“Mungkin mereka memang separatis, tapi bukan begitu caranya,” keluh Socrates.
Sebanyak 10 tokoh agama dari Papua telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membahas kekerasan dan masalah lain di Papua, Jumat malam di Cikeas, Bogor. Meski menghargai pertemuan ini, tokoh agama Papua mengingatkan inti persoalan Papua, bukan hanya sebatas pada masalah kesejahteraan.
“Bukan kesejahteraan. Yang sering disampaikan persoalan Papua adalah masalah keadilan dan martabat para penduduk Papua, ras, dan sebagainya,” kata Ketua Gereja Baptis Papua, Socrates Sofyan Yoman dalam jumpa pers, Sabtu 17 Desember 2011.
Dia juga mempertanyakan mengapa Papua selalu dibedakan dan dihadapi dengan kekerasan. “Kenapa tidak ada solusi yang lembut bagi kami? Beberapa kawan kami meninggal dibunuh tentara. Mungkin mereka memang separatis, tapi bukan begitu caranya,” keluh Socrates.
Polemik inilah yang menjadi salah satu inti pembahasan para tokoh Papua ini dengan Presiden SBY, semalam. Socrates meminta perbedaan pola pandang antara Jakarta dan Papua harus diselesaikan. “Kenapa kami dibedakan dengan Jakarta?”
Ketua Sinode GKI Pendeta Yemima Krey menambahkan beberapa pesan yang mereka sampaikan ke Presiden SBY adalah kekerasan, pelanggaran HAM, dan stigma separatis. “Presiden membalas pesan kami dengan mengatakan akan mengajak mencari solusi penyelesaian secara menyuruh. Katanya membangun Papua secara menyeluruh. residen meminta gerakan OPM dihentikan dan operasi militer juga dihentikan, agar terbuka ruang dialog,” jelas Yemima.