Belanda telah mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) menyusul krisis di antara kedua negara. Kemlu Belanda mengeluarkan imbauan terbaru, pada Senin (13/3), memberi peringatan kepada warganya untuk berhati-hati saat mengunjungi Turki.
“Sejak 11 Maret 2017, terjadi ketegangan diplomatik antara Turki dan Belanda. Tetap waspada di seluruh Turki dan hindari pertemuan dan tempat-tempat yang dipenuhi kerumunan,” sebut peringatan itu.
Kemlu Belanda ingin memperingatkan adanya risiko keamanan saat berpergian ke Turki. Warga Belanda juga harus melaporkan dirinya jika mau mengunjungi Turki.
Sektor pariwisata Turki saat ini sudah menderita karena adanya aksi percobaan kudeta militer tahun lalu dan sejumlah serangan terorisme. Kunjungan warga Belanda ke Turki turun 30 persen tahun lalu.
PM Belanda Mark Rutte mengecam Turki atas ancaman sanksinya, sehingga menambah ketegangan kedua negara. “Kami tidak akan berunding di bawah ancaman oleh Pemerintah Turki,” kata Rutte.
Kabinet Turki dijadwalkan akan membahas tentang sanksi potensial kepada negara Eropa, setelah Kemlu Turki menyebut langkah Belanda menciptakan konsekuensi serius dalam hubungan diplomatik, politik, ekonomi, dan aspek lainnya.
Sebagai aksi balasan atas pelarangan menteri Turki untuk berkampanye di Belanda, Turki melarang duta besar Belanda untuk memasuki negara itu. Turki juga menghentikan penerbangan diplomatik dan pertemuan-pertemuan tingkat tinggi kedua negara.
Duta Besar Belanda Cornelis Van Rij saat ini sudah dalam perjalanan kembali ke negaranya. Wakil Perdana Menteri (PM) Turki mengatakan tindakan Belanda yang mencegah menteri luar negeri Turki untuk mendarat di Rotterdam dan perlakuan kepada menteri keluarga Turki, adalah tanda runtuhnya Eropa.( SP / IM )
nah loh Turki kena Boykot Travel Warning, Turki akan semakin miskin akibatnya
Kenapa kampanye di Belanda mesti dilarang ? Tuh Prancis aja ngga ada masalah. Gara-gara hal kecil kedua belah pihak bisa salah paham.