Penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) ke Timor Leste makin marak. Akibatnya, rakyat NTT menderita karena kelangkaan BBM bersubsidi.
Penyeludupan pun dilakukan secara terbuka, transparan, dan pada siang hari. Ada kesan, pelaku tidak takut karena ada becking yang mendukung usahanya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, rohaniwan Katolik Keuskupan Atambua, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), meminta kepada Mabes Polri turun tangan menertipkan kegiatan penyelundupan BBM dari Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ke perbatasan Republik Demokratic Timor Leste (RDTL) yang semakin marak.
“Kegiatan penyelundupan sudah terang-terangan dan dilakukan pada siang hari,” kata Pastor Paroki Atapupu, RD Yoris Giri, Pr kepada wartawan via telepon dari Atambua, Senin, (26/5).
Yoris menjelaskan, Penangkapan yang dilakukan TNI- Polri selama ini bukannya mengurangi malah bertambah banyak.
“Kondisi itu mestinya dicarikan akarnya, jangan sampai ada oknum tertentu yang memback-up penyelundupan BBM itu,” jelas Yoris.
Yoris Giri lebih jauh mengatakan, sebagai tokoh agama di wilayah Paroki Atambua, dirinya setiap saat melihat kendaraan roda dua lalu lalang membawa jerigen berisi BBM.
Oknum warga yang juga umatnya itu selalu melintas memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi ke arah perbatasan.
“Seruan moral yang dilakukan umat agar tidak boleh membawa BBM ke perbatasan karena itu subsidi pemerintah buat warga Indonesia, sepertinya tidak mendapat respons positif dari masyarakat dan dugaan kuat warga berani lakukan itu tentu ada yang memback-up,” kata Yoris.
Romo Yoris mengatakan, ada modus baru pelaku penyelundupan, di mana mereka membeli BBM di SPBU Kupang, TTS, atau TTU lalu dibawa ke Belu.
Oknum warga menitipkan BBM itu di titik aman dan pada malam harinya dengan komunikasi telepon mereka menentukan lokasi transaksi.
“Saya tidak tahu lagi dengan cara apa agar kegiatan penyelundupan BBM ini bisa ditekan. Karena setiap hari masyarakat melakukan ini secara terang-terangan.
Mereka bahkan sudah tidak khawatir kalau ditangkap aparat keamanan,” ujar Romo Yoris.
“Saya berharap kejadian penyelundupan itu, kami meminta Mabes Polri segera menertibkan kegiatan selundup BBM ke RDTL, sebab masyarakat di perbatasan akan mengalami kesulitan mendapatkan BBM subsidi. Kasus tersebut juga akan menambah kemiskinan di daerah itu,” tambahny
nah persoalan ini dengan indikasi bahwa Penjaga Perbatasan tentu ambil bagian dari Penyelundupan ini dan Korupsi juga Terlibat di dalamnya karena indikasi adanya Becking itu, perlu adanya Mabes Polri Turun Tangan dalam hal ini karena adanya Becking tertentu yang mengawal Penyelundupan BBM ini, sebaiknya KPK juga turut turun tangan, berarti Koruptor bukan hanya di Pusat saja akan tetapi di NTT juga terjadi…..