Penggiat UKM Rempah-rempah meminta kemudahan logistik selama PSBB di Daerah

Rantai pasok (supply chain) wedang uwuh, jahe merah tidak lepas dari rangkaian aliran/distribusi fisiknya. Proses pendistribusian (pengiriman) fisik rempah-rempah (wedang uwuh, jahe merah) sampai lokasi tujuan terutama pabrik skala rumahan berperan sangat penting. “(Wedang uwuh, jahe merah) untuk ekspor terutama (pasar) Tiongkok, Taiwan. Permintaan ada melalui kami. Tapi kami mungkin tidak sanggup (memenuhi permintaan pasar Tiongkok, Taiwan). Terutama kuantitas (jumlah permintaan) di tengah pandemic covid-19, ada pembatasan (distribusi) karena mobil angkut wedang uwuh, jahe ditahan selama penerapan PSBB. Kami berharap ada relaksasi dari pemerintah setempat, dan pemerintah pusat,” tegas Stephen Lo yang juga aktif pada Dewan Kopi Indonesia (Dekopi).
Sebelum pandemic covid-19 menimpa dunia, termasuk Indonesia, Stephen sudah beberapa kali mengunjungi gabungan kelompok tani (Gapoktan) rempah-rempah dan kopi di beberapa daerah terutama Jawa Tengah, Jawa Barat. Selama kunjungan dan pendampingan Gapoktan, ia melihat perlunya cara budidaya (penanaman) dan panen hasil pertanian rempah-rempah. Sentuhan pembinaan dan edukasi juga dibuat praktis, termasuk pemahaman petani terhadap harga, pemasaran, packaging, bahkan GAP/good agricultural practices. Sebagaimana kegiatan produksi, pertanian global semakin dituntut pada keseimbangan alam demi masa depan bumi dan manusia. Sehingga, sertifikasi pada praktik budidaya tanaman adalah bagian penyesuaian terhadap standardisasi dunia. “Kami memberdayakan orang kampung yang memanfaatkan resep pencegahan serta penyembuhan berbagai penyakit termasuk virus dari turun temurun. Lalu, dari pendampingan, para petani sudah bisa membuat packaging (kemasan), aspek higienis (kebersihan) harus sesuai standard. Mungkin, (pendampingan Gapoktan) belum sampai GAP, level global. Tapi minimal, pada proses produksi, tidak ada rambut petani yang rontok (mengotori) serta harus menggunakan masker,” kata Stephen Lo.
Kebutuhan wedang uwuh, jahe merah di Tiongkok dan Taiwan juga terkait dengan upaya meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemic covid-19. tetapi masyarakat di Tiongkok, Taiwan sudah sejak dulu mengonsumi teh jahe. Terutama saat musim dingin, warga Tiongkok dan Taiwan minum teh jahe hangat. “Sejak saya masih sekolah/kuliah (di Taipeh University), saya sering bawa teh jahe dari Indonesia untuk teman-teman di Taiwan. Sekembali saya ke Indonesia, dan aktif (pendampingan Gapoktan), saya semakin yakin dengan khasiat dan limpahan rempah Indonesia. (Wedang uwuh) juga ramuan asli. Tapi ada juga yang mencampur dengan essense (penyedap/penambah rasa). ada juga beberapa perusahaan skala kecil di Indonesia yang mau ekspor. Tapi kita kan harus membina petaninya sehingga bisa terdorong meningkatkan kualitas hasil panen rempah-rempahnya,” tegas Stephen Lo. (sl/IM)















