Demonstrasi massa menolak pendirian Gereja St Bernadette di Sudimara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada September 2013 lalu menyisakan masalah. Kini bertebaran spanduk bernada pelecehan suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA) di kawasan itu.
Di mana-mana, dipasang spanduk kain putih dengan tulisan merah berbunyi: “Forum Komunikasi Islam Bersatu menolak keras Gereja, harga mati”. Spanduk lain berbunyi: “Pemberitahuan! Bagi jemaat katolik Bernadette dilarang melakukan kegiatan peribadatan di wilayah Sudimara Pinang”.
Saat ini bangunan gereja memang belum berdiri. Untuk itu, aktivitas ibadah (kebaktian) jemaat dilakukan setiap hari Minggu di sebuah ruang serbaguna milik Tarakanita. Sayangnya, saat Tempo melongok lokasi itu, pintu pagar digembok. Tak ada aktivitas pada siang itu.
Seorang warga yang mengaku bernama Syamsudin mengatakan warga di sana memang tetap menolak rencana pendirian gereja di wilayah itu. Selain dianggap mengganggu ketenteraman, berdirinya gereja itu juga dikhawatirkan membawa semangat kristenisasi. “Sampai kapan pun kami menolak, itu harga mati,” katanya bernada tinggi.
Menurut Syamsuddin, warga menilai pendirian rumah ibadah tersebut melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) Dua Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah, khususnya pasal 13 dan pasal 14. Aturan itu memang menegaskan perlunya dukungan minimal 60 warga yang disahkan oleh lurah setempat.
Pengelola gereja tak bisa ditemui di lokasi. Namun informasi yang dihimpun Tempo menyebutkan bahwa para jemaat Gereja Paroki Santa Bernadette kini melakukan ibadah di Sekolah Sang Timur, Ciledug. Namun, pada perayaan Natal dan Paskah, mereka menyewa tempat seperti di gedung Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, atau di Kompleks Tentara, Tangerang Selatan.
kaum muslim yang mendiami wilayah indonesia timur merupakn kaum minoritas di wilayah itu tp kehidupannya dihargai dan diperhatikan pihak pemerintah…..kenapa kaum nasrani di wilayah barat indonesia yang dikelilingi kaum mayoritas muslim ko tidak diperhatikan ya????? agama haya sebuah organisasi tua yang telah mendarah turun temurun guys……tapi perikemanusiaan lah yang diutmakan…….pihak yang berwewenangpun ngurus masalah gak boleh pake konsep SARA dong tp konsep Perikemanusiaan……!!!!!!!
ngga benar itu orang islam minoritas di indonesia timur. Faktanya sekarang mereka mayoritas.
sejak kapan Indonesia Timur Mayoritas Islam ????? artikel diatas Bukti lagi Intoleransi Indonesia, Melarang Bangun Gedung kini Melarang Kebaktian, Pemerintah dan Negara Preman Asli
kenyataanya banyak sekarang ditemukan orang indonesia timur convert dari kristen ke islam.
itu hanya menurut kamu saja