untuk menghadiri Intel ISEF
(Intel International Science and Engineering Fair). Intel ISEF menyatukan hasil karya mereka
dan menampilkan bakat mereka di panggung internasional. Hasil karya para perserta dinilai
oleh para ilmuwan tingkat doktor untuk memenangkan hadiah uang dan beasiswa. Hadiah dan
bea siswa yang dibagaikan hampir bernilai sekitar 4 juta us dolar.
Peserta tahun ini diambil dari sekitar 443 kompetisi yang diadakan oleh sekitar 65 negara. Pada
kesempatan ini delegasi Indonesia diwakili oleh 6 orang siswa yang memenangkan hadiah di
tingkat nasional dalam kompetisi yang diselenggarankan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia). Ke enam siswa tersebut adalah Pebrian dan Alanikika Pratyaksa dari SMAN I
Malingping, Banten; Yan Restu Freski dan Darmadi dari
Irawan Halim dan Reyner Jong dari SMA Santa Laurensia-Tangerang.
Pebrian dan Alankika menampilkan karya mereka di bidang Ilmu Sosial dan Tingkah Laku
(Behaviour and Social Science) mengenai kehidupan kaum nelayan di Muara Binauangrum
di daerah Banten. Pebrian dan Alan yang dibantu oleh Vina Nurlita memakai data primer dan
sekunder dalam melakukan studinya mengenai kehidupan nelayan ini. Data sekunder diambil
dari catatan atau dokumen dari pemerintah setempat dan data primer diperoleh antara lain
melalui wawancara dan observasi. Karya Pebrian, Alankika dan Vina ini berjudul “30 Days
Being Fisherman’s Children”, adalah peserta tamu di pameran yang dapat memenangkan hadiah
khusus.
Para pemenang dapat berpartisipasi dalam pameran Intel regional
Peserta finalis di bidang Teknik (Engineering), Andrey Irawan Halim dan Reyner Jong
yang bersekolah di SMA Laurensia di kota Tangerang menampilakan hasil karya mereka
berjudul “Bamboo-based Composites for Earthquake-Resistant Building Materials.” Mereka
memilih bambu sebagai bahan bangunan karena di dunia ini ada lebih dari 1500 jenis bambu
dan tumbuh lebih cepat dari pohon kayu.
oksigen lebih banyak dari jenis pohon lainnya.
secara mendalam kompisi papan dan bahan bangunan lainnya yang dibuat dari bambu dan
berkesimpulan bahwa bambu sangat lentur, kuat dan ringan dan bisa dipakai untuk membuat
bangunan yang tahan gempa.
Peserta finalis di bidang Ilmu Bumi dan Planet (Earth & Planetary Science), Yan Restu Freski
dan Darmadi menyelidiki mengapa sungai Opak di Bantul dan banyak sungai lainnya di Jawa
Tengah berbelok ke arah Barat sebelum mengalir ke laut. Mereka memakai metode observasi,
studi pustaka dan dokumentasi. Pengamatan difokuskan pada proses sendimentation di muara
sungai Opak. Hasil
mengapa sedimentasi membuat sungai Opak berbelok arah barat. Pengaruh itu antara lain; angin,
gelombang, arus pantai, dan sebagainya.
Karya penelitian dari Yan dan Darmadi mendapat hadiah pertama sebesar $ 3,000 us dolar
dari China Association for Science and Technology (CAST) di bidang
Science. Selain CAST banyak perusahaan dan organisasi di bidang pengetahuan dan teknologi
memberikan sponsor hadiah dan beasiwa antara lain Google, Navy dan Goethe Institut.
Penulis mengetahui adanya lomba di bidang ilmu pengetahun dan teknik ini dari tempat penulis
bekerja dimana salah seorang kosultant mencari tenaga sukarela untuk menjadi perterjemah
dalam berbagai bahasa untuk para peserta Intel ISEF yang datang dari seluruh dunia. Penulis
sangat senang sekali dapat membantu para finalis dari Indonesia dan melihat langsung proses
dari lomba ini.
Mengetahui adanya 6 orang siswa Indonesia ikut lomba Ilmu pengetahuan dan Teknik di LA
Convention Center, Bapak Fiki Oktanio, Konsul
penelitian menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi
sempat datang mengunjungi mereka pada hari Jumat di tempat pameran. Selain itu pihak KJRI
juga mengantar mereka melihat-lihat kota Los Angeles. Malam harinya peserta rombongan
dijamu makan malam oleh Bapak Konsul Jendral, Hadi Martono, di tempat kediaman beliau.
Rombongan meninggalkan Los Angeles pulang ke Indonesia pada esok harinya.
Berikut ini link ke Yutube dimana perserta dari Indonesia di interview dan menerima
penghargaan http://www.youtube.com/watch?v=tAo7jhkoR_Q. Selamat Berkarya adik-adik!