Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno disebut layak diganti. Pasalnya, Rini dinilai minim prestasi selama memimpin Kementerian BUMN.
“Dari awal kami sudah sangat keras bersuara dan bahkan menolak Rini untuk duduk memimpin Kementerian BUMN. Kita sangat paham Rini bukanlah orang yang cakap mengurus BUMN,” kata Direktur Eksekutif Energi Watch, Ferdinand Hutahaean dalam keterangannya, Rabu (1/7).
“Rini memang tidak punya kapasitas mengurus yang lebih besar seperti BUMN,” katanya.
Menurutnya, Rini tidak memiliki konsep dalam menata dan meningkatkan kinerja BUMN. “Coba lihat sekarang situasi BUMN kita, semua kacau balau, tidak ada yang lebih maju dari sebelumnya, bahkan mempertahankan yang sudah ada saja tidak mampu, apalagi membesarkan,” tukasnya.
Adapun sejumlah problem yang kini tengah disoroti ialah intervensi transaksi tukar guling saham Telkom dengan Tower Bersama melalui pernyataan Rini yang memberikan sentimen negatif bagi saham Telkom
Dampak dari pernyataan blunder Rini terhadap aksi korporasi Telkom terlihat dari harga saham yang turun pada penutupan perdagangan Rabu (1/7), yakni menjadi Rp2.920 per lembar dari pembukaan Rp 2.935 per lembar ( Brt 1 / IM )