Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin secara resmi membuka rapat kerja nasional (rakernas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-2. Pada kesempatan itu, Lukman menuturkan, merupakan hal yang wajar adanya dinamika politik yang dikaitkan dengan Bhineka Tunggal Ika dan agama.
“Memang dinamika yang terjadi adalah sesuatu yang tidak terelakan dalam konteks ke-Indonesia-an kita,” ujar Lukman si Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/11).
Namun begitu, menurutnya, dinamika politik yang terjadi tidak seharusnya berlarut larut pembahasannya. Bahkan, Lukman menilai, dinamika politik dengan isu kemajemukan di Indonesia seharusnya saling menguntungkan berbagai pihak.
“Kita sebagai bangsa yang relijius termasuk bernegara dan meskipun jumlah mayoritas besar Indonesia Islam, tapi Indonesia bukan negara Islam, begitu sebaiknya kita juga bukan negara sekuler,” ujarnya.
“Jadi relasi agama dan negara ini seharusnya ini menjadi symbiosis mutualism. Memiliki makna yang mendalam bagaimana penyelenggara negara ini memiliki jiwa ruh agama,” ucap Lukman menambahkan.
Seperti diketahui, MUI menggelar Rakernas ke-2. Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa petinggi negara seperti Menteri Agama, Lukmam Hakim Saifuddin, Ketua MPR, Zulkifli Hasan, dewan pertimbangan MUI, Din Syamsuddin.( Mdk /IM )
RI bukan Negara Islam tapi Sedang Menuju kesana kan ? sebagai contoh dulu di Maluku tidak ada Pertikaian diantara Islam dan Kristen begitu pula di Papua, juga di Aceh, dimana dulu sekali tidak pernah ada Pembakaran dan Perusakan Gereja